Sabtu, 26 Mei 2012

Happy Birthday Afgan... :')

Happy birthday Afgan
Wish you all the best, and... stay handsome.
Hopefully that God unite us soon.
forgive me if I can't give you anything
If I can meet you, I will give you a gift whom not think by everyone.
I don't know, when God give me a chance to meet you. But I am sure that I can.
You said, "If you can dream it, then you can realize it."
Yes, I believe your words.
I will waiting until God answer my pray.
Thanks for everything you give for me. Your smile, spirit, and inspiration.
You make my life seems brigther than before.
For now, I just can give you it. Maybe it's not important for you.
But it's okay. Let me to admire you although you not look at me...








Jumat, 25 Mei 2012

Jika Berkeluarga Nanti, Ingatlah ini!

Mungkin terlalu jauh membicarakan ini. Tapi baca sajalah, aku yakin kalian pasti membutuhkannya.
Ini terinspirasi dari teman sekelasku. Awalnya gini...
Waktu itu ada pesta ulang tahun dadakan di rumah. Terlalu mewah bilang pesta. ya, anggap saja syukuran sederhana. Sangat sederhana. Sebenarnya gag kepikiran bikin ultah sweet seventeen. Tapi temenku maksa aku. Jadinya aku maksa ibuku deh...
Di syukuran itu, yang datang banyak banget, hampir sekelas. Padahal acaranya mendadak banget. Waktu itu lagi bulan puasa, jadi kita buka puasa di rumahku. Ibuku aja baru belanja ke pasar jam 9 pagi, setelah dapet sms dari aku.
Tapi aku seneng, temanku baik-baik.
Terus sekitar 2 minggu setelah syukuran, temenku ada yang sms, kurang lebih gini:
Dia : Rav, aku seneng datang di acara ulang tahunmu.
Aku : Terima kasih. Aku juga seneng kok, dateng di pesta ultahmu yang jauh lebih mewah itu.
Dia : Enggak Rav, aku lebih suka pestamu. Waktu aku di ultahmu, sebenernya aku pengen nangis. Soalnya aku iri lihat keluargamu yang rukun-rukun.
Aku : Gag boleh gitu! Di pestamu ada kue tart dari keluargamu, kamu juga pake baju bagus. Harusnya kamu bersyukur. Aku aja cuman pake baju biasa. Kue tart pun aku dapet dari temen-temen.
Dia : Enggak Rav, tapi acaramu lebih meriah...

Aku merinding baca sms itu. Antara seneng dan sedih. Seneng karena aku beruntung memiliki keluarga yang rukun. Sedih karena berpikir, "Kenapa dia tidak merasa sebahagia aku? Bukankah pesta ulang tahunnya jauh lebih serba ada dari pada aku?"
Aku semakin dewasa untuk berpikir. Terbukti bahwa kasih sayang orang tua jauh lebih dibutuhkan dari pada harta yang se-melimpah apapun.
Kasih sayang orang tua yang diberikan kepadaku, jauh lebih berharga dari pada kue tart, ataupun baju yang mewah itu. Ya, aku selalu bersyukur dengan apapun yang ada padaku. Terutama kasih sayang dari orang tua yang selalu tumbuh tanpa aku menagihnya.

