Rabu, 30 Januari 2013

Segelas Rindu

Aku bersama rindu yang masih tertahan dan semakin tertanam
Berusaha menelannya meski begitu pahit, namun aku harus
Aku bersama rindu yang kian hari kian bertumpuk
Berusaha mengumpulkannya untuk kubawa hingga celah di ruangmu
Kamu adalah seorang yang rutin mengisi gelas kosongku
Dan aku adalah seorang yang tak mungkin membiarkannya tumpah
Aku ingin kau turut merasakannya
Sebuah rasa pahit yang selama ini harus kutelan, sendirian
Bukan dendam, hanya ingin membaginya denganmu
Sebab segelas rindu itu...
Bukankah tidak begitu pahit jika kita meneguknya berdua?

Senin, 28 Januari 2013

Suka Duka Curhat

Sebagian orang mencari tau atau menanyakan keadaan kita, karena 2 hal. Yang pertama, dia memang care kepada kita. Kedua, dia hanya ingin tau saja.
Sebagian orang memaksa kita untuk curhat, karena 3 hal. Pertama, karena dia memang care kepada kita. Kedua, karena memiliki kebanggaan tersendiri ketika ada yang curhat. Makhluk seperti ini (yang memaksa temannya curhat) jarang punya teman, jadi kasian gag ada yang mau curhat ke dia. Ketiga, karena berniat menyebarluaskan.
Sebagian orang yang memilih untuk curhat, karena 2 hal. Pertama, sudah tidak sanggup memendam masalah sendirian. Kedua, karena membutuhkan saran.

Berikut ada suka duka curhat, yang dirangkum versi on the spot buku harian ravita. Berdasarkan pengalaman dan kemalangan atas menyesalnya hati karena pernah curhat.
Tujuan curhat :
  1. Mengurangi beban. Karena, BIASANYA kesedihan yang sudah dibagi, akan bisa berkurang. Inget ya, BIASANYA. catet.
  2. Berharap mendapatkan saran, agar masalah cepet selesai. Meskipun teman curhat bukanlah motivator, namun teman curhat seharusnya bisa memberi nasehat yang berarti. SEHARUSNYA.
  3. Mendapat bantuan. Karena, TEMAN YANG BAIK, tidak hanya mendengarkan, namun juga membantu.
Efek samping curhat :
  1. Seseorang yang telah mendengarkan curhatan kita, biasanya akan meninggalkan kita. Karena merasa puas telah mengetahui cerita kita.
  2. Rahasia akan disebarluaskan. Makhluk biadab seperti ini, bolehlah tertawa puas sekarang. Namun Tuhan berpihak kepada jiwa yang tersakiti kok.
Kesimpulan :
  1. Lebih memilih teman curhat yang berkualitas. Bedakan, jenis malaikat dan jenis setan.
  2. Curhat kepada Tuhan, orang tua, atau dengan menulis, akan lebih baik.
  3. Teman dekat, tidak selalu menjadi teman curhat yang baik. Teman dekat lebih berpotensi sebagai seorang "pembunuh". Lebih baik curhat ke teman yang jauh, karena mereka biasanya tidak memiliki niat buruk.
  4. Curhat ke lawan jenis. Biasanya, teman yang berbeda jenis kelamin, akan lebih "welcome" bila diajak curhat. Mereka akan lebih tulus menerima.
  5. Jika bingung mau curhat, sedangkan hati sudah terlanjur sesak, maka bersabarlah. Ingat bahwa Tuhan selalu mengerti tanpa kau beri tau.

Ciri-ciri teman yang baik.
Teman yang baik akan mengerti dukamu. Dia akan memelukmu, tanpa banyak bicara, tanpa memaksamu bercerita. Dia tidak akan menertawakanmu meskipun ceritamu sungguh memilukan. Teman yang baik akan sangat mengerti kamu, mengerti keadaanmu. Saat keadaanmu sungguh buruk, tidak dapat menyembunyikan kesedihan di depan umum, maka teman yang baik akan berusaha menutupi. Bukan malah menunjukkan bahwa kau sedang bersedih.
Menjadi orang baik, tidak menjamin Anda untuk bertemu orang baik pula.
Bersabar, dan terus percaya. Tuhan tidak akan memberi cobaan, tanpa ada kejutan dibaliknya.

Satu yang Pasti

Aku masih meraba-raba dengan apa yang ada di sana.
Dalam pikiranku, kau mencintaiku. Namun dalam kenyataan, aku tidak tau. Karena aku takut menanyakan. Bukan, sebenarnya aku tidak takut menanyakan. Aku hanya takut mendengar jawabannya.
Aku berfikir, berusaha menemukan jawabannya, sebisaku. Meski aku pusing untuk hal yang mungkin tidak penting. Toh aku selalu menganggapnya penting.
Hingga aku menemukan beberapa kemungkinan yang mungkin ada di hatimu.
  1. Kau memang benar-benar tidak tau tentang perasaanku.
  2. Kau tau, namun pura-pura tidak tau.
  3. Kau tau, namun terlanjur nyaman menjadikan aku sebagai temanmu.
  4. Kau tau, dan sekarang sengaja mengerjaiku. PHP, istilahnya.
  5. Kau juga memiliki rasa yang sama, namun masih ragu.
  6. Kau juga memiliki rasa yang sama, namun ada juga orang lain sehingga membuatmu plin-plan.
  7. Hatimu memang benar-benar sudah untuk orang lain, sehingga tidak ada celah sedikitpun.
Namun diantara banyak kemungkinan, hanya satu yang pasti. Yaitu, aku mencintaimu.

Minggu, 27 Januari 2013

"Di balik puisi yang galau membahana, ada seseorang yang sangat dicintai di belakangnya."

