Kamis, 28 Februari 2013

Aku Tau Kau Tau Bahwa Aku Tau Kau Tau

Bukanlah sebuah sastra yang sengaja dibuat menjadi kacau. Hanya berusaha menerjemahkan bahasa hati yang tidak pernah tidak kacau.

Aku tau kau tau bahwa aku tau kau tau...
Aku terlalu lama menahan, tanpa mengerti kapan melepasnya. Bahkan ini teramat sangat mengerikan untuk sekedar membayangkan; ketika aku mulai memutuskannya nanti. Terlalu banyak yang ada difikiranku. Sangat banyak. Dan sepertinya tak ada yang kau pedulikan satupun. Oooh, sebenarnya kau peduli. Hanya berpura-pura tidak merasakan. Sama. Aku pun begitu. Pura-pura tidak merasakan padahal sudah jelas ini terasa hingga mengakar. Berusaha menyembunyikan, padahal ini telah menjadi rahasia dunia. Ini tidak baik. Namun berpura-pura tidak merasakan apa-apa telah menjadi prinsipku akhir-akhir ini. Entah ada di dirimu sejak kapan.

Aku tau kau tau bahwa aku tau kau tau...
Merindu itu begitu indah. Yang tidak indah adalah keterbatasan untuk mengungkapkan rindu itu. Entah apa yang membuat kita berada di tempat yang berbeda. Dekat, hanya saja terbatas oleh dinding yang begitu kokoh. Aku tak mungkin menghancurkannya tanpa mendapat kepastian bahwa kau tidak menghilang setelah aku berhasil kepayahan melewati dinding itu.

Aku tau kau tau bahwa aku tau kau tau...
Tidak ada yang membuatku benci dengan duniaku. Namun aku begitu membenci jalan yang tengah ku lalui. Duri yang menghalangi, bisa saja tidak ku lewati. Namun bagaimana dengan rasa ini? Aku tidak bisa jika tidak merasakannya. Indah, namun menyesakkan. Aku tau itu. Dan ini jalan yang harus aku rasakan, meski tak ingin ku tempuh.

Aku tau kau tau bahwa aku tau kau tau...
Kita sama-sama tau. Kita juga sama-sama tidak tau harus bagaimana. Kita menunggu diri kita sendiri. Aku pun sudah berulang menyuruh diriku untuk tidak membuat diriku menunggu. Dan kau tak perlu menyuruhku bersabar. Aku sudah melakukannya jauh sebelum aku tau kau tau.

Aku tau kau tau bahwa aku tau kau tau...
Seharusnya cinta, tak perlu serumit ini. Cukup kau tau aku mencintaimu, dan aku tau kau...

Rabu, 27 Februari 2013

Sinar Matamu

Kali ini aku benar-benar tidak ingin melihatmu. Bukan karena aku mulai belajar membencimu. Hanya saja aku takut melihat sinar matamu. Aku takut terbius oleh sinar yang bagiku begitu indah, dan akhirnya aku tidak bisa lepas.

Entah apa yang kau punya. Hingga membuatku bertekuk lutut hanya dengan tatapan matamu. Seakan ada sesuatu yang hidup dibola matamu. Sebuah kehidupan yang menjanjikan kebahagiaan, ketenangan, dan kehangatan. Namun bagaimanpun juga, aku tetap tidak ingin melihatnya lagi. Karena meskipun kau melihatku, tetap saja tatapanmu bukan untukku.

Biarkan aku melihatmu dari belakang saja. Memandang punggungmu saat langkahmu semakin menjauhiku, hingga tak dapat kulihat sama sekali. Begitu lebih baik. Karena aku bisa menahan hatiku untuk tidak jatuh cinta berlebihan. Dengan begitu aku bisa menyelamatkan hatiku, dan meyakinkan hatiku bahwa sinar di matamu, bukan untukku...

-Lomba nulis flash fiction selama 30 menit dengan tema "The Way You Look at Me-

Kau Tetap Lelakiku

“Jangan melihatku seperti itu,” kataku sambil mengalihkan pandangan.

“Kenapa?” jawabnya singkat.

“Karena aku belum memiliki penangkal godaan.” Aku sambil tertawa kecil, entah dia.

"Mengapa? Kau takut jatuh cinta kepadaku lagi?" Seketika tak ada suasana sehening itu. Aku masih mencintaimu, bahkan semakin dalam akibat pertemuan kita hari ini. Lain kali jangan bercanda seperti itu.

"Sudahlah, bahas yang lain saja." Kataku singkat. Karena aku memang tak mengerti harus mengatakan apa. Kenyataanya perasaanku masih sama. Aku mencintaimu, dan aku tak mungkin mengatakannya.

            Berdua denganmu di tempat ini, membuatku seperti aku memilikimu seutuhnya. Membuatku merasa bahwa aku ini milikmu. Bila didengarkan, hujan berbisik bahwa ia berpihak pada kita. Jadi biarkan saja kedamaian ini menjadi milik kita berdua.

            "Aku masih mencintaimu," dia memulai pembicaraan lagi.

            "Iya. Aku tau," jawabku singkat.

            "Seandainya kita masih bisa bersama," dia terlihat sedih kali ini.

            "Kita sudah berjanji tidak akan membahas ini lagi. Aku tidak mungkin meninggalkan keyakinanku. Begitupun kamu. Tenanglah, kalaupun kita tidak bisa bersama, setidaknya kau tetaplah mantan terindahku, percayalah."


-Lomba nulis flash fiction selama 30 menit dengan tema "Mantan Terindah"-

Senin, 25 Februari 2013

Karena Rasa yang Terlalu Dalam

Kepadamu, aku terikat pada taliku sendiri
Yang semakin kukencangkan, tanpa kuberi rongga
Sesungguhnya bukan inginku memperhimpit
Atau bahkan menikmati sebuah ketidakpastian
Dengan gengsi yang tinggi, dan prinsip yang tak bertuan
Hening
Tak ada yang aku ucap
Tak ada yang kau dengar
Sebab segalanya sudah jelas terasa di dalam hati
Terlalu jelas yang aku rasa
Hingga bibirku kaku, dan tak terbaca olehmu

Tunjukkan padaku
Tingkahku yang mana yang tidak menunjukkan bahwa aku mencintaimu
Dan tunjukkan padaku
Dengan cara apa seharusnya aku menunjukkannya
Tak cukupkah engkau pada sinaran kasih yang tepancar dari sudut mataku
Tak cukupkah engkau bisa mengerti arti tulusku yang begitu menyanjungmu

Aku menatapmu, tanpa suara
Aku mencintaimu, tanpa ungkapan
Bukan hanya rasa malu dan gengsi yang bertebaran di sana
Hanya mungkin rasaku yang terlalu dalam...

Afgan vs Mika Angelo

Sebelum membaca artikel ini, saya sarankan Anda untuk mempersiapkan kekuatan jantung Anda. Kenapa jantung? Karena sebagian orang, mungkin akan deg-degan apabila membayangkan wajah dari 2 orang lelaki yang akan saya bahas berikut ini.


