Malam, tengah malam, atau pagi
Aku tak peduli bagaimana cara waktu berjalan
Gelap, terang, panas, atau dingin
Yang aku rasakan hanyalah suhu yang selalu cukup
Aku dilumat habis oleh setiap suara yang keluar dari bibirmu
Rindu yang biasa aku tangkis
Hanya aku pasrahkan kedatangannya
Kau mungkin belum tahu bagaimana rasanya gugup namun dituntut untuk tenang
Tak ada kata romantis
Namun tawa kita sempat beradu di jalan dengan disaksikan bintang-bintang
Bagiku lebih dari cukup
Walau mungkin tetap aku yang paling bersemangat
Tak ada tangan yang bergandengan
Tapi aku tetap bahagia walau tak kutunjukkan
Aku memilih duduk berhadapan agar aku leluasa mengamatimu makan
Tubuhku melompat ke udara saat kau sudah tak terlihat dari pagar rumahku
Aku tersenyum, tertawa, sampai berteriak
Mengingat lirikan matamu yang khas
Ini kenyataan
Walau mungkin masih bersifat sepihak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar