Jumat, 22 Mei 2015

Hula-hula

Puisi ini tidak disponsori oleh perusahaan es krim
Kamu harus tahu bahwa ini lebih mahal dari total seluruh perusahaan es krim di dunia
Bahkan kepadamu, aku tidak membaginya cuma-cuma
Kamu harus membayar kenangan-kenangan yang bisa membuat setiap pagimu berisi pikiran-pikiran

Aku hafal aroma parfummu meski tidak pernah kamu dekap
Aku memiliki intuisi yang begitu hebat meski tanpa kamu bagi radar
Kesempatan yang beberapa kali aku sangkal
Atau keraguan yang berkembang biak dengan cepat

"Hula-hula adalah hura-hura yang manja
Hura-hura adalah kebahagiaan yang pura-pura"


Bagiku, kamu lebih dari panggilan sayang
Aku hanya tidak menyangka bahwa kamu memilih perempuan yang di akun pribadinya berisi banyak foto laki-laki pujaannya
Pun aku tak menyangka bahwa yang kamu pilih, masih mencari laki-laki lain dengan cara mengajak berkenalan di kereta saat liburan ke Jogja, saat sudah memilikimu
Kalau yang kamu pilih seperti itu, aku bangga sebab aku bukan perempuan itu
Selain memujimu lewat puisi, aku tak seberani perempuanmu dalam menjual harga diri

"Sayang...,
aku bukan perempuan yang akan mengancammu untuk terjun dari lantai 3."

"Terkadang, aku tidak membeli sepatu karena suka, atau butuh.
Melainkan karena mumpung ada dan murah. Iya, meski cepat rusak."

Aku menulis ini agar kamu tidak menyesal
Dengan begini, saat kamu mencariku, kamu dapat membaca tentang dirimu
Hey...., sudah lama ini bukan tentangmu
Terima kasih sebab masih rutin berkunjung



Maaf,
terkadang jujur memang menyakitkan.
Semoga kamu tidak sesakit saat aku menulis ini.

-Ravita-