Akhir-akhir ini, XFactor dihebohkan dengan ketampanan dari Mika Angelo. Entahlah. Tapi sepertinya hanya aku yang heboh. Gini, sebenarnya aku biasa saja, nggak terlalu tertarik.
Tapi waktu pertama kali aku nonton Mika itu, ya biasa ajah. Dan waktu dia mulai nyanyi, ada sebuah ekspresi dari Mika itu yang mirip banget sama Afgan. Aku nggak begitu tahu persis di mana bagian kemiripan mereka. Tapi setiap aku liat, itu mirip. Dan miripnya itu bukan yang mirip banget gitu. Tapi mungkin rambutnya yang mirip sama Afgan. Ala-ala Afgan tahun 2008 gitu. Dan aku juga merasa mendapat dukungan atas pendapatku itu semenjak ada beberapa pihak yang mengiyakan kalo mereka mirip. Tapi kalau disamain sama Afgan yang sekarang ya jauhhh beda banget. Miripnya itu waktu awal-awal Afgan muncul, sekitar tahun 2008. Jaman "cupu-cupunya" Afgan dan "imut-imutnya" Afgan, waktu masih nyanyi Terima Kasih Cinta sama Sadis.

Daaannnn saking penasarannya aku di bagian mana kemiripan mereka, aku sampe mencari-cari foto mereka yang paling mirip. Tapi (hanya) ini yang aku temukan. Tapi emang nggak mirip sih yaa, kalau diliat difoto. Susah bangettttt nyarinya. Jadi maaf apabila foto-foto di bawah ini terlihat seperti terlalu memaksakan untuk memirip-miripkan  -_____-

Afgan vs Mika (1)


Afgan vs Mika (2)

Afgan vs Mika (3)
Kalau ada yang setuju ya terima kasih, kalau ada yang nggak setuju ya maaf. Ini hanya masalah pendapat dan selera (?).

Ohya, aku ada "saran" buat Mika Angelo. Kalau Afgan (2008) yang dulu biasa saja, sekarang bisa berubah menjadi sangat luar biasa (terutama dalam segi wajah). Bayangkan saja jika Mika Angelo yang sekarang sudah sangat luar biasa, dalam beberapa tahun kedepan??? Pasti bakalan makin ehm ehm ehm. :)
Saya hanya khawatir jika Afganisme (termasuk saya), berubah status menjadi Mikanisme.

Minggu, 24 Februari 2013

Jadilah Penggemar yang Bijak

Tidak ada larangan bagi seseorang untuk menggemari orang lain, asal dalam batas yang tidak berlebihan.

Aku nge-fans dengan seorang penyanyi, namanya Afgan. Bahkan aku nge-fans banget sama dia, dan kadang nyaris terlihat seperti orang gila. Tapi walaupun aku heboh banget kalo liat Afgan, dan sering bikin status aneh-aneh tentang Afgan, tapi jangan salah. Aku tetap berusaha senormal mungkin dalam mengagumi dia. Itu hanya di luarku saja. Tapi dalam hatiku, Afgan tetaplah Afgan. Yang bagiku, dia adalah bintang. Yang bersinar, dan selalu bersinar, dari kejauhan...

Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Aku nggak mau jadi penggemar yang "cari musuh". Aku jadi penggemar yang cukup menjalin silaturahmi dengan yang lain saja. Sekalian untuk nambah teman, sama berbagi info. Bukannya yang hobby banget bertengkar. Soalnya kadang kalau ada acara penerimaan penghargaan dan idola kita kalah, biasanya sebagian penggemar ada yang marah-marah dan sampe nge-bully penggemar yang lain. Nah itu buat apa? Ngaps banget cobak. Mending santai ajah. Dari pada nambah musuh. Kalah ya kalah, menang ya menang. Kita dapet apa?

Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Tiap ada konser, nonton. Tiap ada idola di majalah, beli. Launching album, beli. Main film, nonton. Tiap Hari Minggu bela-belain datang ke rumah idola, meskipun luar kota bahkan luar pulau. Rela bolos sekolah demi sang idola. Yaaaaa, maaf. Aku nggak bermaksud untuk melarang kalian melakukan hal itu. Hanya saja jangan berbuat berlebihan. Aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang tua kalian. Itu saja. Karena ada penggemar yang maksa orang tuanya, demi kebahagiaan sendiri. Itu nggak adil. Jangan sampai menyakiti dan merugikan orang tua kalian, hanya demi ingin mendapatkan predikat "penggemar sejati".

Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Kalau ingin mendapatkan apa yang kita inginkan, belajarlah untuk tidak menyusahkan orang lain, terutama orang tua. Aku sih bisa saja setiap saat nonton konser atau membeli apapun atribut tentang idolaku. Tapi kalau menyusahkan orang tua, ya aku nggak mau. Kalau aku belum bisa cari uang sendiri, dan belum bisa ngasih orang tua uang, ya aku nggak akan minta uang kalau hanya untuk kesenangan pribadi. Aku akan jauh lebih bangga apabila mendapatkan semua kebahagiaanku itu dengan caraku sendiri.


Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Aku pengen jadi penggemar yang juga bermanfaat untuk diriku sendiri. Menjadikan idolaku sebagai inspirasi, dan semangat untuk berbuat lebih baik lagi. Kita bisa kok bertemu dengan idola kita dengan cara kita sendiri. Dengan prestasi, misalnya. Ada banyak lomba-lomba yang menjanjikan hadiah untuk bertemu dengan idola. Nah kita bisa mengikutinya. Dan kalaupun kalah, setidaknya ada usaha dari kita. Toh nggak ada ruginya. Selagi yang dilombakan berhubungan dengan prestasi dalam hal yang positif.

Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Dan semenjak aku menjadi Afganisme, aku beruntung. Ada banyak hal yang membuatku ingin bertemu Afgan. Dan secara otomatis, ada banyak hal juga yang bisa aku lakukan untuk bertemu dengannya. Jujur aja sih, selama aku nge-fans sama Afgan nggak ada komentar negatif dari orang terdekatku. Yang ada mereka semakin mendukung. Karena mereka tau, setidaknya aku membawa pengaruh positif untuk diriku sendiri.


Aku afganisme, yang berusaha untuk tidak lebay.
Menjadi penggemar tidak hanya harus selalu menguntungkan idola kita dan pihak management-nya. Dengan membeli karya-karyanya dan menonton setiap konsernya. Kita bisa juga mengambil keuntungan dari idola kita dengan banyak hal (seperti yang saya bahas sebelumnya). Dan juga meniru perbuatan baik idola kita tersebut. Yaa, anggap saja penyemangat. Contoh: "Aku harus bisa mendapat beasiswa di luar negeri seperti idolaku", atau "Aku harus bisa jadi terkenal seperti idolaku", dan masih banyak lagi. Kalau aku pribadi, biasanya bikin puisi tentang Afgan untuk berlatih nulis. Aku juga nulis-nulis lagu tentang Afgan. Hal-hal seperti itu tidak akan ada ruginya. Kita bisa menggemari orang lain, sekaligus bisa berkarya.


