Minggu, 11 Oktober 2015

Percakapan yang Berhenti

Sekarang aku mulai tahu alasan seseorang mengulur-ulur waktu saat menjawab pertanyaan. Adalah sebuah kebahagiaan yang lebih panjang.

10 percakapan yang bisa dilakukan 2 menit, diperpanjang menjadi 2 jam dengan jumlah percakapan yang sama. Isinya sama, panjangnya sama, maknanya sama. Semuanya sama. Hanya total waktu atau jarak membalas saja yang berbeda.

Ketika sebuah pesan diterima, seseorang bisa saja segera membalas. Tidak sampai semenit. Namun seseorang mulai berpikir untuk memperlambat. Biar debarnya lebih panjang. Seakan-akan sedang saling berbicara berjam-jam. Padahal khayalannya saja yang berbicara.

Tidak masalah. Setiap orang memiliki cara untuk membahagiakan diri sendiri, kan? Tidak ada aturan atau larangan kapan seseorang diwajibkan menjawab pertanyaan. Kalau memang ada, barangkali aku salah satu orang yang akan melarang seseorang untuk tidak berhenti membuat percakapan.

Percakapan yang berhenti masih terasa memberatkan, memang.

Jumat, 09 Oktober 2015

Searah (Musikalisasi Puisi)



Selamat mendengarkan puisi. Semoga jatuh hati.

Kepada yang Menatapku Tiada Henti

Kuakui bahwa pada awalnya aku terkesan. Namun terkesan saja rasanya tidak cukup dijadikan alasan untuk mengambil keputusan. Aku ingin bertindak cepat, namun tidak ingin terburu-buru seperti biasanya.

Beberapa waktu ini, kupikir persembunyian adalah langkah yang tepat. Untuk berkaca apakah selayaknya aku ditinggalkan atau diperjuangkan. Tidak bertemu orang-orang, bahkan melalui huruf. Memikirkan pikiran orang-orang masih menjadi hal menakutkan, ternyata.

Aku pernah tertawa sambil menyimpan dendam. Aku banyak bicara sebab sakit hatiku menerima pengabaian seseorang. Barangkali orang yang kupikir ingin menciumku sedang mempersiapkan diri untuk mengigit bibirku. Tiada yang tahu. Atau sahabat yang menangis bersamaku, sedang mempersiapkan liburan tanpaku, di belakangku?

Salah satu alasan orang menulis sebab tidak sanggup menanggung semuanya. Seperti banyaknya kata-kata dan rayuan lelaki di luar sana, yang kutahu tidak lebih indah dari penulis yang tidak ingin disebut penulis. Atau yang memang sangat indah, namun aku tahu sumbernya. Bukankah seharusnya puisi tidak disampaikan oleh penipu?

Tuhan, lukaku belum kering. Kalau seseorang hanya datang untuk membasahi kemudian pergi, kumohon jangan dikirim sekarang.

Selasa, 06 Oktober 2015

Selisih Setahun

Tidakkah kau lihat awan-awan menjadi mudah untuk ditiduri
Atau lautan yang berubah menjadi lantai dansa
Barangkali aku belajar berjalan sambil menunggumu dilahirkan
Atau aku berada di taman kanak-kanak, sedangkan kamu masih harus bersabar

Ini sajak sederhana yang tidak melibatkan kalimat susah
Impianku hanyalah jeda usia yang tidak dihitung
Sebab pertanyaan dan prasangka melarang kita untuk mengakui
Bukankah kebahagiaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang berani tidak peduli?

Aku memang bahagia
Namun sayang, kita hidup di negara dengan masyarakat yang suka bertanya
Apakah satu tahun begitu berarti bila ini aku, sedangkan itu kamu?
Apakah satu tahun begitu berarti bila kita sudah diprogram untuk jatuh cinta?