Kita, Aku, Kamu

Kita
Berada dalam satu tempat
Dan terpisah oleh sekat
Tak saling menatap
Meski mata terus berharap
Aku
Membeku dalam derasnya hujan
Memeluk tingginya dinding ketidakpastian
Dengan senyum kepalsuan
Merelakan atas segala ketertindasan
Kamu
Tetap bediri tegak di tempatmu
Membiarkanku merangkak menggapaimu
Mengira bahwa aku masih mau
Padahal aku sudah enggan menginginkanmu

Jumat, 25 Januari 2013

"Miris, memang. Belum sempat mengetuk pintu, sudah diminta pergi.
Sebagai tamu harus siap menerima 3 kenyataan. Pertama, dipersilahkan dengan senang hati. Kedua, dipersilahkan namun diasinin. Ketiga, diusir tak terhormat. Dan kurasa, kau bukan tuan rumah yang bijak."
"Kalau sehari kamu nulis 2 halaman, berarti sebulan bisa 60 halaman. Dan 3 bulan 180 halaman. Jadi deh, satu buku."
Itu kalimatmu, dulu. Mungkin kamu bukan penulis. Tapi nasehatmu seolah menunjukkan bahwa kamu adalah penulis profesional. Menghasilkan 2 halaman dalam sehari memang sangat mudah. Namun untuk menghasilkan 180 halaman dalam 3 bulan, dibutuhkan kedisiplinan yang kuat.
Namun kalimatmu itu, atau mungkin semacam nasehat terakhirmu sebelum kau pergi, menjadi pedoman bagiku hingga sekarang. Semangat yang pernah kau kobarkan, pernah juga menjadi semangatku. Namun semua telah menjadi cerita.
Aku tidak mengungkit. Hanya tiba-tiba menemukan kembali kenangan yang penuh manfaat atas pertemuan kita, dulu.
Kalimatmu itu, mungkin kini bukan menjadi kalimatku lagi. Jika dulu kau tujukan kepadaku, mungkin sekarang tidak lagi. Tapi setidaknya, ada kata pernah di sana. Pernah menjadi milikku.
Kalimatmu. Sederhana, namun bermakna. :)



Aku tidak sedang ingin membahas masa lalu. Hanya terkadang, masa lalu memang bisa menjadi begitu berharga untuk kehidupan hari ini dan nanti... -Ravita :)

Kamis, 24 Januari 2013

Kepergian

Secepat itukah kau menghakimi diriku
Menghukumku tanpa ada kesempatan
Jika yang terindah adalah air mata yang menjadi-jadi
Maka aku saja yang mencoba menepi
Matikan saja sinar yang redup
Hentikan senandung yang parau
Cabut saja nyawa yang sekarat
Atau hitamkan saja pelangi yang buram
Biarkan hilang dan membisu
Sebab yang terlihat hanyalah sia-sia
Asa yang dulu berapi-api
Kini berubah menjadi abu
Tak akan tersisa bahkan kembali
Jangan pernah mencariku nanti
Jangan juga kau tanyakan ke mana pergiku
Tanyakan saja pada hatimu
Kau apakan aku dulu?

Kekuatan di Atas Kelemahan

Kepadamu, aku pernah menaruh harap
Merebahkan tubuhku di atas persinggahan yang rapuh dan sesak
Berusaha melupakan rasa sakit saat terhimpit
Berdiri tegak di atas sendi yang lumpuh
Selalu percaya akan kekuatan cinta
Dari ujung mata yang sayu
Menjelaskan sebuah ketulusan
Bahwa cinta akan terasa meski tanpa sentuhan
Kelembutan yang pernah kau retaskan
Mengguyur halaman yang gersang
Hingga menjadi taman asmara, menentramkan
Tidak ada kata "terlanjur" pada cinta
Sebab cinta tak mengenal penyesalan
Cinta itu berbagi, bukan sendiri
Aku dan waktu masih berusaha mendegupkan jantungmu
Agar kita menjadi seimbang
Bagaimanapun cinta ini terukir
Dengan atau tidak aku dan kamu, nantinya
Bahagia akan berpihak bagi hati yang tulus

Selasa, 22 Januari 2013

Afgan Punya Pacar

Kemarin malem nonton Bukan 4 Mata. Karena di sana ada afgan, jadi aku bela-belain deh nonton meskipun sampe malem.
Di sana Afgan ngobrol banyak. Tapi yang paling bikin aku gregetan, waktu Tukul bahas tentang ceweknya Afgan. Afgan ngaku kalo dia uda nggak single, alias uda punya pacar. Terus si tukul ngasih bocoran kalo inisial pacarnya Afgan itu MA. Dan ekspresinya Afgan malu-malu gitu. Seperti mengiyakan omongannya tukul.
Aku mikir. MA sapa ya? Masjid Agung nggak mungkin.
Jedaarrrrr!!! Masak MAUDY AYUNDA sih? Masak beneran Afgan jadian sama dia? Terus aku inget-inget. Pas terakhir Afgan di acaranya John Martin yang Gengges, Afgan bilang kalo dia suka cewek yang pinter, bisa nyanyi, sama maen alat musik. Huaaaa :'( Itu semua ada di Maudy.
Tapi yaaa, semoga dugaanku salah deh. Dan semoga, siapapun pacarnya Afgan, yang penting nikahnya sama aku lah yaaa. Aamiin :)

Dear, Afgan...
Kau telah melukai banyak hati Afganisme karena talkshow semalam.
Sekarang kamu pilih. Afganisme atau Maudy Ayunda.
Tapi yaa, semoga Afgan bahagia dengan apapun pilihannya.
Bintang hanya untuk dipandang kan? Bukan digapai. :)

Meracau dalam Diam

Dari seribu senyum yang memancar
Ada berjuta gores luka dibaliknya
Jika senyum bukan suatu keharusan
Mungkin mataku yang akan menjadi kering
Aku masih bertanya dalam sendiriku
Tak ada jawab, karena aku memang sendiri
Ku coba merangkai tanyaku
Berharap ada jawab di sana
Namun dukaku makin mendalam
Sebab hanya ada lamunan yang menyesakkan
Jika aku terus mengikuti alur
Apa bedanya aku dengan sampah yang mengikuti arus sungai?