Yang jelas, bawalah pengaruh positif untuk kehidupan kalian sendiri.
Tidak hanya untuk Afganisme, namun ini juga nasehat untuk diri saya sendiri, dan penggemar-penggemar yang lain.


Saya hanya berbagi, tanpa ada maksud menjelek-jelekkan pihak manapun. Mencoba membuat artikel yang bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Maaf dan terima kasih. :)

Sabtu, 23 Februari 2013

Lomba

Kapan hari aku ikut lomba nulis. Ini lomba iseng sih aku ikutnya. Dapet infonya juga dari twitter. Jadi gini cara lombanya. Kita dapet satu judul lagu, nah dari lagu itu dibikin FF (Flash Fiction) dalam waktu 30 menit, setelah itu diposting di blog. Ya, bayangin aja dalam waktu 30 menit bikin FF.

Lagu pertama dari Mocca-Secret Admirer, dan ini FF-ku Inginku Menyapamu

Itu aku nulisnya asal banget. Nggak ada ide, tapi nulis aja deh terus. Dan waktu 30 menit itu gila. Waktu berasa cepeeeettt banget. Dan aku ngirim link blogku itu 1 menit sebelum deadline.

Dan lagu kedua yang dikasih, lagu korea judulnya The Promises. Ini FF-ku Simpan Janjimu

Aku sama sekali nggak ngerti itu lagu tentang apa. Awalnya nyerah nggak mau ikutan lomba itu. Tapi aku lagi pengen banget nulis. Dan dari waktu 30 menit yang dikasih, 10 menit pertama aku buat cari tau tentang apa lagu itu. Browsing-browsing, SMS temenku yang suka korea, sampe nge-chat fb temenku. Tapi nggak ketemu. Jadi aku bikin FF-nya ya ngasal ajah. Yang penting tentang janji.

Selama aku nulis, aku pasang headset, konsentrasi. Dan selama nulis juga aku ngerasa kalo aku nggak lagi ikut lomba. Tapi lagi curhat. Hahaha. Lomba ini bukan kayak lomba nulis, tapi lebih mirip lomba galau.

Entah karyaku ngaco apa gimana, yang penting aku nulis. Mungkin banyak yang typo, karena kurangnya waktu untuk meneliti kembali. Dan sengaja nggak aku benerin sekarang biar keliatan real-nya. Daaaannn,, meskipun kalah, tapi aku tetep seneng bisa berpartisipasi. Dengan deadline yang pendek banget, ternyata asik juga. Buktinya aku bisa menyelesaikan tulisanku. Kalau nggak ada deadline, belum tentu dalam waktu 30 menit aku bisa bikin tulisan. Iya kan? aaaahhh. nulis itu nyenengin banget. Bisa ketawa meskipun belum menang. Seru banget dikejar deadline ternyata. Bikin ketagihan. Pengalaman yang mengesankan Itung-itung sambil melatih kecepatan tangan dan imajinasi. Whehehehe :D

Kata panitia lombanya, "Sebab hadiah hanyalah sekedar bonus, sedangkan kemenangan sesungguhnya adalah saat bisa mengalahkan kemalasan diri sendiri untuk menulis."

Bye Bye Semester 1... :')

Berbicara tentang semester 1, banyak banget cerita di sini. Mulai dari yang seneng banget, seneng ajah, sedih ajah, sampek sedih bangeeettt.
Aku menganggap semester 1 ini semester pengenalan. Kenalan sama temen-temen, dosen, "kakak senior", peraturan kampus, dan semua lingkungan yang ada di sana. Kenalan yang paling serius menurutku, ya kenalan sama mata kuliah yang ada di sini. Karena di semester 1 ini kita fokus belajar tentang Multimedia. Firasat buruk, bagiku. Karena Multimedia mempelajari tentang coding-coding dan program-program, yang tidak pernah aku dapatkan di SMK-ku dulu. Selain itu aku juga nggak ada minat (sama sekali) di dunia ini. Tapi yaaa jalani saja. Tidak ada ilmu yang sia-sia.

Hari-hari di semester 1 aku jalani dengan... ikhlas nggak ikhlas. Ikhlas karena kuliah di sini adalah pilihanku yang pertama dan satu-satunya. Nggak ikhlas karena mata kuliahnya nggak bisa milih. Sudah satu paket dari sananya. Hampir setiap hari kita (terutama aku) dibikin repot karena laporan hasil praktikum. Dulu waktu awal-awal aku kuliah di sini stress banget. Berangkat pagi pulang tengah malem. Tiap kuliah terutama Visual Programming selalu deg-degan karena nggak bisa apa-apa, sama sekali. Tiap kuliah itu aku paling cuman duduk, download koran, terus aku baca, udah. Karena memang aku nggak bisa apa-apa banget. Kalau Web Development, walaupun susaaaahh banget, tapi masih mending, bisa dipikir pelan-pelan. Aku yang awalnya nge-blank, lama-lama juga terbiasa dan mulai mengikuti.

Kalau mata kuliah yang lain sih masih tergolong aman menurutku. Tapi ya tetep, nggak pinter-pinter banget. Aku standart banget. Setiap kuliah atau selesai ngerjain tugas, aku selalu merasa paling bego'. Aku juga pernah waktu di kampus itu merasa nggak punya otak. Karena yaa, emang aku orangnya nggak pinter. Aaaahhh. Gini banget sih aku. :'( Bahkan sering juga tiap pulang kuliah itu nangis di jalan. Karena capek, susah, dan lain-lain karena mikirin kuliah. -___-

Keluar dari masalah mata kuliah dan segala keribetannya, sekarang tentang peraturan di sini. Kalau aku pribadi, suka banget sama peraturan yang ada di sini. Walaupun ketat banget, tapi itu bikin kita semakin disiplin. 38 jam bolos, langsung di DO. Keren kan? Salut banget. Dengan begitu, semua yang kuliah di sini nggak ada yang main-main.

Di semester 1 ini juga, kita ada semacam OSPEK jurusan. Di OSPEK ini, kita berkenalan dengan semua yang ada di kampus, termasuk program study kita. Kita dilatih mulai dari tanggung jawab, kekompakan, dan keberanian berbicara di depan umum. Dengan adanya ini, kita (teman-teman satu angkatan) menjadi lebih saling mengenal dan mencintai. Iya, mencintai. Mencintai. M.E.N.C.I.N.T.A.I.