Jadi, jika kita berkeluarga nanti, ingatlah ini!
1. Jika sudah berkeluarga nanti, berikan kasih sayang setulusnya untuk anakmu. Ingat, setulus mungkin. Tanpa kau ketahui, anakmu pasti mengerti mana yang tulus dan tidak.
2. Dengarkan apapun yang diinginkannya, tapi jangan semua kau turuti. Karena jika kau menuruti semua keinginannya, dia akan tumbuh sebagai anak yang "ngelamak."
3. Berikan apapun yang bisa kau berikan. Jangan membuatnya mengemis kepada orang lain.
4. Bagaimanapun juga, kasih sayang tulus orang tua tak akan mampu terbeli. Jadi, jangan terlalu sibuk bekerja. Meskipun nantinya anakmu bisa minum susu setiap hari, tapi ingatlah! Anakmu juga bisa haus kasih sayang.
5. Jadilah tempat curhat yang baik. Jangan sampai nanti anakmu curhat ke temannya, lalu rahasianya terbongkar. Kalau cuman terbongkar sih, it's ok lah! Kalau nanti anakmu ditusuk dari belakang sama temennya sendiri? Kan kasihan. (Kalau yang ini, aku lagi curhat beneran)
6. Dukungan dan motivasi. Selain kasih sayang, dukungan dan motivasi sangat diperlukan. Meskipun saat ini banyak berkeliaran mario teguh-mario teguh di luar sana. Tapi anakmu pasti membutuhkan dukungan dan motivasi dari orang tuanya sendiri.
7. Kalaupun nantinya Tuhan belum mengizinkanmu untuk karya harta, maka kau sendiri yang harus membuat hati anakmu menjadi lebih kaya.
8. Sayangilah anakmu. Mencium keningnya sebelum berangkat sekolah, baik juga dilakukan. Aku hanya khawatir jika nantinya anakmu minta dicum sama pacarnya sebelum waktunya. karena, sebagian besar anak yang pacaran sebelum waktunya, atau anak yang men-JABLAY kepada pacarnya, adalah anak yang haus kasih sayang orang tua. Jadi, secara tidak langsung, kau menjual anakmu sendiri.
9. Ajari dia untuk bersyukur. Tidak ada kehidupan yang sempurna. Tapi bersyukur membuat kita merasa.sempurna.

Jika berkeluarga nanti, aku harus mengingat kata-kataku. Mungkin saat ini kau menganggap ini tidak penting. Tapi nanti, kau pasti membutuhkannya.
Terima kasih, semoga menginspirasi.
This is it... Ravita Pinky Ways.

Ketika Aku Menulis

Temanku bilang, "Penulis adalah orang yang kesepian."
Menurutku dia benar, tapi tidak selalu benar.
Kapan aku menulis?
Saat aku lelah menangis
Saat tak ada yang mendengarku
Saat aku ingin berbagi
Saat aku ingin membuat orang lain tertawa
Dan tentu saja saat aku ikut lomba menulis
Aku menulis apapun yang ada di fikiranku, hatiku, dan apapun yang terjadi, semua aku tulis.
Ada teman yang mengatakan padaku, "Jangan jujur-jujur."
Yaa, bagaimana lagi? Tanpa sengaja, aku selalu menulis dengan jujur.
Ada juga temanku, ya sempat berdebat juga tentang kalimat ini, "Karya tulis yang baik adalah karya tulis yang susah dipahami pembacanya."
Aku gag setuju sama kalimat itu. Alasannya, sudah jelas. Tujuanku menulis agar pembaca memahami maksudku. Lalu jika mereka tidak mengerti maksudku, percuma dong...
Oke, mungkin banyak juga yang setuju dengan kalimat itu. Ya gag bisa dipaksakan juga. Semua orang memiliki alasan untuk setiap pilihannya.
Aku memilih menulis dengan kalimat-kelimat sederhana, tapi menyentuh. Aku tak memperdulikan penulis-penulis hebat yang tulisannya menggunakan majas-majas puitis yang membutuhkan waktu lama untuk memahami. Aku ingin menulis dengan caraku sendiri.
Jujur, sederhana, dan penuh cinta.
Aku tak ingin jika aku mengikuti cara menulis mereka, aku akan kehilangan jati diriku sendiri. Jika tulisanku seperti mereka, tulisanku tak akan bernyawa.
Jadi biarkan saja seperti ini. Jujur, sederhana, dan penuh cinta. Seperti diriku yang apa adanya. Karna dengan begitu, tulisanku akan bernyawa dengan sendirinya...
"Aku bisa membohongi seluruh dunia, tapi aku tidak bisa berbohong kepada tulisanku..."

Minggu, 20 Mei 2012

Ravita Photography

Please, please banget jangan diketawain. Aku juga sadar ini sangat norak. Tapi kalian harus membiasakan diri. Saya hanya belajar:
1. Belajar membuat ganbar biasa menjadi luar biasa
2. Belajar bahasa inggris
3. Belajar jadi broadcaster
Jika menurut kalian aku belum berhasil, dan lebih mirip belajar jadi orang gila, yasudahlah. Saya terima. Namanya juga belajar...