A Walk to Remember

Sebenernya film ini aku dapet uda lama, dari Nindy. Sekitar 2 bulan yang lalu sih, tapi baru aku tonton. Awalnya aku nyanyi-nyanyi lagu Only Hope, eh terus malah disaranin nonton filmnya. Yaudah.
Film ini tentang drama percintaan, di angkat dari novel Nicholas Sparks dengan judul yang sama dengan filmnya. Diperankan oleh Shane West dan Mandy Moore.
Kalo menurutku, ceritanya bagus sih, walaupun uda banyak juga cerita yang kayak gitu. Tapi gag ngerti kenapa, aku ngerasa film ini beda. Dapet aja gitu feel nya. Aku sampe nangis berkali-kali. Maaf ya, aku lebay lagi. Tapi aku juga bingung, ini aku nangis karena emang filmnya yang bagus, atau moment nya aja yang pas sama aku, entahlah. Mungkin saat aku nonton film ini lagi galau, terus situasi rumah juga sepi, nggak ada orang, dan di luar hujan deres. Pas banget. Jadi meskipun cerita yang klise, berujung kematian. Tetep aja nangis-nangis nggak jelas padahal itu adegan biasa, tapi tiba-tiba netes. Ya, aku nonton Crayon Shinchan aja nangis. Hahahahaha. Ya udahlah. Air mata yang ditahan, akan tumbuh menjadi jerawat. (kepercayaan baru)
Ini film yang menginspirasi. Di mana film ini, menurutku, mengajarkan kita bahwa cinta itu harus saling memahami, menghargai, dan rela berjuang. Mencintai dan mengasih sepenuh hati, dengan keyakinan. Mandy Moore yang anak seorang pendeta, selalu membawa al-kitab ke mana-mana, memilih dan percaya kepada Shane West yang brengs*k untuk menjadi lebih baik.
Well, dari pada kalian denger ceritaku yang nggak jelas, mending tonton aja deh filmnya. Nggak bakal nyesel deh, insyaAllah.

"So I lay my head back down .And I lift my hands and pray
To be only yours. I pray to be only yours
I know now you’re my only hope...
"
Mandy Moore - Only Hope

Minggu, 20 Januari 2013

Celah dan Resah

Seperti hari sebelumnya, hari ini pun terjadi pertengkaran atas seluruh organku. Atau mungkin, aku sendiri yang menyebabkannya bertengkar? Masih mencoba mencari celah, dan menganggapnya ada.
Aku masih diam, bersama segala rasa takutku. Dan kau juga diam, karena memang biasanya aku yang memulai pembicaraan.
Aku menenangkan diriku, sendirian. Sambil mengumpulkan tenagaku untuk melihatmu, dan mencoba mengatakan sesuatu. Untukmu yang duduk di depanku, apa kau bisa mendengar degup jantungku? Atau mungkin kau juga menikmati degup jantungmu yang sedang memuncak? Ah, aku sedang tidak ingin menghayal sekarang.
Kali ini, bisakah kau yang memulai bicara? Tak ada yang bisa kulakukan di hadapanmu, selain mematung. Apa saja, bicaralah. Aku yang akan mengikutimu. Kita tidak perlu memanggil orang lain untuk menyambungkan pembicaraan kita kan? Tidak perlu, karena ini tentang kita, aku dan kamu.

"Apa di sana, di hatimu, ada celah untukku?"
Aku masih belum memulai pembicaraan. Itu kalimat yang sejak tadi ada di kepalaku. Yang ingin ku katakan, namun aku masih berada dalam tahap latihan.
"Kau tidak perlu resah, karena celah ini memang telah penuh olehmu."
Aku baru saja berkhayal, kau akan mengatakannya setelah aku menanyakannya.

Kita masih diam, tetap di tempat awal. Berulang aku meneguk minumanku, berharap degup jantungku menjadi pelan. Namun gagal. Minumanku sudah hampir habis, dan tak ada kalimat yang terucap. Aku hanya menikmati kebersamaan kita, berada di dekatmu, meski dalam lamunan masing-masing.
Sebenarnya, apa yang kau rasa sekarang? Apa kau merasakan hal yang sama? Atau justru sedang bosan berada di tempatmu? Atau senang melihatku tergantung? Atau ada orang lain yang sedang kau tuju? Aku masih meraba.
Senja sudah akan pergi. Resahku belum terjawab.
Mungkin memang kita harus pulang. Dan kembali jika memang sudah sama-sama siap.

Sesalku

Aku dan seluruh sesalku
Mengingat tindakan bodohku saat bersamamu
Seluruh waktu kau luangkan untukku
Namun aku membayarnya dengan menuruti kesibukanku
Aku bersenang-senang bersama mereka
Dan membiarkanmu hanya berbincang dengan keluargaku
Kau sering meredam amarahmu
Selalu memberiku kesempatan
Namun aku masih mengulanginya lagi
Kini aku memahami kecewamu, segala lelahmu
Mengerti mengapa kau meninggalkanku
Aku tidak memintamu memaafkanku
Aku hanya ingin kau paham akan sesalku
Jika pintumu begitu rapat, aku mengerti
Namun bisakah kau lihat aku sekarang
Aku sedang bertumpuh pada lututku
Dengan segala dosaku
Mengerti bagaimana rasa diabaikan
Mengerti bagaimana rasa kehilangan setelah kau pergi
Aku tidak meminta kita bisa kembali saling mencintai
Hanya ingin bisa melihat senyum itu lagi

Jumat, 18 Januari 2013

CIE = Cause I'm Envy

sumber : 1cak

Ini bukan hanya tentang cemburu. Ini juga tentang orang yang mengatakan CIE.
Aku sering cemburu. Tapi aku belum pernah bilang CIE ke dia, meskipun semua mengatakan CIE. Aku lebih memilih untuk diam, dan menikmati kecemburuan ini, sendirian.
Tapi kamu, seseorang yang sering mengatakan CIE kepadaku berulang kali, meskipun yang lain sedang diam. Apakah kamu cemburu? Atau itu hanya sekedar hobby mu saja? Aku tidak pernah tau apa masksudmu.
Namun aku berharap, bahwa cemburu itu juga ada di sana. Sama sepertiku yang mencemburuimu, tanpa mengatakan CIE... :D
"Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk cemburu. Dan orang yang mengatakan CIE kepada orang yang disuka, pasti dengan ekspresi yang tertawa bahagia. Namun tentang isi hati? Siapa yang tau?"

Kamu Jatuh Cinta

Melihatmu jatuh cinta seperti ini, aku semakin tidak karuan. Entah siapa orang yang bisa membuatmu bahagia sepanjang hari. Kamu membuatku berfikir berulang, menerka siapa cewek yang kamu maksud. Siapa cewek yang berani mendahuluiku datang ke mimpinu? Siapa juga, cewek yang membuatmu galau di media sosial setiap hari?
Aku hanya ingin tau, setidaknya setelah itu aku bisa pergi dan menyembuhkan lukaku dengan pasti. Bukan berfikir dengan masih menahan luka, maksudku. Atau jika tujuan kita sama, maka aku dan kamu tidak akan ragu lagi, ya kan? Berbicaralah, apapun. Aku takkan bisa memulai, sungguh.
Jangan membuatku menjadi stalker mu. Yang kadang bahagia, dan sering hancur.

