Jika sudah pasti kau mengatakan "Aku juga mencintaimu", maka dalam detik ini pun akan aku katakan "Aku mencintaimu".
"Sebab sebesar apapun cintaku, mencintaimu sendirian tidak akan pernah cukup."
Meskipun aku masih berjuang mempertahankan prinsipku, namun tetap bagaimanapun juga, ketakutan mendengar sebuah jawaban masih berada dalam alasan yang paling utama.
Aku mencintaimu. Aku ingin memilikimu. Aku egois? Padahal menurutku, sewajarnya cinta harus begitu.
Perasaan yang sering aku pertahankan keberadaannya - tak dapat aku jamin bahwa kadarnya tidak akan pernah berkurang. Aku tak berjanji akan mencintaimu selamanya sebab memang keterikatan hanya ada dalam semu yang aku ciptakan sendiri. Berulang kusentuh, kau tak akan pernah terasa meski selalu merasa.
Belakangan ini, aku memang sedang menikmati sebuah penawaran yang diberi oleh orang lain. Namun tidak berarti aku sudah membuat keputusan. Sebab sampai saat ini pun, aku belum mengiyakan sebuah perhatian. Walau terkadang, terbesit di kepalaku, "Haruskah aku menerima orang yang sudah lama memperjuangkanku - tanpa harus menunggu seseorang yang aku cintai menyampaikan perasaannya terhadapku?".
Sayang, aku tak tahu sebesar apa cintaku. Namun sebenarnya aku masih ingin bertahan. Aku tak mengerti kapan kau menyuruhku pindah atah tinggal. Kau selalu diam, dan aku mengartikan itu semua tanda atas semua ketidak nyamananmu.
Bertahan atau memilih yang lain. Selamanya aku adalah pecundang yang berperang dalam kemiskinan nyali. Mengerti akan mati, namun tidak akan pernah puas bila belum dibantai habis.
Melangkah tidak mengartikan sebuah kekalahan. Hanya ingin aku menghargai sebuah hati yang rela berdarah meramutku. Dan untuk seorang yang berjenis kelamin perempuan, aku rasa membiasakan diri untuk mencintai sedikit lebih baik ketimbang harus menangisi perhatian yang tak kunjung didapat. Walau pada awalnya harus banyak mengalah dan membohongi diri. Bagaimana lagi?
"Sebab sebesar apapun cintaku, mencintaimu sendirian tidak akan pernah cukup."
"Selamanya aku adalah pecundang yang berperang dalam kemiskinan nyali." Selain quote itu, seluruh isi postingan ini menyayat hati, Rav. :')
BalasHapusAku setuju sama kamu: cinta itu harus memiliki. Kalau nggak memiliki, bukan cinta namanya.
Nindy ki mesti lebay :'
Hapus