Kalau untuk teman-teman yang ada di sini... Aku bersyukur ketemu mereka. Awalnya ya kenal malu-malu, jaim-jaiman. Lama-lama juga keliatan aslinya. Aku sih seneng bisa satu kelas sama mereka, tapi ya nggak tau mereka kenal apa enggak sama aku. Hahahaha. Di kelasku ini, ada juga yang mungkin belum cocok dengan teman sekelasnya. Tapi aku yakin kok suatu saat nanti mereka semua bisa cocok. Semua kan butuh proses. Aku saja sudah jatuh cinta sama kalian-kalian semua. Masak kalian nggak bisa jatuh cinta satu sama lain? :')

Ada banyak hal yang sudah aku lakuin di sini sama teman-temanku. Mulai dari keluar bareng, hunting foto, karaokean, nginep bareng, curhat bareng, nangis bareng, telat bareng, dihukum bareng, nggak boleh masuk kelas, dll. Hahaha. Jadi inget, waktu itu aku sama Yessy di hukum nyanyi+joget di depan kelas karena telat masuk kelas. Tapi ya aku tetep seneng sih. Anggap saja buat kenang-kenangan. :') Di semester ini aku juga pernah dikatain norak sama dosen (secara tidak langsung). Di semester 1 ini juga, aku sempat jatuh cinta sama...................... pecelnya Mak Yem.

Jadi kesimpulannya, mereka semua, menyenangkan. Mungkin ada yang berbeda pendapat. Tapi aku lebih memilih mensyukuri pertemuanku sama mereka. Di sini mereka baik kok. Sering bantuin aku yang sering tiba-tiba nge-blank, kadang juga nyemangatin aku yang tiba-tiba down, suka ngehibur aku sampek ngakak kalo lagi bete. Aaaahh. Itu semua aku dapetin dari mereka. Nggak ada alasan untuk aku benci sama mereka. Meskipun yaaa bertengkar sedikit pasti ada lah ya. Tapi sama mereka, aku belajar banyak hal. Mulai dari istilah-istilah aneh, seperti: broli, colai, fucking nenek, simi, olahood, dan masih banyak lagi yang belum bisa dimengerti. Bahkan sama mereka juga aku sering melihat tarian-tarian aneh ala Hendrik sambil nyanyi, "Broli banget dek, broli banget deekk." Sambil gerakan kayak jin keluar dari botol sambil bilang, "Loooossshhh." Entah apa maksudnya, tapi hal-hal aneh itulah yang membuatku lupa tentang sedih-sedihku ini. Makasih. (sama-sama).

Selain ada persahabatan, di sini juga ada persaingan prestasi. Walaupun kita (sebagian) kadang saling mengajari satu sama lain, tapi kita tetep bersang dalam hal memperebutkan cowok prestasi.
Daaaannn yang berhasil mendapat predikat ranking 1 pada semester ini adalah...... Juang. Ya, Juang pantas mendapatkan predikat itu. Dia memang pinter. Selamat yaaa!!!! Kalau buat prestasiku sendiri sih, ya gitu deh. Harus tetep berjuang pastinya. Nggak boleh nyerah.

Buat semester 2, dan selanjutnya, harus lebih semangat, nggak boleh males-malesan. Kalau semester 1 hobby banget nulis puisi sama menggambar di binder waktu dosen menerangkan, sekarang harus rajin mencatat. Kalau semester 1 lebih sering nangis dalam menyelesaikan masalah, sekarang harus lebih sering browsing. Kalau semester 1 sering banget mengandalkan dia, sekarang harus mengerjakan sendiri. Lebih bagus kalau bisa menjadi orang yang bisa diandalkan.
Ya, pokoknya harus lebih baik dari sebelumnya. Semangat buat semuanya.

Semoga makin berprestasi, kompak, dan selalu menjadikan hari sebelumnya sebagai pengalaman dan pelajaran berharga.
I love you, always love you, Multimedia Broadcasting, beserta keseluruhan di dalamnya. :*******


Catatan kaki hati:
Sebenernya aku pengen nulis tentang masalah cinta, tapi jangan deh. Sebenernya aku juga pengen bilang kalau kampusku itu POLITEKNIK TERBAIK DI SELURUH INDONESIA, tapi aku takut dikatain sombong. Sebenernya lagi, aku pengen bercerita tentang kamu di artikel ini. Tapi aku maluu... :p

Jumat, 22 Februari 2013

Afgan Sholat Jum'at di Komplek (22 February 2013)

Hari ini aku iseng mention ke Bang @andhikaakbar (tetangganya Afgan yang biasanya ketemu Afgan soljum dan bikin twitter rame) bilang kalo aku kangen sama cerita #afgansoljumdikomplek.
Eh ternyata terkabul. Hahaha. Mungkin memang kebetulan hari itu emang ada #afgansoljumdikomplek setelah sekian lama vakum.

Ceritanya lucu banget. Hari itu Bang Andhika sholat sama 2 orang temennya, namanya Agil sama Kiki. Dia bilang, Afgan ganti mobil dan Afgan kalo dengerin ceramah itu di mobil sampe waktu mulai sholat. Waktu kotbah berkumandang, Afgan buru-buru lari terus gelarin sajadahnya. Katanya Bang Andhika, sajadahnya Afgan murahan sampe ketiup angin ajah kebalik dan harus dibenerin Afgan pakai kaki. hahahaha. LOL.

Kata Bang Andhika, "Pas gue nengok salam ke kanan, dia juga-lah, gimane!! Tapi terlihat leher yang putih, mulus, bersih, gak ada daki-nya. Leher yg entah kenapa, membangkitkan suatu gairah, ingin rasa men-cupang-nya. DIKATA IKAN??!! IKAN CUPANG??!!" Hahahaha. LOL again. Bahkan cowok ajah sampe terpesona begitu sama Afgan. :)

Ohya, hari itu temennya yang namanya Kiky yang bisa salaman sama Afgan karena mereka sebelahan pas. Aduhh, aku jadi pengen. Bahkan salaman sama Afgan ajah aku belum pernah :'(

Nggak apa-apa deh belum bisa salaman. Setidaknya masih seneng bisa tahu kebiasaan Afgan kalo sholat Jum'at walaupun tingkahnya Afgan aneh banget. Tapi yaaa, Afgan juga manusia. Pasti ada kesalahan. Karena dia terkenal ajah, makanya setiap detail dari dia selalu diperhatikan. Mulai dari suka naruh sajadah di kepala, suka buru-buru kalau keluar masjid, sampe nggak dengerin ceramah di masjid melainkan di mobil.


Btw, terima kasih banyak untuk Bang Andhika Akbar yang rela meluangkan waktunya untuk bercerita terhadap Afganisme tentang #afgansoljumdikomplek. Yang rela dapet mention dan pertanyaan aneh seputar #afgansoljumdikomplek. Mulai dari Afgan pake peci warna apalah. Afgan pake sendal warna apalah. Semoga dapat pahala karena telah membuat Afganisme bahagia. Terima kasih :*

Rabu, 20 Februari 2013

Entah mengapa mencintaimu begitu rumit. Padahal seharusnya sangat sederhana jika aku berani. Cukup mengatakan "Aku mencintaimu" setelah itu aku mendengar jawaban "Aku tidak mencintaimu" atau "Aku juga mencintaimu" atau bisa juga "Aku akan belajar mencintaimu". Dengan begitu aku bisa saja pergi, bertahan, atau bersabar. Bukan seperti ini. Tergantung pada taliku sendiri...