Kata Dokter, Saya Kecapekkan :o

Sesuai yang dijadwalkan PMI, seharusnya aku donor tanggal 16 Januari. Tapi aku ke sana tanggal 18 Januari karena ada halangan.
Singkat cerita, setelah sampai lokasi tempat donor darah, aku langsung ke loket pendaftaran. Namaku dipanggil, lalu tes golongan darah sekaligus cek HB. Itu, yang jari ditusuk jarum. Uda nahan sakit sekuat tenaga, ternyata dokternya bilang, "Ini nggak bisa donor. HB-nya kurang."
Kata dokternya, aku kecapekkan, stress, kurang tidur, dan disuruh ngurangin aktivitas. Jadi, buat temen-temen yang mau donor, harus bener-bener jaga kesehatan. Badan harus fit, terutama saat donor itu.
Ternyata rasanya ditolak donor itu, berasa tiba-tiba gag berguna. Miris aja gitu. Dan saya keluar ruangan dengan rasa kecewa. Bahkan sangat kecewa. Tapi biarin deh, setidaknya aku dapet KALENDER dari PMI. Hahahaha. Lumayan lah, sedikit mengobati rasa kecewa.


"Iya, aku memang kecapekkan. Kecapekkan digantung.
Iya, aku stress. Stress mikirin kamu.
Iya, aku kurang tidur. Karena di saat malam, kehadiranmu seolah menyata.
Iya, aku harus ngurangin aktivitas. Aktivitas menulis semua tentangmu, mungkin.
Seandainya ajah, ada sebuah kalimat kepastian yang kau ucapkan kepadaku. Mungkin bukan seperti ini ceritanya. :)"

:D

Aku sampai bingung mau kasih judul apa. Mungkin karena efek terlalu bahagia. Huaahahahaha.
Intinya, aku seneng deh kemarin itu. Aku lebay ya? Ya udah lah. Aku memang seneng banget waktu itu. Yaaa, semoga kalian juga seneng.
Jadi gini, waktu di kantin, Aku, Mbak Nita, Yessy, sama Ayu lagi ngobrol. Terus Yessy ngajakin ke Masjid Al-Akbar Surabaya (MA), makan jagung sambil nongkrong gitu. Terus aku bilang kalo cuman ber-4 kurang rame. Akhirnya aku nyuruh Mbak Nita buat ngajakin temen sekelas. Dan syukurlah, respon mereka bagus. Aku sih pengennya bisa ngumpul bareng-bareng gitu, biar makin akrab sama semuanya. Kan sekalian huntuing foto :D
Sebenernya janjian kumpul di kampus jam 7 malem. Tapi mereka molor banget, sampe MA itu jam 9 malem. Di sana uda sepi. Tapi ya kita tetep foto-foto, makan kacang, dll. Sampai akhirnya, Lutfi maksa buat ke rumah ku. Ya karena rumahku yang paling deket. Dan akhirnya mereka beli makan dan dimakan di rumahku. Mereka makan malam di sana jam 11 malem, dan pulang jam 12 malem. Kalian luar biasa :')
Sebenernya keluargaku, terutama ibuku, seneng banget kalo ada yang maen ke rumah. Tapi ya kita sungkan juga sih. Anak 13, berada dalam rumah yang hanya sebesar itu. Ya semoga kalian gag kapok deh, maen ke sini.
Malem itu, gag akan terlupakan. Bisa keluar sama temen kuliah, sampe ngajakin mereka maen ke rumah. Walaupun uda pernah juga begini, tapi aku ngerasa ini beda.
Ohya, fotonya belum ada. Semoga bisa nyusul deh. Iya, semoga.
Sementara ini, aku kasih daftar nama mereka ajah.
Mereka adalah: Mbak Nita, Yessy, Ayu, Sarah, Ade, Hendrik, Ganyonx, Roma, Fadly, Ari, Lutfi, Wito, dan Pacarnya Wito.
Next, aku pengennya jalan-jalan ke Surabaya Pusat, wisata kuliner. Semoga terwujud.

Kamis, 17 Januari 2013

Ilalang dan Bintang

Jika aku layaknya benalu yang merusak hidupmu
Maka aku akan pergi sekarang
Jika aku layaknya duri yang yang menghalangi langkahmu
Maka aku akan menepi sekarang
Biarkan aku hanya menjadi ilalang
yang masih memuja bintang
Terus menunggu malam
Dan selalu membenci siang
Meski kau tak ingin melihatku
Setidaknya aku masih bisa menikmati cahayamu
Kau begitu indah dari kejauhan
Bila ku dekati, maka cahayamu begitu menyilaukan
Aku di sini saja, di tempatku yang dingin
Sebelum kau yang membawaku ke sana
Dan membuatku sepertimu, bercahaya...

Rabu, 16 Januari 2013

Suka, sayang, ataukah cinta?
Sepertinya tidak perlu ditanyakan. Yang jelas, ketiga rasa itu akan berubah menjadi pedih jika tidak disampaikan.
"Iyaa, aku tau dia bukan punyaku. Tapi jika kau terus di sana dan menggodanya, sedangkan aku tidak bisa seagresif itu, maka aku takut jika diantara kalian ada yang jatuh cinta nantinya..."
"Hai"
Itu sapaan sederhana, yang akan menjadi sangat istimewa jika kau yang mengirimnya.

Ainun Habibie

Akhir-akhir ini lagi heboh banget film Ainun Habibi. Di mana-mana bahas film itu, dan aku jadi pengen ikutan bahas deh. Hmm, filmnya bagus sih. Tapi aku lagi gag pengen bahas filmnya, ataupun soundtracknya yang bagus banget . Aku juga gag pengen bahas dengan siapa aku nonton, dan dengan cara apa aku nontonnya. Aku pengen bahas dari sudut pandang yang berbeda. Aku ingin membahas, kenapa film itu bisa ada :)
Jadi kapan hari aku baca-baca, dan menemukan artikel tentang Pak Habibie.

