Sekarang aku mulai tahu alasan seseorang mengulur-ulur waktu saat menjawab pertanyaan. Adalah sebuah kebahagiaan yang lebih panjang.
10 percakapan yang bisa dilakukan 2 menit, diperpanjang menjadi 2 jam dengan jumlah percakapan yang sama. Isinya sama, panjangnya sama, maknanya sama. Semuanya sama. Hanya total waktu atau jarak membalas saja yang berbeda.
Ketika sebuah pesan diterima, seseorang bisa saja segera membalas. Tidak sampai semenit. Namun seseorang mulai berpikir untuk memperlambat. Biar debarnya lebih panjang. Seakan-akan sedang saling berbicara berjam-jam. Padahal khayalannya saja yang berbicara.
Tidak masalah. Setiap orang memiliki cara untuk membahagiakan diri sendiri, kan? Tidak ada aturan atau larangan kapan seseorang diwajibkan menjawab pertanyaan. Kalau memang ada, barangkali aku salah satu orang yang akan melarang seseorang untuk tidak berhenti membuat percakapan.
Percakapan yang berhenti masih terasa memberatkan, memang.