Ini bukan sekedar deretan kata sedih dari penulis abal-abal yang sekaligus seperti penyebar virus galau.
Namun mengertilah, bahwa selalu ada pesan yang ingin aku sampaikan bahkan
dari satu huruf saja.
Aku tidak suka menunggu. Namun bagaimana lagi? Aku bukan penyusun awal yang
baik untuk bakal cerita kita nanti.
Aku lebih tidak suka ditunggu. Namun bagaimana lagi? Aku juga bukan
pengakhir cerita yang bijak.
Lalu bagaimana rasanya menanti dan menikmati punggung tanpa mendapat
sandaran? Masih bisa bilang bahagia?
Aku cukup paham dengan keberadaan mata yang ada di muka, bukan di punggung.
Namun memang segalanya harus memerlukan latihan, termasuk menatap mata
seseorang.
Aku berharap bahwa ini hanyalah kekaguman terhadap seseorang secara
berlebihan dan nyaris tak berbatas. Bukan perasaan jatuh cinta yang tidak
pernah jelas.
Tidak bisa melakukan apapun untuk seseorang yang berhasil menyergapku dengan
pesonanya, memang terdengar menyedihkan. Bahkan sebuah sapaan datar pun belum
pernah dilakukan. Apalagi pengakuan sewajarnya mengenai hal-hal sepele semacam
"Warna bajumu hari ini membantumu untuk terlihat lebih segar".
Kenyataannya, aku masih menyusun rangkaian kalimat itu dalam hati. Kali ini kau
harus percaya bahwa kalimatku tulus. Tidak ada yang dibuat-buat.
Diam di tempatku sambil memutar-mutar penaku untuk membentuk namamu. Hanya
sebatas itu yang mampu aku lakukan untuk menyapamu. Sementara ini, biar udara
yang aku beri amanah untuk menyampaikannya kepadamu.
Memiliki pesona sepertimu agar kekagumanmu atas diriku setara dengan
kekagumanku terhadapmu, nyaris terdengar mustahil, namun masih bisa dilakukan.
Selama aku masih bersua dengan kertas-kertasku, biarkan aku berusaha membuatnya
nyata.
Bersabar, atau nikmati saja. Rasa-rasa itu juga pasti mengerti kapan dia
akan pergi. Waktu akan membantu dengan pasti, walau tidak sekarang.
Bersabar, atau menanti saja. Semesta akan berlaku adil pada setiap jiwa yang
tulus dan mengerti. Waktu akan menghadirkan sosok yang dinanti, walau tidak
sekarang.
Dan untuk waktu-waktu yang telah aku luangkan
untuk memikirkanmu selama ini, akan aku tagih suatu hari... :)
Kamis, 27 Juni 2013
Rabu, 12 Juni 2013
Selamat Ulang Tahun, Dua Lelaki Hebatku
Surabaya, 09 Juni 2013
Selamat ulang tahun, untuk dua lelaki terhebatku.
Semoga panjang umur, sehat, selalu membanggakan, dan menjadi dua orang lelaki yang selalu menjadi kesayanganku.
Tepat dihari itu, mereka berganti usia. Ayahku berulang tahun yang ke 52 tahun, sedangkan Masku berusia 21 tahun.
Satu yang harus dunia tahu, bahwa aku sangat menyayangi mereka. Mereka ibarat sendi ditubuhku, yang mengokohkan aku, menggerakkanku, juga selalu memberiku ruang untuk bergerak bebas tanpa lupa selalu menjagaku. Mereka lebih dari segalanya, dua sosok yang membuatku mengerti bahwa hidup harus berjuang. Mereka adalah alasan mengapa aku di sini, berusaha memampukan diri untuk menunjukkan kepada dunia bahwa aku ada. Iya, mereka. Memiliki ruang tersendiri di salah satu bagian nyawaku.