"Waktu Ibu meninggal, hanya dalam waktu 7 atau 8 hari kemudian saya itu kejebak tengah malam jalan tanpa menggunakan sandal di dalam rumah seperti anak kecil nangis mencari ibunya. Dalam hal itu, tim dokter mengatakan, 'Pak Habibie itu namanya mengalami Psikosomatik malignant. Atau kalau tidak hati-hati dalam kesedihan ia bisa mengikuti jejak istrinya ke liang kubur'," Kata Habibie
Habibie pun mengatakan, "Kalau ingin menjadi sehat, ada 4 option yang diberikan. Pertama, masuk rumah sakit Psikiatri atau rumah sakit gila. Kedua, saya tinggal di rumah ada tim dokter datang. Ketiga, saya curhat. Curhat kepada kawan-kawan ibu, dokter, atau kawan-kawan saya yang dokter, atau siapa saja. Keempat, saya selesaikan sendiri di mana saya curhat kepada jiwa dan diri saya sendiri. Saya tulis, saya ambil option keempat".
“Film ini dibuat berdasarkan buku yang saya tulis. Alasan saya menulis buku karena saya harus keluar dari ‘black hole’ agar terhindar dari sesuatu yang tak boleh terjadi karena kesedihan. Setelah itu, saya pun bisa pindah ke dimensi baru,” kata Habibie.

Pak Habibie memilih opsi yang sangat tepat. Beliau memilih menulis untuk menyembuhkan sakitnya. Sekarang, tulisannya bisa bermanfaat banget buat banyak orang.
Terbukti, bahwa menulis itu menyembuhkan. Jadi kalau misalnya aku nulis tulisan sedih atau apapun, ya udah. Mending nikmati saja tulisanku, dan ambil hikmahnya. Menulis itu bisa menjadi bagian dari terapi kesedihan atau ungkapan isi hati, saat ada kalimat yang tak sanggup diungkapkan. Dari pada sedih dan nangis gag jelas. Kan lebih baik menulis. Bermanfaat, menghibur, menginspirasi, produktif dalam karya, bisa punya penggemar (aamiin), dan lain-lain.
Saya jadi ngefans sama Pak Habibie. Paling merinding waktu dengar beliau bilang, "Alasan saya menulis buku karena saya harus keluar dari ‘black hole’ agar terhindar dari sesuatu yang tak boleh terjadi karena kesedihan."
Berkat beliau, saya jadi nge-fans dan ada semangat lebih buat nulis. Yaaa, meskipun tulisanku belum se-fenomenal beliau, tapi percayaah akan keajaiban esok hari...

"Yang terpenting adalah bukan banyaknya kesedihan yang kita rasakan. Namun bagaimana kita mampu mengubah hal negatif menjadi positif."--Ravita's Quote :)

Senin, 14 Januari 2013

Dialog Semesta

Wahai sungai yang mengalir anggun
Memberi sepercik kehidupan bagi jiwa yang kering
Jangan pernah bosan menerimaku
Yang masih ingin lama-lama di dekatmu
Mencuri kedamaian yang kau sembahkan
Wahai burung dan kicaunya yang syahdu
Bunuh kesunyian ini
Temani jiwa yang sepi
Sebab kehampaan siap setia menghampiri
Wahai udara yang menghembuskan keabadian
Memberi kepercayaan dalam setiap keraguan
Memberi kekuatan dalam setiap kerapuhan
Memberi bisikan cinta pada setiap tarikan nafas
Wahai ilalang yang bergerak mengikuti angin
Yang begitu kuat bertahan mengikuti arah
Tak mengeluh meski inginnya terabai
Mengajarkan arti sebuah pertahanan
Mengajarkan arti sebuah kebangkitan
Wahai dedaunan rindang di dahan pohon
Tidakkah juga kau lelah dengar keluhku
Meneriakkan hal yang sama setiap saatnya
Mengadukan kelembutan cinta yang tak kunjung menyapa
Wahai langit yang jauh di sana
Abadikan teduhmu dalam lindungan kasih
Menjagaku yang sedang menarikan jemariku
Pada lembaran kisah terjaga
Mengisi cerita pada ruang kosong
Wahai semesta...
Ajari aku menitih hidup
Ajari aku menjadi jiwa yang tegar
Ajari aku menjadi nyawa yang bermakna
Ajari aku merangkai cerita dalam keajaiban cita cinta

Minggu, 13 Januari 2013

Bantu Aku, Jawab Tanyaku

Ada tanya tak terjawab. Yang masih tertanam, tak mampu terungkap.
Adakah yang mampu membantuku? Aku tidak bisa tidur sekarang. Akibat pertanyaan bodoh yang ku buat sendiri, namun tak kutemukan jawabnya...

1. Bagaimana mungkin aku merindukanmu? Sedangkan kita sama sekali tak terikat.
2. Bagaimana mungkin aku cemburu? Pada sesuatu yang bukan hakku.
3. Bagaimana mungkin aku merasa ada yang hilang? Sedangkan kau belum pernah kumiliki.
4. Bagaimana mungkin aku tak bisa berhenti? Padahal mengingatmu serupa bernafas tanpa oksigen, sesak.
5. Bagaimana mungkin imajinasiku sehebat itu? Membiarkanmu bergerilya di kepalaku, meracau tanpa jeda.
6. Bagaimana mungkin ini cinta? Sedangkan aku masih malu tuk sekedar menyapa.

Dan yang terakhir...
7. Bagaimana mungkin kau tak mengerti? Sedangkan kau telah membacanya sekarang.

Sabtu, 12 Januari 2013

Aku dan Rinduku yang Ingin Pergi

Diantara tatapan cinta yang malu-malu
Ada rindu yang perih, menyayat, lama
Bertumpuk cemburu dan ragu dalam persembahan istana janji bahagia
Masih di tempat yang sama dengan rasa yang mustahil berkurang
Aku masih rutin mengingatmu, merindukanmu, menyanjungmu
Demi kepiluan yang mengiris nadi dalam sebait puisi
Seluruh rindu berpendar dalam dada
Penuh, sesak, tak ada ruang bagi udara
Hanya ada debar saat aku eja namamu
Lebih mendebarkan dibanding pertemuan
Sebab diantaranya ada rasa yang disebut rindu
Di tempat ini, pernah ada mendung yang berubah jadi hujan
Pernah juga ada pelangi diantara awan yang berkumpul
Bila tak ada yang membuatmu ingat, biarkan aku saja
Aku saja yang menulisnya dalam catatan kenangan
Kini damai menjadi gersang
Kepadamu, aku bertahan
Merelakan hati yang memar dan berkarat
Demi sebilah senyum isyarat keabadian
Pergilah jika ingin pergi
Terbanglah sekuat kepakkan sayapmu
Sebab di sini aku terlanjur merapuh
Senja, aku akan berpaling
Embun, aku akan menanti

Jumat, 11 Januari 2013

Alur Mu, Alur Kita. Seandainya. :)

"Terbesit suatu keinginan untuk bisa menciptakan sebuah alur sendiri.
Aku ingin itu, lalu berjalan ke arah itu, dan aku mendapatkan itu. Ya, seandainya bisa seperti itu."