Simpan Janjimu


Sudah pernah kukatakan, alangkah lebih baiknya jika kau tidak usah berjanji. Karena jika tak kau tepati, ada 2 hal yang akan terjadi. Yang pertama, kau akan berdosa. Dan yang kedua, aku yang akan kecewa. Jika memang kau cinta, hanya perlu kau bertahan di sini bersamaku, tanpa pernah ada janji yang pernah terucap. Aku hanya tidak ingin melihatmu bertahan karena hanya ingin menepati janjimu. Tetap berada di sini, tanpa hati, karena terlanjur terikat janji.

Jangan pernah tanyakan bagaimana perasaanku saat ada janji yang kau ingkari. Tentu saja aku menyesal. Namun tenanglah sayang, aku tidak akan menagih janjimu. Aku lebih memilih memahamimu, mengapa kau melakukan itu kepadaku. Itulah bentuk rasa sayangku terhadapamu. Namun untuk lain kali, jangan lakukan ini lagi. Simpan saja janjimu. Lalu ganti dengan pembuktian tulusmu. Karena sungguh menyakitkan mendengar sebuah janji hingga berharap terlalu tinggi, sampai akhirnya harus terjatuh sendiri.

Aku tidak marah, sayang. Aku tidak mungkin bisa marah terhadap lelaki yang mengajarkanku banyak hal. Pahit manis yang pernah kita lalui, biarlah tersimpan dalam kertas hidup kita. Ada satu hal yang harus kau tahu. Bahwa aku menyayangimu hingga saat ini. Dan satu hal juga yang perlu kau tahu. Bahwa aku tidak dapat menjanjikan sampai kapan aku menyayangimu.

-Lomba nulis flash fiction selama 30 menit dengan tema "The Promises"-

Inginku Menyapamu

3 bulan terakhir ini aku memiliki masalah dalam tidurku. Bukan tidak bisa tidur. Hanya saja aku ingin memandang namamu lama-lama di antara deretan nama teman-teman facebook ku yang sedang online. Tak ada sapaan di antara kita. Aku hanya ingin tahu jam tidur malammu. Dan kamu tidak tahu betapa bahagianya aku meski hanya bisa memandang namamu. Meski terkadang sedih karena sapaanmu seperti langka aku dapatkan. Namun harapanku akan hal itu masih tetap dan selalu ada. Sebenarnya aku ingin menyapamu lebih dulu. Namun detakan jantungku semakin kencang hingga aku harus mengaturnya pelan-pelan. Sungguh, aku ingin menyapamu. Setidaknya ada obrolan kecil yang kita lakukan. Atau sekedar bisa menyimpan pesanmu agar aku dapat membaca bila tengah merindukanmu. Itu sudah cukup.

Saat aku berpapasan denganmu secara langsung, aku semakin tidak karuan Sungguh aku tidak berani menatapmu. Yang aku lakukan hanya memandang punggungmu yang semakin jauh. Seandainya kamu mampu mengerti yang aku rasakan. Tidakkah juga kau rasakan getaran yang sama denganku? Atau kamu hanya membiarkanku mengagumimu sendirian?

Aku rasa tidak ada yang salah dalam hal ini. Seharusnya aku berani mengatakannya padamu. Bukan hanya menjadi pengagum rahasiamu, dan akhirnya memilih mencintaimu diam-diam.

-Lomba nulis flash fiction selama 30 menit dengan tema "Secret Admirer"-

Meretaskan Tawamu

Aku pernah melihatmu tertawa karena lelucon bodohku
Aku juga pernah melihatmu tertawa setelah melihatku tertawa
Sejak saat itu, aku membuat hal-hal aneh  itu menjadi begitu penting
Di mana aku harus tertawa untuk membuatmu tertawa
Di mana terkadang aku melakukan hal gila untuk meretaskan tawamu
Hingga menggelegar, tanpa peduli mereka mengatakan "ssssttttt"
Ah, masa bodoh
Yang terpenting adalah aku bahagia kau bahagia
Membuatku lupa bahwa batas dinding kita masih begitu tinggi

Namun terkadang...
Ada bulir air mata di antara tawa itu
Ada sebuah rasa takut apabila tawa itu hanyut terbawa arus waktu
Hingga berpuing-puing, menjadi begitu hening
Dan akan hampa, tak terasa apa-apa

Tapi untuk saat ini, biarlah begini
Biarlah aku jalani bahagia hari ini
Kalaupun takdir berbeda
Setidaknya aku pernah merasa
Bahwa membuatmu tertawa adalah bahagia yang ku cari
Dan setiap aku tertawa adalah hal kecil yang begitu penting bagimu...

Senin, 18 Februari 2013

L1ve to Love

Sebelumnya aku pengen bilang. Ternyata kalau galau terus menerus capek juga yaaa. Nggak percaya? Jangan dicobain deh. Beneran capek. Deg-degan kayak abis lari, terus bagian dada itu nyesek, panas. Makanya aku sekarang memutuskan untuk bahas yang ringan-ringan aja.

Dan topik pilihanku kali ini tentang...... AFGAN.
Aku pengen bahas tentang album ketiganya Afgan yang diberi nama L1ve to Love. Pengen sharing aja sih. Bukannya mau berkomentar yang gimana-gimana. Hanya berpendapat. Oke!!!

1. Cover
Kalau menurut aku, foto Afgan di covernya mirip-mirip cover album sebelumnya, soalnya Afgan nengok ke kiri. Tapi tetep keren kok (selama yang dipajang fotonya Afgan). Aku juga tertarik sama tulisan nama "Afgan" yang ada di sana. Typografi-nya beda sama album-album sebelumnya. Ganti, dan lebih sederhana. Aku suka.
2. Isi Lagu
Di sini ada 10 lagu. Daaaaannnnn sebagian besar lagu galau. Bahkan semakin galau dari sebelum-belumnya. Kalau aku pribadi paling suka yang judulnya Jodoh Pasti Bertemu, Jauh, sama Tanpa Bahasa. Ohya, dialbum ini ada satu lagu yang Afgan duet sama Sherina. Penasaran kan? Makanya beli.
3. Lirik
Dari segi lirik, menurutku lebih dramatis dan romantis. Tapi terlalu blak-blakan. Liriknya mudah dipahami, jadi pendengar nggak perlu mikir, sudah pasti tahu. Aku pengennya sih ada lirik yang maknanya tersirat. Jadi bikin penasaran karena susah ditebak.
4. Musik
Kalau musik sendiri, menurutku monoton sih. Tapi aku suka soalnya banyak yang mellow. Mungkin dari pihak labelnya Afgan sendiri menyesuaikan selera musik remaja saat ini. Meskipun ada yang nge-beat, tapi mayoritas mellow. Kalau album yang pertama, variasi musiknya lebih banyak menurutku. Tapi nggak apa-apa deh ya, yang penting bikin Afganisme bahagia.
5. Penulis Lagu
Di album ini, Afgan juga terjun langsung dalam pembuatan lagunya. Ada beberapa lagu yang Afgan nulis sendiri. Ini bukan pertama kali buat Afgan sih. Di album pertama, Afgan juga pernah bikin lagu bahasa inggris judulnya My Confession. Aaaahhh, Afgan emang keren. Btw, kalau butuh lagu, bisa hubungi saya kok. *promo




Oke. Itu tadi pendapat saya, selaku pendengar sekaligus penggemar Afgan. Sejujurnya saya tidak begitu mengerti musik. Jadi itu tadi hanya pendapat dan selera saya saja.
Saya berharap, semoga Afgan selalu menjadi lebih baik lagi. Aamiin... :)

Karena Aku Tidak Ingin Lagi Mencintaimu

Setumpuk rasa itu, terlalu berat jika kubawa ke tempatmu, tanpa kamu membantuku membawanya. Jadi biarlah rasa ini ada di sini saja. Dan aku akan menguburnya. Tentu saja pelan-pelan.