Selamat ulang tahun, hadiah spesial dari Tuhan... :* :)
Selamat ulang tahun, untuk dua lelaki terhebatku.
Semoga panjang umur, sehat, selalu membanggakan, dan menjadi dua orang lelaki yang selalu menjadi kesayanganku.
Tepat dihari itu, mereka berganti usia. Ayahku berulang tahun yang ke 52 tahun, sedangkan Masku berusia 21 tahun.
Satu yang harus dunia tahu, bahwa aku sangat menyayangi mereka. Mereka ibarat sendi ditubuhku, yang mengokohkan aku, menggerakkanku, juga selalu memberiku ruang untuk bergerak bebas tanpa lupa selalu menjagaku. Mereka lebih dari segalanya, dua sosok yang membuatku mengerti bahwa hidup harus berjuang. Mereka adalah alasan mengapa aku di sini, berusaha memampukan diri untuk menunjukkan kepada dunia bahwa aku ada. Iya, mereka. Memiliki ruang tersendiri di salah satu bagian nyawaku.
Selamat ulang tahun, hadiah spesial dari Tuhan... :* :)
Jumat, 07 Juni 2013
Imajinasi
Alam selalu memiliki cara
Bagaimana memeluk hati yang sendiri
Membuat katup mata terbuka
Terbelalak sakit, namun membuatku mengerti
Keberadaanmu hanyalah kiasan
Penciptaan dari imajinasku sendiri
Kita tak pernah benar bersama
Inilah ilusi teruntuk hati yang tak terisi
Kesalahanku adalah menganggapmu ada
Menghalalkan segala bentuk mimpi
Sekarang aku tak menghindar
Hanya tak ingin ceroboh lagi
Bagaimana memeluk hati yang sendiri
Membuat katup mata terbuka
Terbelalak sakit, namun membuatku mengerti
Keberadaanmu hanyalah kiasan
Penciptaan dari imajinasku sendiri
Kita tak pernah benar bersama
Inilah ilusi teruntuk hati yang tak terisi
Kesalahanku adalah menganggapmu ada
Menghalalkan segala bentuk mimpi
Sekarang aku tak menghindar
Hanya tak ingin ceroboh lagi
Kamis, 06 Juni 2013
Tertunda
Kita menunda pertemuan itu lagi
Adakah titik sesal di salah satu sudutmu?
Atau hanya aku yang menanti pertemuan ini?
Bukan hanya kecewa
Namun aku juga harus menahan rinduku lebih lama lagi
Cerita antara aku dan kamu
Memang telah lewat sejak lama
Kalaupun hatiku sudah terisi cerita lain
Namun tidakkah waktu menyisihkan pertemuan ini
Setidaknya memastikan bahwa kita tetap baik-baik saja
Tidakkah kau rindukan rona merah di kedua pipiku?
Aku merindukan tangan gugupmu yang tersembunyi di dalam saku
Tidakkah kau rindukan hiruk-pikuk di tengah keramaian kota ini?
Aku merindukan saat aku kalah beradu makan dan harus mentraktirmu
"Waktu Tuhan lebih indah...," katamu.
Adakah titik sesal di salah satu sudutmu?
Atau hanya aku yang menanti pertemuan ini?
Bukan hanya kecewa
Namun aku juga harus menahan rinduku lebih lama lagi
Cerita antara aku dan kamu
Memang telah lewat sejak lama
Kalaupun hatiku sudah terisi cerita lain
Namun tidakkah waktu menyisihkan pertemuan ini
Setidaknya memastikan bahwa kita tetap baik-baik saja
Tidakkah kau rindukan rona merah di kedua pipiku?
Aku merindukan tangan gugupmu yang tersembunyi di dalam saku
Tidakkah kau rindukan hiruk-pikuk di tengah keramaian kota ini?
Aku merindukan saat aku kalah beradu makan dan harus mentraktirmu
"Waktu Tuhan lebih indah...," katamu.
Langganan:
Postingan (Atom)