Rabu, 27 Juli 2011

Aku Punya Mimpi


Bukan inginku jika mereka tak percaya pada kemampuanku. Padahal aku selalu berusaha menunjukkan, tapi mereka tak pernah memberi kesempatan. Saat ada lomba menulis di sekolah dan membutuhkan perwakilan kelas, mereka tak pernah mengizinkan aku untuk ikut. Padahal aku sangat suka menulis. Jika ada lomba menulis di luar sekolah, mereka juga tak ada yang memberitahuku. Aku merasa minder karena tak ada dukungan apapun saat itu.
Berawal dari Ratna teman sekelasku yang sedikit bernasib sama denganku. Kita lebih sering jalan bersama dan berbagi cerita. Tepat di kantin saat istirahat sekolah. Tiba-tiba dia berkata padaku bahwa dia telah menciptakan sebuah lagu. Siapa yang tidak terkejut mendengar Ratna menciptakan lagu. Dia termasuk cewek polos. Setelah kudengarkan, lagunya tidak terlalu bagus. Tapi di sini aku melihat dia begitu percaya diri. Di dunia ini banyak orang bisa menulis syair, merangkai nada, dan bernyanyi. Tapi tidak semua berani menunjukkan karya dan bakatnya seperti yang dilakukan Ratna.
Dari dia aku mulai ada semangat. Jika Ratna bisa percaya diri, kenapa aku harus minder? Aku ingin menulis, menulis, dan menulis. Tak peduli meskipun mereka tak pernah percaya. Ini hidupku. Hanya aku yang berhak atas hidupku. Mungkin Tuhan ingin aku menjadi anak yang mandiri. Jadi, aku harus mengerjakan semua sendiri. Mencari lomba melalui internet hingga mencari media cetak yang membutuhkan cerpen. Suatu hari cerpenku dimuat disalah satu surat kabar. Lomba yang aku ikuti juga berhasil dan dibukukan. Dari situ teman-teman mulai percaya padaku.
Jika dulu hanya aku yang membaca karyaku. Kini ada mereka yang berebut membaca. Jika tak ada yang ingin mendengar suaraku. Dengan menulis, setiap orang pasti dapat mendengar isi hatiku. Melalui tulisanku, aku ingin menginspirasi dunia. Orang lain tak mungkin percaya pada kemampuan kita. Jika kita sendiri, tidak percaya diri.

(Buku Antologi-Miracle of Writing)
Surabaya, 26 Juni 2011
03:25 a.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Minggu, 24 Juli 2011

Matahari

Pernah ku lihat berita tentang kiamat
Pernah ku tonton film tentang bencana
Seakan semua berbicara tentang matahari
Berkata bahwa matahari semakin mendekat ke bumi
ataupun tentang adanya badai matahari

Pernah ku membayangkan...
Jika matahari terlambat datang
Jika matahari tak lagi bercahaya
Jika matahari ada di dekat kita

Semua ketakutan menghampiriku
Namun ku sadar, aku punya Tuhan
Sepanas apapun matahari
Ku percaya, hanya Tuhan yang mampu memberi kesejukan

Aku hanya tak ingin...
Matahari yang telah menjadi sumber kehidupan
Berubah menjadi sumber kematian


Surabaya, 24 Juli 2011
09:30 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Dendam

Saat ku biarkan kau tertawa
bukan berarti ku tak ingin melihatmu menangis
Saat ku biarkan kau beruntung
bukan berarti ku tak sanggup melihatmu celaka
Aku diam, bukan berarti pasrah
namun berfikir, bagaimana cara membuatmu menderita

Saat aku menangis
Saat itu juga aku menyesal
Inginku tak menjadi orang jahat
Namun, adakah seorang yang mampu mengajariku tentang keikhlasan abadi???

Saat malaikat membisikkan kalimat cinta
Akan semakin kencang pula setan membisikkan kalimat kebencian


Surabaya, 24 Juli 2011
09:15 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smile to All

Kamis, 21 Juli 2011

untukmu, Afgan Syahreza...