Mungkin suatu hari nanti, jika aku ingin mengenangmu. Biarlah. Aku hanya mengenangmu saja. Karena bagaimanapun juga, kamu pernah memenuhi kertas hidupku. Iya. Hanya mengenang, boleh kan?

Aku tidak ingin lagi mencintaimu bukan karena menyerah atas jalanku. Namun setauku, cinta adalah perjuangan antara 2 pihak. Dan apabila aku saja yang berjuang, itu tak akan adil. Jadi mengertilah apabila aku kelelahan.

Jika aku dan kamu masih diam saja. Lantas mengapa harus aku yang bertahan? Mengapa harus aku? Mengapa hanya aku yang bertahan? Bukankah kamu sendiri yang mengajariku untuk tidak melakukan hal yang sia-sia?

Aku tidak pernah melarangmu untuk hadir di hidupku. Namun aku melarangmu meninggalkan bekas yang susah aku bersihkan sendirian.

Aku pergi. Sungguh aku ingin pergi. Karena aku tidak ingin lagi mencintaimu. Namun apabila kamu memanggilku, aku pasti akan menengok ke belakang. Dan kenangan-kenangan itu, semoga tidak semakin memburuku.

Saat ini aku memang masih mencintaimu. Namun aku tidak ingin lagi mencintaimu, karena aku juga harus lebih mencintai diriku sendiri.

Aku ingin bilang, aku tidak menyesal karena pernah mencintaimu. Karena aku sama sekali tidak dirugikan. Aku merasa beruntung, sungguh. Setidaknya ada banyak hal yang secara tidak sadar kamu berikan untukku.

Dan yang terakhir, bisakah kamu membantuku? Aku ingin kamu menghilang, sekalian tidak usah menyapaku. Aku rasa itu lebih baik apabila kamu tidak ada hati. Karena terus terang, aku tidak mempunyai penangkal godaanmu.

Kamis, 14 Februari 2013

Rinduku, Tak Pernah Sekejam ini...

  1. Aku sudah menjauhi apapun tentangmu, berharap aku lupa bahwa kau adalah objek yang sudah pasti kurindukan.
  2. Ternyata hal kecil yang aku lihat pun, membuatku ingat tentang rinduku. Seperti adegan ftv saat seorang lelaki menggandeng tangan pacarnya.
  3. Aku berniat menghapus pesanmu yang ada di ponselku. Namun aku malah membacanya, pelan-pelan, sambil tersenyum, dan aku tidak jadi menghapusnya. Ternyata aku masih merindukanmu.
  4. "Apa kau merindukanku?" kamu bertanya padaku di suatu senja. Seketika suasana(ku) menjadi sangat hening. Dan kau membuatku berbohong untuk mengatakan "Tidak" padahal seharusnya aku mengatakan "Sangat". Ya, aku sangat merindukanmu. Lain kali jangan bertanya seperti itu. Seharusnya kamu mengatakan, "Aku merindukanmu." Dengan begitu aku pasti akan menjawab, "Iya, aku juga merindukanmu."
  5. Aku nyaris terbunuh malam ini. Entah mengapa dadaku begitu sesak saat merindukanmu. Padahal aku berusaha melupakanmu, namun tetap saja aku ingat. AAAAAHHH, mengapa kau begitu menggemaskan menyebalkan?
  6. Aku memutuskan untuk meladeni SMS atau telpon dari orang lain. Berharap agar aku bisa melupakanmu, tanpa bekas sedikitpun. Namun tetap saja. Begitu ponselku berdering, aku selalu berharap itu darimu.
  7. Tuhan..., dia bukan rindu pertamaku. Namun dia adalah rindu terhebatku.

Rabu, 13 Februari 2013

Mengigau Namamu

Kata Ibuku, semalam aku mengigau. Ibuku mengatakan itu setiap hari. Dan aku mengartikan bahwa aku mengigau setiap malam. Atau mungkin setiap aku tidur? entahlah.
Aku tidak pernah menanyakan apa yang aku igaukan kecuali ibuku sendiri yang cerita. Karena aku takut mendapati diriku mengigau namamu. Ah, aku pasti akan sangat malu. Namun aku berharap ibuku tidak pernah bercerita kepadaku, meskipun sudah tau. Ya. Lebih baik tidak usah dibahas. Aku tau, aku pasti pernah mengigau namamu. Karena memimpikanmu saja tidak pernah terlewat.
Jika tempat tidurku dapat berbicara, pasti dia sudah sangat kebosanan mendengarku memanggilmu.
Seharusnya saat aku tidur, aku melepas semua lelahku. Dan kembali segar pagi hari. Namun nyatanya tidak. Lelahku semakin bertambah ketika aku tidur. Karena bahkan di dalam mimpiku itupun, aku masih memimpikanmu. Kamu tidak pernah mengertikan bagaimana lelahku? Ah sudahlah. Ini bukan salahmu.

Mengeja namamu, sangat sering kulakukan. Dan bila itu terbawa sampai aku tidur, berarti aku yang salah.

Aku, Kamu, dan Malam

Aku tidak mengatakan aku penulis. Hanya selalu merasa menjadi penulis saat tiba-tiba kamu muncul di pikiranku. Kamu seperti menjadi tokoh utama di ceritaku. Sosok yang begitu penting, dengan watak yang begitu sempurna. Ya. Ini aku menulis tentangmu. Lagi. Sebelum kamu benar-benar menghilang. Jangan! Kamu jangan menghilang. Meskipun aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk menahanmu.

Ketika malam datang, aku merasa rinduku semakin kacau. Aku mengingat di mana saat aku mendapat kesempatan untuk bisa tertawa sangat lepas karenamu. Apa saat itu kamu juga tertawa? Aku iya. Semoga kamu juga. Nanti kalau aku sudah berani bertanya, akan aku tanyakan hal ini kepadamu.