Genteng Sekolah

Itu di genteng sekolah yang mau dibangun lagi. Bukan, bukan mau bunuh diri. Itu lagi take video klip. Kata Putri, obyeknya bagus (gag sombong). Yaudah, langsung dijepret dah tuh...







Pinggir Jalan
Itu di pinggir jalan. Kalo orang normal bilang, itu di trotoar. Sama, itu juga lagi take video klip. Aku sama Ratna disuruh jaga barang (tanpa dibayar).
Yaudah, foto-foto. Saya hanya belajar
mensyukuri karunia Tuhan. Kan sayang, punya wajah mempesona tapi tidak diabadikan. Haha...






Kebun Bibit, Surabaya
Bukan..., itu bukan nunggu bis. Itu kan depannya danau. Bukan nunggu ikan juga. Itu cuman duduk biasa. Eh, ada yang njepret. Biasa, paparazi. haha...
Itu aku kasih tulisan begitu biar kelihatan bagus. Walaupun aku tau mungkin itu menurut kalian biasa ajah. Sekedar info: itu seragam yang aku pake seragam broadcast di sekolahku. jangan dikira seragam trans tv. Nanti kalo aku sudah berhasil pake
seragam trans tv, aku upload deh fotonya.
#janji

Kau Masih Diam

Entah apa yang membuatmu diam
Jika aku bersalah, mengapa tak bicara?
Aku menepi, berharap kau merindu
Tapi justru aku yang tersiksa
Aku datang kembali
Berharap kau memafkanku yang tak bersalah
Tapi aku masih diam seperti dulu
Aku kembali menepi
Berharap kau menghilang dari fikiranku
Namun semakin parah
Bayanganmu tak lagi semu difikiranku
Aku datang lagi
Ingin memulai lagi cerita cinta yang tak berawal
Namun sama
Kau masih diam
Mengapa diammu sungguh menyiksaku?
Katakan satu kalimat saja
Kau ingin aku pergi
atau tetap tinggal

Belajar Membaca

Merasa jadi penulis laknat ketika sehari tidak menghasilkan tulisan sama sekali.
Uda lama banget gag nge-posting tulisan norak di blog yang juga norak ini. Aku gag nulis karena males ada sesuatu yang harus dikerjakan.
Well, sebelumnya aku berterimakasih sekali untuk para pengunjung blog norak ini. Kenapa aku katakan norak? karena aku memahami isi hati kalian. Aku tau mata kalian perih melihat blog yang serba pink ini.
Aku lihat pengunjung blog ini semakin bertambah. Meskipun followers ku baru 6, tapi aku tau masih banyak followers yang belum mengaku. It's oke! hanya masalah waktu saja. Alhamdulillah, berapapun yang menyukai blog ku, aku tetap bersyukur. Meskipun tidak sebanyak pengunjung di blog Raditya Dika. --"
Akhir-akhir ini aku belajar membaca. Yaa, lebih tepatnya belajar suka membaca. Aku ingin menempatkan diriku disaat aku masih TK. Disaat aku belajar membaca, disaat antusiasku sangat tinggi, seolah aku tidak ingin diganggu sedikitpun saat membaca.
Dulu, bahkan sampai sekarang aku benci membaca. Seumur hidupku, aku belum pernah menuntaskan membaca novel. Tapi sekarang aku belajar suka membaca. Karena aku ingin menulis novel, maka aku membaca novel. Aku ingin novelku difilmkan, maka aku membaca novel yang telah difilmkan.
"Tidak mungkin seorang penulis tidak suka membaca," benar juga kata temanku disalah satu grup penulis.
"Buta membaca, lumpuh menulis." kata temanku saat berdebat digrup itu juga.
"Anggaplah buku itu selezat coklat. Maka kau selalu bersemangat menikmatinya."
Dan sejak saat itu, aku bersemangat membaca. Berharap pembendaharaan kata ku semakin banyak. Berharap mereka yang ragu menyukai tulisanku, semakin mantap untuk yakin menyukai tulisanku.
jadi jawabannya, aku lama tidak menulis karena sedang belajar membaca. Apakah tulisanku sekarang ada perubahan setelah aku banyak membaca? Ya ataupun tidak, semua butuh proses.
"Perbanyaklah membaca, agar semakin banyak pula yang kau tulis"