WAJAHMU MENGALIHKAN DUNIAKU...
ENTAH sejak kapan PANAH ASMARA itu datang...
Tapi yang jelas, I LOVE YOU TANPA BATAS WAKTU...
HANYA ADA SATU yang ingin ku katakan...
Yaitu,, cintaku BUKAN CINTA BIASA...
DIA, DIA, DIA...
Cinta yg q tunggu...
BIRU nya lautan melambangkan SEMURNI KASIH ku padamu...
Aku suka kamu tapi RUMAHMU JAUH...
BAWALAH CINTA ku jika kita sedang tidak bersama...
BETAPA AKU CINTA PADAMU, afgan...
TERIMA KASIH CINTA...
Karena tiap malam kau selalu hadir SEPERTI BINTANG...
Aku tak akan HILANG RASA...
Dan hati ini MASIH UNTUKMU...
Meskipun dirimu berada pada CINTA DUA HATI (antara oliv dan aku)...
SADIS, memang...
Tapi aku TAK PEDULI...
Karna YANG KU TAU CINTA ITU INDAH...

















Surabaya, 17 Maret 2011
08:00 a.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Ada Apa Dengan SITI?

Ini sebenarnya...
Menurut kamus, arti kata SITI adalah...
Sebutan wanita yang mulia...
Nah, kita sekarang sudah mengerti arti kata SITI...




Di dunia ini, banyak wanita yang bernama Siti...
Aku telah mengadakan penelitian ke tempat sekitar...
Misal, pada saat wisuda siswa kelas XII...
Banyak guru yang memanggil nama Siti secara berulang-ulang...
Ada juga yang dalam satu kelas, ada sekitar 8 siswi bernama Siti...
Dan itu membuat teman-teman tertawa hingga gulung-gulung...
Dikelas ku sendiri, ada 3 siswi cantik yang bernama Siti...
Tapi...
Dari mereka tak ada yang dipanggil Siti...
Contoh:
Siti Aisyahia minta di panggil Aisyah...
Siti Alfina minta dipanggil Alfi...
Siti Wulansari minta dipanggil Wulan...

Untung diantara mereka tidak ada yang bernama Siti Amonyetia...
Mungkin mereka minta dipanggil Monyet...
Ada apa dengan Siti?
Mengapa?
Mengapa?
Diantara kalian tidak ada yang dipanggil Siti?
Bahkan, tetanggaku ada nenek bernama Siti, tapi panggilannya Mak Iti...
Padahal arti Siti sungguh mulia...
It's ok! Mungkin mereka punya alasan sendiri...
Hidup adalah pilihan...


(mohon maaf jika ada kesamaan nama ataupun tempat. Ini hanyalah untuk hiburan dan keisengan semata)
Surabaya, 11 Juni 2011
08:08 a.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

★Ravitanisme Awards★

(mohon maaf jika ada kesamaan nama, tempat, atau karakter. Ini hanya untuk hiburan semata)
Kumpulan penghargaan untuk insan musik versi iseng-iseng...
1. Penghargaan "jago lypsnc" diberikan kepada... SM*SH
2. Penghargaan suara tertipis diberikan kepada... WIDI VIERRA
3. Penghargaan expresi paling menyedihkan diberikan kepada... RIAN D'MASIV
4. Penghargaan untuk penyayi mudah melejit tapi mudah menghilang diberikan kepada... BRITU NORMAN KAMARU
5. Penghargaan penyayi dengan microfon termahal diberikan kepada... AFGAN
6. Penghargaan untuk make-up paling tebal diberikan kepada... KUBURAN BAND
7. Penghargaan gaya rambut tersexy diberikan kepada... SYAHRINI
8. Penghargaan gaya rambut mudah diingat diberikan kepada... GIRING NIDJI
9. Penghargaan poni rambut tereksis diberikan kepada... MOMO GEISHA
10. Penghargaan fans paling setia diberikan kepada... AFGANISME
11. Penghargaan penyayi dengan iklan terbanyak diberikan kepada... AFGAN
12. Penghargaan penyayi yang suka mendesah diberikan kepada... SYAHRINI
13. Penghargaan pasangan duet paling fenomenal diberikan kepada... AFGAN dan RAVITA


(keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat)

Surabaya,  07 Juli 2011
11:30 a.m
Buku Harian Ravita - Share Smile to All

Selasa, 19 Juli 2011

Tragedi Jempol Berdarah... (Edisi Ke-3)