Aku menyukaimu, dan cara bercandamu yang begitu pintar. Iya, kamu begitu pintar. Hingga aku tak ingin melewatkannya satupun. Aku senang kamu menghiburku malam itu. Lebih tepatnya, bukan kamu yang menghiburku. Aku saja yang merasa terhibur dengan apapun yang kamu katakan. Maaf, aku tidak pernah merasa biasa saat kamu bicara, kamu tau. Bahkan satu kalimat seperti, "Terima kasih" selalu aku artikan lebih jika itu aku dapat darimu. Dan degup jantungku otomatis begitu kencang hingga aku kepayahan mengaturnya. Puas?

Malam semakin larut. Namun waktu sedang berpihak kepadaku saat itu. Aku masih terjebak dan menikmati kondisi yang sama. Masih dengan rasa yang sama juga. Namun sepertinya kali ini semakin dalam. Entah apa yang ada dalam rencanamu. Kalau tidak ada aku di sana, aku akan menghilangkanmu di sini. Meskipun tidak tau membutuhkan waktu berapa lama. Ah sudahlah. Aku tidak sedang ingin membahas bagaimana nasib kita nanti. Yang sedang aku pikirkan, "Kamu sedang bersamaku sekarang, meski tidak di tempat yang sama. Cukup."

Entah apa yang kamu punya hingga membuatku begini. Entah apa yang aku inginkan darimu, hingga aku merelakan diri untuk bertahan dalam bayangan.

Selasa, 12 Februari 2013

Menjadi Jiwa Muda yang Luar Biasa

Aku masih 18 tahun. Masih muda, sangat muda. Masih banyak mimpi-mimpi yang belum aku capai. Masih banyak juga orang disekitarku yang belum aku bahagiakan.
Aku masih muda. Masih sangat muda. Betapa meruginya aku jika hidup hanya aku habiskan untuk main-main, menjadi pengumpat tanpa bisa melakukan apapun, menjadi orang galau setiap saat tanpa ada manfaatnya, apalagi jatuh cinta hingga merusak segala-galanya.

Ya. Aku tidak ingin menjadi jiwa muda yang seperti itu. Aku ingin menjadi jiwa muda yang luar biasa. Menjadi jiwa muda yang selalu bangkit dalam apapun yang terjadi. Jiwa muda yang selalu bersyukur, namun tidak cepat puas. Yang penuh keseimbangan, dan tidak berlebihan.
Sebagai jiwa muda yang jatuh cinta, namun tetap tertib. Tertib berada pada rel, sesuai kadar dari Tuhan.
Tetap jatuh cinta, sambil memperbaiki diri. Tetap jatuh cinta, dengan karya dan prestasi yang selalu berjalan, dan membaik. Dan dengan begitu, cinta yang akan datang menemui. Aamiin :)

Terjebak

Upayaku untuk lari
Bersembunyi, menyelamatkan hati
Nyatanya sia-sia
Kau datang lagi, dan aku menikmatinya lagi
Menyambutmu sepenuh hati
Padahal belum tentu kau datang dengan hati
Tak ada yang salah
Karena kau melakukannya tanpa sengaja
Dan aku merasakannya tanpa sengaja

Desiran yang bersemayam di hatiku
Masih terawat begitu baik
Bahkan semakin kencang, tanpa kendali
Aku bertahan namun tertahan
Percuma
Pertanyaanku masih sama
Aku bisa melakukan apa?
Kau bisa merasakan apa?

Kau masih di sana belum tergerak
Dan aku masih terjebak dengan segala prinsipku
Aku tidak tau apakah kita bisa bersatu
Namun jika pada akhirnya kau hanyalah sebuah mimpi
Pastikan kau dan aku tetap bahagia
Tanpa harus menjadi satu

Senin, 11 Februari 2013

Aku masih rajin menulis tentangmu.
Kalau kamu? Apa masih rajin juga membaca tulisanku?

Aku masih rajin menunggu pesanmu memenuhi layarku.
Kalau kamu? Apa ada niat untuk mengirimnya?

Aku masih rajin berdoa tentangmu, tentang kita.
Kalau kamu? Apa melakukan hal yang sama?

Aku masih rajin memimpikanmu.
Kalau kamu? Apa mengizinkanku untuk hadir di mimpimu?

Aku masih rajin mencari cara agar bisa menyapamu.
Kalau kamu? Apa mau kamu tersenyum untukku?

Aku masih rajin mencarimu yang tiba-tiba menjauh.
Kalau kamu? Apa ada rasa kehilangan saat aku jauh?

Aku masih rajin mengingat hal kecil yang pernah kita lakukan.
Kalau kamu? Apa masih ada ruang untuk kenangan itu?

Nostalgia SMK

Dulu waktu masih SD, pengen jadi anak SMP. Waktu udah SMP, pengen jadi SMA. Waktu udah SMA, pengen kuliah. Waktu udah kuliah, ehhhhh pengen balik lagi jadi SMA, SMP, atau SD.
Apa aku labil? Entahlah. Tapi ku rasa, setiap orang pasti pernah merasa merindukan masa lalu. Mengenang cerita dulu; nostalgia.

Waktu itu aku lagi liburan kuliah, dan tiba-tiba ada keinginan untuk maen ke SMK ku dulu. Sebenernya yang paling bikin kangen itu siomay sama es doger nya. Aku juga nggak ngerti kenapa tiba-tiba aku begini.
Yang aku inget, dulu waktu beberapa menit sebelum jam istirahat, sedangkan guru udah keluar duluan, aku sama temen-temen ku sembunyi-sembunyi keluar kelas buat beli siomay. Karena tukang jualan siomay bukan di kantin, tapi di luar pagar sekolah, jadinya susah buat kita beli siomay itu. Kalo nungguin jam istirahat, nggak sabar karena pasti langsung antri. Jadi gimanapun caranya, kita pasti berjuang beli siomay. Bela-belain kabur, meskipun biasanya ketangkap Pak Cheby (guru ketertiban). Seru. Seru banget.
Kadang juga, kita jualin siomay itu sendiri. Soalnya pak yang jualan lama banget. :')
aaaahhhh. Aku kangen. :')

Dan syukurlah, tanggal 09 Februari 2013 aku berhasil ke sana, beli siomay. Sama Sarah dan Vinna. Kebetulan mereka libur kerja. Kita di traktir Sarah karena dia habis ulang tahun.
Makan di sana, sambil ketawa, ngakak-ngakak. Mengenang kegilaan semasa putih-abuabu. Aaaaah, pengen nangis. :')

Tentang es doger.
Orangnya nggak jualan. Kata berita dari Sarah sih, tukang es dogernya udah nggak jualan. Hmm, padahal aku kangen juga.
Es doger itu harganya 2000an. Dulu pernah sama temen-temen. Pas lagi bokek banget, tapi pengen minum es doger, kita patungan ngumpulin uang. Hihihi. Atau pernah juga kita minta uang sama Vregina (temen yang paling baik) buak beliin kita es doger. Sebenernya bukan uang yang paling kita butuhkan dalam hal ini. Melainkan kekompakan. :')
Aaaaaahhh, aku kangennnnnn......