Menginginkan atau memimpikan sesuatu, tentu ada rasa untuk bisa mendapatkannya. Termasuk tentang cinta. Sebuah alur yang sengaja aku buat, yang tentunya aku ingin ada cerita indah di dalamnya, tanpa akhir.
Tak perlu menanyakan sebuah ketulusan yang pernah ada. Namun aku sungguh membenci permainan, kau tau.
Aku berjalan ke arah yang ingin ku tuju. Namun aku tak menemukanmu di persimpangan jalan. Aku tak tau ke mana seharusnya aku pergi. Tujuanku yang tadinya begitu jelas, kini menjadi kabur, dan hampir lenyap.
Apakah kita memilih alur yang berbeda?
Sekarang,biarkan aku berbalik saja.
Alur seperti apa yang kau inginkan?
Biarkan aku di belakangmu, mengikutimu...

Setelah UAS

Setelah otak kita di "eksploitasi" atas nama UAS.
Setelah hari-hari kita terenggut atas nama UAS.
Setelah beranda facebook berbicara tentang UAS.
Setelah TTWW di tempati oleh UAS.
Dan seperti badai, UAS pun pasti berlalu...


Sepulang UAS hari terakhir. Sebenernya kita (temen-temen kelas cewek) gag ada rencana buat keluar. Ada sih rencana, tapi cuman mau duduk-duduk ngerumpi biasa. Tapi gag ngerti gimana ceritanya. Waktu itu ada Sarah, Nindy, Fida, Ayu, Yessy, sama aku lagi ngumpul setelah keluar dari kelas "laknat". Kita ngobrol, "Kemanakah kita setelah ini?" terus ada yang usul ke K*C. Oke, kita ber-6 langsung cuss ke sana. Pesen makan, ngobrol-ngobrol. Bercanda biasa, nge-bully Ayu, menggalau, dll. Pokoknya melalkukan segala aktifitas yang sepertinya sudah lama sekali tidak dilakukan. Well, kita bahagia saat itu. :')
Setelah makan habis, dan topik kita belum habis, namun sungkan apabila terlalu lama di sana. Dan akhirnya Nindy mengusulkan untuk ke tempat karaoke. Sebenernya aku gag terlalu suka dengan tempat seperti itu. Tapi yaudahlah. Yang penting kumpul.
Setelah booking tempat segala macem, akhirnya masuk ruangan.
"Oke girls!!! It's galau time!!! Ulalaaa"
Lagu pembukaan waktu itu, lagu dangdut. Kesukaan Nindy. Aku lupa judulnya. Gag masalah deh, yang penting goyang. -,-
Lagu kedua. Aku duet sama Sarah, nyanyi lagunya Taylor Swift yang Back to December. Ehm ehm. Cek suara. Tes tes. Lumayanlah. Meski tak sebagus Taylor Swift, setidaknya mereka tidak tutup kuping waktu aku nyanyi.
Lagu ketiga. Fida ngajakin aku nyanyi lagu Secondhand Serenade yang Fall for You. Oke lah. Aku spesialis lagu galau sepertinya.
Lagu ke empat dan seterusnya, aku lupa. Yang jelas aku sempet nyanyi lagunya Afgan juga. Dan aku memilih lagu Bukan Cinta Biasa. Kata mereka, aku menghayati lagunya. YA IYALAH! ITU KAN LAGU BUAT DIA..... :')
Yang jelas seneng banget deh waktu itu. Meskipun dompet kempes setelahnya, yang penting Happy.
Nanti begitu lagi ya, kan kita dapet free pass.
Ohya, semoga project yang katanya mau ke luar kota itu, jadi yaa. Aamiin.
Love you... :*

Kamis, 10 Januari 2013

UAS

Setelah beberapa hari tidak blogging, akhirnya saya bisa muncul lebih awal. Tanganku uda gatel kalo gag nulis. Dan aku tau, pasti diantara kalian juga ada yang kangen baca tulisanku. Ya kan? Hahahaha. Kamu, ngaku ajah! Enggak ding, aku tadi bercanda. Kalo gag ada yang kangen juga nggak apa-apa sih. Biarkan aku saja yang kangen menyapa kalian. Biarkan juga aku belajar menjadi sesuatu yang bisa dikangenin.
Lama nggak nulis, karena aku pengen fokus UAS dulu. UAS nya sih cuman 4 hari. Tapi butuh waktu berhari-hari untuk mempersiapkannya. Dan di sini aku pengen bahas tentang aktivitas atau cerita seputar UAS aja sihhh... Jadi, selama UAS itu, aku bangun jam 2 pagi. Tujuannya ya buat belajar. Karena diwaktu-waktu seperti itu, menurutku paling tepat buat belajar. Selain seger setelah bamgun tidur, aku juga gag suka keramaian.
Hari Pertama.
UAS 1. Web Development
Hari pertama UAS disuguhkan dengan mata kuliah yang tidak biasa. Aku tipe orang yang gampang gugup. Jadi jangan ditanya, gimana perasaanku pada hari pertama itu. Tapi menurutku sih, soalnya lebih gampang dari pada UTS sebelumnya. Tapi ya nggak ngerti lagi gimana hasilnya. Yang jelas aku bisa ngerjain sendiri tanpa tengok kanan kiri (kecuali minjem tipe-X).
UAS 2. Dasar Komunikasi Massa
Di sini, kita bisa menggunakan logika. Tinggal mikir satu kata kunci, lalu diperluas dengan berparagraf-paragraf. Untuk yang biasa blogging, harusnya bisa. Ya, seharusnya. Tapi aku? Gag ngerti lagi deh. Ya Bismillah aja.
Hari Kedua.
UAS 3. Elektronika dan Instrumentasi
Ada kabar baik dan buruk kali ini. Kabar baiknya, kita mendapat kabar bahwa kita bisa BUKA BUKU CATATAN karena ini UAS terbuka. Tapi kabar buruknya... Kita nggak ada buku catatan. Nyatet aja nggak pernah. Jangankan nyatet. Dosennya bisa hadir saja, sujud syukur deh saya.
UAS 4. Publishing
Ini lumayan woles deh. Istilahnya, bisa ngerjain soal sambil nafas. Mengarang bebas, sambil gambar-gambar layout majalah gitu. Ya, dibuat fun sajalah.
Hari Ketiga.
UAS 4. Visual Programming
Fiuhhhhhh..... Memang sih, mahasiswa tidak harus menguasai semua mata kuliah. Dan aku sebenernya pengen banget bisa mata kuliah ini. Tapi apa daya? Visual Programming itu susah.... banget. Tapi alhamdulillah sih, kali ini soal kita gag ada coding. Cuman definisi-definisi gitu. Love you deh, Pak Hasbi (semoga Bu Disa gag baca). Oh ya, waktu ngerjain ini, aku dibantuin Raj lho... Dan diantara ketegangan, aku masih sempet ngakak gara-gara dia.
*dialog*
Aku : Raj, nomer 1 yang B apa?
Raj : aku dikasih tau Lutfi. Katanya, builder!@#$%&*^$#@&^^^%$#%@$@$$.
Aku : Kamu ngomong apa sih Raj?
Raj : Wes emboh wes, bingung aku.
Aku : Hahahahahahaha. Bukannya stress gag dapet jawaban. Eh, aku malah terhibur.
UAS 5. Bahasa Inggris
Ini dosen favorit nih. Cara ngajarnya asyik banget. Kalo aku sih, bisa ngerjainnya. Lumayan woles lah. Semoga hasilnya memuaskan. Aamiin.
Hari Keempat.
UAS 6. Literasi Komputer
Soalnya ada 5. Ngerjain soal 1-4, aku bisa sambil merem. Tapi pas soal ke 5? Wussshhh. Aku belum pernah denger istilah CMS. Aku taunya PMS. Tapi ya aku kira-kira aja deh jawabnya. Semoga bener.