Sakitku belum sembuh, tapi datang pertanyaan yang justru melemahkanku...
"Rav, kamu gag malu ta?"
Kalo ditanya malu, aku pasti malu...
Siapa yang gag malu ke sekolah pake sandal?
Siapa yang gag malu dilihatin seakan akan kaki ku cacat?
Siapa yang gag malu ke rumah sakit dengan penyakit yang sama?
Gag akan ada orang yang ingin sepertiku...
Aku sendiri juga enggan punya jempol seperti ini...
Tapi Tuhan yang menghendaki aku seperti ini...
Tuhan yang mengizinkan kaki ku terinjak...
Aku mau gimana lagi?
Apakah aku harus menangis?
Tapi air mata tak akan menyembuhkan luka ku...
Apakah aku harus minta tanggung jawab ke dia?
Nggak mungkin, justru aku yang harus bertanggung jawab atas kesalahan dia...
Apa aku harus marah?
Marah ke siapa? Ke kamu?
Aku tau kamu nggak bisa apa2...
Apakah aku harus menyuruhmu untuk minta maaf ke aku?
Tapi kata maaf mu gag berfungsi apa2...
Tapi setidaknya, tanya ke aku...
Tentang kabarku, keadaanku, setidaknya merasa bersalah...
Masak kalah sama yang lain...
Yang tidak bersalah, tapi pengertian...
Bukankah kamu terkenal sebagai orang yang bijak?
"Tapi dia kan gag sengaja, Rav..."
Iya, gag sengaja...
Emang aku yang salah...
Seharusnya waktu itu aku gag maen sepak bola...
Ya, terus salahkan aku...
Berapa lama kalian mengenal ku?
Apakah susah untuk hanya sekedar mengerti aku?
Hanya mengerti, cukup!



Aku tak dapat melakukan apapun selain berobat, berdoa...
Bukankah Tuhan yang menyuruh kita untuk segera berobat saat sakit?
Aku harus mengalahkan segala ketakutan ku...
Ini adalah ujian kesabaran terbesar dihidupku...
Yang aku tau, Tuhan bersama orang yang sabar...
Tuhan tidak akan bersama orang yang lari dari tanggung jawab...


Surabaya, 26 Mei 2011
04:21 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Minggu, 17 Juli 2011

Tragedi Jempol Berdarah... (Edisi Ke-2)

Lagi2 aku kehilangan kuku...
Ya, ternyata 3 kali kuku ku di cabut...
1. Mei 2010
2. 1 Desember 2010
3. 24 Mei 2011
Sudah cukup, aku lelah...
Tuhan...
Telah berapa banyak obat yang aku minum?
Berapa kali aku mengunjungi rumah sakit?
Betapa lelahnya ibu ku yang selalu setia menemaniku?
Aku lelah...
Padahal aku selalu menuruti perkataan dokter...
Mulai dari hati2 motong kuku...
Jangan pake sepatu sempit...
Sejak operasi pertama, aku selalu beli sepatu yang lebih luas...
Biasanya ukuran 38, tapi aku beli 39 atau 40...
Aku telah berkorban...
Tapi apa hasilnya?
Aku masih saja di operasi...
Setiap obat yang di kasih, selalu aku habiskan...
Padahal aku paling susah minum obat, tapi aku tetep berjuang...
Ini sakit yang terlihat sepele...
Luka yang SANGAT kecil, berada di bagian tubuh paling bawah dan ujung...
Tapi sakitnya?
Ampunnn...
Tak dapat di jelaskan dengan kata2...
Tuhan...
Aktivitas ku sangat terganggu sejak sakit...
Aku susah melakukan apapun...
Jangankan berlari, untuk jalan pun sakit...
Kalo mandi harus kaki kiri di angkat satu...
Benar2 menderita...
Apa lagi kalo sholat...
Di buat duduk sakit...
Belum lagi kalo jempolnya nyangkut mukenah...
Tuhan...
Aku tak mengerti apa rencana-Mu untuk ku...
Tapi aku akan tetap bersabar...
Dan aku yakin ini yang terbaik...
Meskipun bagiku ini adalah bencana...
Tapi aku akan tetap bersabar dan berdoa agar ini yang terakhir...
Aku juga berharap akan ada...
"HIKMAH DI BALIK BENCANA"


Surabaya,  24 Mei 2011
03:25 p:m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Tragedi Jempol Berdarah...