Nostalgia kita nggak habis di situ. Setelah puas makan siomay, kita ke mall nganterin Vinna nyari baju buat imlek. Karena besok dia ngerayain imlek. Sama nemenin Sarah beli sepatu buat kondangan.
Muter-muter mall sampe capek, tapi seneng. Jarang-jarang begini. Aku yang tadinya nggak suka banget sama mall, jadi seneng karena perginya bareng mereka. :')
Setelah dari mall, kita maen ke rumah Sarah. Dia bilang mau ngasih aku masker. Gilaaaa, maskernya baguuuuusssss banget. Warna pink. Hmm, dia masih ngerti seleraku. :*

Sebenernya aku pengen ketemu sama semua teman sekelasku. Tapi mereka susah banget buat ngumpul. Entahlah.
Btw, kalian apa kabar nih?
Padahal aku kangen banget lho sama kalian semua. Tapi aku bisanya cuman ketemu sama sebagian ajah. (Sarah, Vinna, Rizka, Wiwid, Dhani, sama Fella). Cuman mereka yang aktif ketemu aku.
Tapi apapun dan bagaimanapun kalian semua, baik-baik ya. Semoga jadi orang sukses semua. Aamiin. :')
Nanti kalo udah sukses semua, kita ketemuan, nostalgia bareng satu kelas. Mau kan? Mau dongg... :')
Kan kalian sendiri yang bilang kalau nggak akan ada mantan teman. :')
Salam sempak kutang ya!!!
Semangat, Kompak, Kuat, dan Tangguh. :**

Minggu, 10 Februari 2013

Ilusi Hidup



Kini langitku tak hanya gelap
Namun juga begitu pekat
Melihat purnama membawa senapan
Hingga bintangku sekarat, tak bercahaya
Tak ada pemberontakan
Inilah kesepakatan antara mimpi dan takdir

Di sini aku menapakkan kedua kaki
Memijakkan kehidupan pada ribuan hantaman
Aku berjanji tak akan roboh
Karena aku memiliki jutaan alasan mengapa kau bertahan
Aku masih berselimut sendiri
Mendengar begitu banyak yang menentang

Tak ada lagi yang dapat dipercaya
Bahkan hati ini bukan milikku lagi
Kini ku korbankan bahagiaku
Bertukar dengan yang patah, remuk, dan berkeping
Biarlah sedih itu berlangsung sekarang, dan segera berlalu
Sebab kebahagiaan abadi pasti akan menukarnya kembali

Mengenang Mimpi



Cerita yang pernah kita bagi
Kini kembali ingin ku kenang
Seperti abadi, nyatanya berlalu
Semua terjadi bagaikan kilat
Masing-masing tak ada yang berani memulai
Sejarah yang kupikir akan begitu indah
Hanya semburat tanpa makna

Kini aku kamu saling mengalihkan pandangan
Entah sejak kapan keegoisan menjadi prinsip yang kuat
Batu yang sedang kau genggam
Mengapa tak kau lemparkan saja langsung ke kepalaku?
Itu lebih baik
Dari pada aku harus melihatmu memainkannya
Sungguh mengelisahkan, membuat takut

Aku ingin tidur saja
Dan ketika aku bangun nanti
Aku akan menganggap semua hanya mimpi
Mimpi yang terindah
Dan tersadis, mungkin
Ya, seandainya berbohong itu mudah

Kamis, 07 Februari 2013

Kasih yang Terabai

Tak apalah aku terlihat bodoh
Toh nyatanya aku memang bodoh
Aku pun tak mengerti apa yang sesungguhnya aku harapkan
Aku pun tak mengerti bagaimana bisa aku berucap bahwa aku mencintaimu
Memang benar, kebahagiaan dan penderitaan kini samar dibedakan

Apa aku cuek?
Kau hanya tidak mengerti seberapa sering aku memikirkanmu, mencemaskanmu, bahkan mengawasimu, meski dari kejauhan.
Apa aku pencemburu?
Kau tidak mengerti bagaimana rasanya melihatmu dengan yang lain, sedangkan aku hanya meradang, gusar, tak sanggup berbuat apapun. 
Apa aku obsesif?
Sebenarnya bukan hanya bersamamu yang aku inginkan. Namun aku sempat berfikir, jika kau tidak bersamaku, siapa yang akan menjagamu? Meski kau begitu pintar, namun kau sangat ceroboh. Meski kau begitu mandiri, namun aku tau hatimu lemah, manja.
Apa aku cengeng?
Memang, aku cengeng. Namun ada 3 hal yang membuatku seperti itu. Yang pertama karena aku ingin kau mencemaskanku, yang kedua karena aku sedang cemburu atau rindu, dan yang ketiga karena aku tak sanggup melihat sedihmu. Jadi intinya, aku cengeng karena kamu.

Tenanglah sayang, tak ada lagi yang bisa membuatmu ragu
Meski terkadang terlihat sangat lemah
Namun bahu ini sudah sangat kuat
Meski terkadang terlihat tidak peduli
Namun mata ini yang paling memperhatikanmu dengan teliti

Ini hanya masalah wanita dan prinsipnya
Suatu hari, segalanya akan jelas terasa
Karena cinta itu jujur...

Rabu, 06 Februari 2013

Kenyataan

  1. Dia adalah cemburu. Kamu adalah rindu. Dan aku adalah orang yang (masih) merasakannya, sendirian...
  2. Aku tidak mengerti, di bagian mana dari sikapku yang tidak menunjukkan bahwa aku mencintaimu?
  3. Ada keinginan untuk bisa menyapamu. Namun aku selalu berfikir dalam keheningan yang sangat panjang. Dan pada akhirnya, aku tidak melakukan apa-apa...
  4. Bukan aku yang menghadirkanmu di dalam mimpiku. Aku hanya mengharapkannya, itu saja.
  5. Jangan salahkan aku bila mencintaimu terlalu dalam. Karena aku tidak tau harus menyalahkan siapa.
  6. Di pagi buta, kamu sudah hadir di hati dan pikiranku. Dan, sepertinya aku akan lemah sepanjang hari.
  7. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukanmu. Namun aku masih takut mendengar kenyataan jika nantinya, kamu tidak merasakan hal yang sama.

Salah Waktu

Aku tidak salah mencintaimu
Hanya salah memilih waktu saja
Seharusnya aku membiarkanmu jatuh cinta terhadapku, hingga benar-benar menggilaiku
Lalu aku putuskan untuk mencintaimu, setelahmu
Jadi aku tidak perlu takut untuk jatuh cinta sendirian
Dan menerka bahwa kau hanya mempermainkanku
Sengaja menjalin hubungan tanpa hati
Dan bersiap pergi setelah memastikan bahwa aku telah mabuk olehmu
Seandainya saja...
Seandainya aku bisa memilih kapan aku mencintaimu
Memilih kapan kuberikan hati utuhku, untukmu
Setelah hati utuhmu, untukku
Seandainya saja...
Seandainya aku memiliki banyak waktu untuk memutuskan