Alhamdulillah, UAS sudah saya lewati. UAS di sini, beda banget sama jaman SMK. Di sini ketat banget. Duduknya aja sama kakak kelas beda jurusan. Bisa nggak bisa, ya dikerjain semampunya. Gag boleh nyontek. Walalupun ada sih, yang buka HP waktu UAS. Tapi aku sendiri, takut banget. Kakak kelas yang ketahuan megang HP aja, aku yang ketakutan. Jadi ya udahlah, semampuku saja.
Jadi inget pas jaman SMK dulu waktu UAS pelajaran kimia yang ada 50 soal.
*dialog*
Aku : Hehh, aku nyontek.
Sarah : Nomer berapa?
Aku : 1 sampai habis.
Yaa, tapi kebiasaan seperti itu sudah tidak bisa lagi dilakukan. Aku sudah besar. Mandiri dan jujur itu harus.
Semoga UAS mendapatkan nilai yang memuaskan, rapot bagus, IPK bagus, nggak ada Ujian Perbaikan. Aamiin.

Minggu, 06 Januari 2013

Mohon Maaf...

Buku Harian Ravita gantung pena untuk sementara waktu. Dan akan kembali setelah UAS, tanggal 13 Januari 2013, tentunya dengan cerita yang semakin inspiratif, menyenangkan, dan mengharu biru.
Maka simpan rindumu sejenak, jangan biarkan ia menjadi berantakan.
See you next time, readers... :*
-Salam Pena-


(sok-sok an punya penggemar)

Foto-foto Sebelum UAS

Ini foto-fotoku sama temen-temen. Yaaa,, anggap saja ini seperti refreshing sebelum menghadapi UAS. Atau anggap saja ini seperti foto penutupan akhir semester 1. Hahahahaha. Maaf kalo fotonya gag jelas, ataupun aneh-aneh. Ini buat seneng-senengan aja kok. Mahasiswa juga butuh refreshing. Komputer kampus gag selamanya digunakan untuk belajar ajah. Dibuat foto-foto juga sipp kan??? :D :D
Selamat menikmati.
 
Ini Roni. Hmm, mirip sama Afgan nggak??? :D

Kamis, 03 Januari 2013

Tersentuh

Ada hati yang hidup
Namun tak bernyawa
Berulang kali mencoba meyakinkan
Kekhawatiran selalu ada
Namun keberanian harus lebih kuat
Aku masih tak yakin
Tapi keinginan untuk bersama
Tak mampu lagi kubendung
Bagaimana mungkin kau tak tersentuh?
Sedangkan aku telah lama menyentuhmu
Tak ada lagi yang tersisa
Bahkan tanganku kini milikmu
Tidak adil
Di sana masih tenang
Sedangkan dayaku telah habis
Aku ingin menyentuhmu
Sebagaimana mestinya
Sesuai kadar seorang wanita

Andai

Aku ingin ada aku dalam ANDAI-mu. Entahlah, tiba-tiba aku ingin mendapat timbal balik dari pengandaianku selama ini. Apakah menurutmu cintaku tidak tulus karena mengharap imbalan? Tidak, kau salah. Bahkan keindahan alam pun tidak selamanya indah jika kita tidak menjaganya. Atau kita tidak selamanya di surga jika tidak berbuat baik kan? Jadi, segalanya tidak dapat berlangsung "selamanya" jika tidak ada kata "saling" di dalamnya.
Aku ingin. Aku berharap. Aku berdoa...
Seandainya ada aku di ANDAI-mu.
Seperti...
Andai dia selama ini yang aku impikan
Andai dia seorang yang dijanjikan Tuhan
Andai dia seorang yang tak tega melihatku sedih
Andai dia yang menemaniku dalam senyumku selanjutnya
Andai dia yang tercatat dalam catatan takdirku
Ya, andai-andai itu yang selama ini memenuhi seluruh organ "perasa" ku. Aku ingin kalimat itu juga ada dalam hidupmu. Dan ada namaku yang menggantikan kata "dia". Karena di sini, aku pun telah menggantinya dengan namamu...