Sudah setahun lebih aku mengidap penyakit aneh yang mengerikan...
Mungkin sekitar bulan februari 2010...
Orang jawa menyebutnya dengan nama "cantengen" dan bahasa kedokterannya "ingrowing nail"...
Penyakit ini menyerang jari...
Dan jempol kaki kiri ku terserang penyakit tersebut...
Berawal dari ada kotoran warna hitam dijempolku, terus aku ambil...
Busyet,, rasanya nyeri banget...
Terus aku biarin dan jempol ku tambah bengkak dan mengeluarkan cairan aneh...
Aku pergi ke puskesmas, dapet obat, aku minum, habis...
Tiap hari juga aku cuci pake air hangat...
Tapi belum juga sembuh...
Dapet obat lagi, aku minum, habis...
Dan tak ada perubahan...
Mei 2010...
Aku ke dokter deket rumahku yang aku panggil dengan sebutan "paman"...
Dia langsung bilang gini "wadohh, ini jempolnya uda busuk!"
Eh, anaknya paman ketawa...
"haha... Kayak buah, busuk"
Ya, aku pasrah dengan hinaan kalian...
Paman bilang lagi "dicabut aja ya, kukunya. Berani kan"
Berani gag berani, aku harus berani...
Aku gag ada pilihan lain...
Ternyata sakit banget waktu kukunya dicabut...
Tapi ya sudahlah...
Yang penting aku sembuh...
November 2010, waktu aku magang di SBO tv sebagai editor (sekalian promosi)...
Jempol ku yang belum seberapa sembuh, kumat lagi...
Lagi2 aku ke Puskesmas...
Kata dokternya, kalo motong kuku harus hati2...
Aku jawab "apanya yang dipotong? Kukunya ajah tumbuh..."
Dia jawab "jangan pake sepatu"
Aku jawab "saya anak sekolah, dok. Dan saat ini magang di SBO tv sebagai editor" (promo lagi)
Dia jawab "jarimu ini sensitif, jadi gag bole lembab"
Aku dapet obat, aku minum, habis...
Tapi gag sembuh...
Aku emosi...
Dan aku minta dibawa ke RSI...
Ibuku setuju...
1 Desember 2010...
Aku dioperasi...
Sambil berdoa, ini operasi yang terakhir...
Sebenarnya aku bingung...
Kenapa harus aku yang sakit?
Kenapa harus sampai di operasi 2 kali?
Dan sebenarnya kenapa aku bisa sakit?
Aku bagai dihukum tanpa mengetahui kesalahanku...



13 Mei 2011...
Waktu olah raga sepak bola...
Jempolku yang kukunya belum tumbuh, ke injak Mbah Zakiya...
Dan saat itu juga, kuku ku penyet, mencet dagingnya, dan langsung bengkak...
Aku mau ke RSI, tapi ke puskesmas dulu, mau konsultasi...
Dan lagi2 dapet obat yang buanyak dan pahit...
Apalagi aku gag bisa nelan obat...
Jadi harus di hancurin disendok, dikasih air, diminum...
Dokternya sampek hafal sama aku...
Dan tiap dokter yang nanganin aku mesti bilang gini, "aduh, cantik2 kok cantengen"
Sekedar informasi:
Mas ku dan adik ku juga sakit yang sama kayak aku...
Tapi gag berani dioperasi...
Sebenernya aku juga gag berani, tapi aku pengen sembuh...
Bagaimana nasib jempol ku selanjutnya???
Ikuti terus ceritanya... :)


Surabaya, 19 Mei 2011
03:06 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Sabtu, 16 Juli 2011

Saya Sudah Tidak Terlalu Gaptek...

Hahhahaaa...
Atas meluncurnya Blog ku...

Pertama kali saya ucapkan terima kasih untuk Tuhan Yang Maha Esa. Berkat ridho-Nya, saya mampu membuat blog tanpa terlalu merepotkan orang lain…
Yang ke dua, untuk Mas Ari yang telah membelikan modem sehingga aku bisa belajar sendiri…
Yang ke tiga, untuk ayah, ibu, dan adek yang selalu setia membantu dan mendoakan ku…
Yang ke empat, untuk teman-teman semuanya. Meskipun tak banyak membantu, tapi kan kasihan kalau nggak di sebutin…
Hahhahaaa…


Aku berusaha untuk melakukan hal yang penting dan berguna…
Dan aku berharap agar blog ku ini dapat bermanfaat…
Semoga nasibku seperti Raditya Dika yang bisa terkenal melalui blog...

Terima kasih... :)


Surabaya, 16 Juli 2011
08:15 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All