Jumat, 24 April 2015

Kepada Seseorang yang Doanya Selalu Aku Amini

Di hari itu, aku membiarkan diriku menjadi sebutir obat dan segelas air putih yang larut di dalam tubuhmu. Mencari kerusakan di dalam sana kemudian berteriak, "Aku benci melihatnya lemah!"

Kita berada pada ranjang yang sama. Tidak melakukan apapun selain berusaha menguatkan. Tidak apa. Kamu diam saja. Cukup aku yang memelukmu. Membiarkan semut-semut berjalan pada kedua tanganku, jangan di tanganmu.

Tidak seperti aku, sakit dan air matamu tidak dapat dihentikan dengan es krim atau iming-iming bertamasya keliling kota. Kamu begitu indah, bahkan dalam kondisi terpayahmu. Berkatalah apapun, akan aku amini semuanya. Termasuk harapan apabila aku lebih bahagia bersama orang lain.

Sampai di sini saja. Katamu, "Jangan ditulis semua!"




-Ruangan Tanpa Cuaca-