Rabu, 02 Januari 2013

"Apa kamu melihat lelaki yang sedang duduk di sana? Yang berada beberapa meter dariku, namun tepat dilurusku? Iya, itu orangnya. Orang yang selama ini aku ceritakan, dan yang sekarang menjadi headline dalam buku harianku.
Dia sedang asik dengan dunianya. Laptop dan headset. Ya, itu yang menjadi teman setianya akhir-akhir ini. Diantara kesibukan yang tak dapat diganggu gugat.
Coba lihat deh, dia terlihat menikmati lagu yang sekarang lagi dia putar. Sambil joget-joget kecil gitu. Lucu banget kan?
Hm, tapi masih lebih lucu aku sih. Yang tetep duduk di sini, sambil senyum-senyum menikmati sesuatu yang sedang menikmati yang lain.
Ah, sudahlah...
Biarkan dia bersama dunianya sekarang. Aku pun sedang bersama duniaku. Dunia baruku, mengamatinya..."

Selasa, 01 Januari 2013

Donor Darah #2

Artikel kali ini nyantai dulu lah yaa..
Bosen kan baca yang cinta-cinta an? Sekarang baca yang mungkin bisa menginspirasi kita semua.
Well, sebenernya ini cerita uda lama sih. Tapi baru aku posting sekarang.
Ini donor darah kedua. Tanggal 2 November 2012.
Tempatnya di Embong Ploso, Surabaya. Di sana memang tempat khusus untuk donor darah. Jadi kalo temen-temen mau ke donor darah, langsung ke sana ajah... 24 jam kok.
Lokasi
(maksa ngambil foto, meskipun diliatin orang)
Awalnya, aku bilang dulu kalo mau donor darah lagi. Tapi ayah sempet gag percaya sih, takut aku nangis di sana katanya. tapi aku tetep maksa. Ya walaupun aku juga sebenernya takut jarum, gag betah sakit, tapi gag ngerti kenapa, aku pengen banget buat donor darah. Setelah dapet izin, dan kebetulan waktu itu kuliah lagi libur, aku memutuskan untuk berangkat. Kali ini aku pengen berangkat sendirian. Belajar mandiri.

Pertama, berangkat dari rumah. Sambil baca-baca doa. Jujur aja, aku masih takut sih. Aku uda mikir yang macem-macem. Begitu sampai lokasi, aku mau balik pulang lagi. Karena waktu itu jantung berasa mau keluar. Tapi terlanjur ketemu satpam, dan aku langsung disuruh masuk. Yaudah deh, aku masuk setelah parkir motor.
Kedua, aku mengisi berkas. Dan tanganku semakin dingin. Ngejer banget. Lututku berasa mau rontok aja waktu itu. Aku pengen pura-pura pingsan, tapi aku gag jago akting.
Ketiga, cek golongan darah. Jari tengah ditusuk jarum. Ya Tuhan, walaupun ini bukan yang pertama, tapi tetep aja aku takut. Dan dokternya sampai tau kalo aku takut lho.
Dokternya bilang, "Kenapa? Takut ya?"
Aku jawab, "Iyaaa... :("
Dokternya bilang lagi, "Yaudah, pake jarum yang kecil aja biar gag terlalu sakit."
#cetossss (kira-kira seperti itu bunyi jarum yang nusuk ke jariku)
Terus dokternya bilang, "Lho, darahnya gag mau keluar. Mungkin jarumnya terlalu kecil. Kalau gitu, mana jari tengah yang satunya. Terpaksa harus ditusuk lagi pake jarum besar."
Aku cuman pasrah. Niatnya biar gag terlalu sakit, eh malah ditusuk 2 kali. :'(
Keempat, tensi atau cek tekanan darah. Di sini adalah penentuan akhir. Kita diizinkan donor darah apa tidak. Sempat terlintas doa jahat dalam pikiran, "Semoga aku gag bisa donor darah. Aku pengen pulang..." Tapi ternyata, aku lolos. Oke, fine.
Kelima, cuci tangan sampai siku. Jadi lengan yang mau ditusuk harus dicuci dulu.
Keenam, masuk ruangan. Behhhh.... Kali ini jantung bener-bener wow deh detakannya. Pas pertama menginjakkan kaki, langsung disambut dokter-dokter yang bilang, "Mau yang kanan atau yang kiri?" Aku bingung. Maksudnya apa? terus dokternya tanya lagi, "Yang ditusuk pengen tangan yang kanan apa yang kiri?" Dan aku baru mudeng. Ternyata untuk donor darah di sini, kita bisa memilih tangan yang mana.
Ketujuh, pengambilan darah. Waktu jarumnya uda siap, aku nutup mataku pake tangan kiri. Sambil nahan sakit, sambil mencegah kalo ada air mata yang keluar. Beneran, ini sakit banget. Tapi setelah itu, sakitnya hilang. Cuman diawal aja kok sakitnya. Selama proses pengambilan yang kira-kira 10 menit itu, aku mulai beradaptasi dan mengabadikan moment indah tersebut. Walaupun agak mual juga liat darah yang mengalir kayak air kran.
Narsis diantara Kesakitan yang Membahana
Kedelapan, konsumsi. hahaha.... Ini bagian yang paling menyenangkan. Nonton tv sambil menikmati hidangan, sambil mengatur aliran darah sedikit demi sedikit.
Kesembilan, pulang... Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat. Dan mendapat sembutan meriah dari keluarga. :')

Lega bisa donor darah. Walaupun ini bukan yang pertama, tapi tetep aja aku takut. Dan walaupun nanti sudah berkali-kali pun (aamiin), kayaknya aku juga masih takut deh. Dan kalo gag ada halangan, insyaAllah nanti tanggal 16 Januari aku ke sana lagi buat donor darah. Kalo aku mendapat keberanian, aku bakalan ngambil foto pas saat jarumnya nancep di tanganku. nanti aku share deh ke kalian...
Ohya, aku sempet sedih juga. Soalnya waktu aku donor darah, semua pendonor itu uda pada tua. Sekitar umur 30 tahun ke atas. Jadi aku yang paling muda di sana. Aku nyari-nyari, ini yang mahasiswa pada ke mana? Tapi gag apa-apa deh, mungkin besok mereka ke sini...

Sebenernya, donor darah gag sakit kok. Cuman aku aja yang penakut dan emang gag tahan sakit. Jadi, sakit dikit aja, menurutku sakit banget. Maksudku gini. Aku yang penakut aja, berani donor darah. Masak kalian yang pemberani gag mau donor darah?
So, jangan mikir-mikir lagi. Donor sekarang yaaa...
Ditungguin saudara-saudara kita tuh!!!
Ini kartu ku, mana kartu mu? :)

sumber : 1cak.com


-Semoga Menginspirasi-