Minggu, 29 April 2012

Selagi

Aku tertawa selagi bisa
Aku menangis selagi bisa
Aku menulis selagi bisa
Aku bernyanyi selagi bisa
Aku bermimpi selagi bisa
Aku berjuang selagi bisa
Aku berdoa selagi bisa
Aku bersujud selagi bisa
Aku mencintai selagi bisa
Aku membahagiakan mereka selagi bisa
Aku lakukan semua yang bisa ku lakukan
Selagi bisa
Selagi masih ada kesempatan
Selagi Tuhan belum melarangku
Aku hanya tidak ingin
menyesal di kemudian hari
Lalu berkata, "Andai ku mampu memutar waktu."

Apakah Benar Seperti itu?

aku takut, bahkan sangat takut. ya, aku takut jika afgan sombong. ketakutan yang aneh memang. tapi yasudahlah, kenyataannya, aku memang takut.
denger cerita anak2 afganisme tentang afgan, jadi ngeri sendiri. apakah benar afgan sesombong itu? tapi banyak juga yang bilang bahwa afgan baik banget, ramah, dan gag sombong pastinya. tapi aku denger kalo ada anak dari lampung mau ketemu afgan, tapi afgannya gag mau ketemu.
hmm...
ya, aku berharap dan sangat berharap kalo afgan gag sombong. karena aku pengen tetep ngefans dia.
waktu aku update status tentang afgan, terus ada yang komentar, 'Bintang hanya indah jika dipandang dari jauh."
Oh my gansyah. apa benar seperti itu? aku takut kamu beneran sombong.
ibuku juga bilang, "gunung itu bagusnya dari jauh. kalo dari deket ya jelek"
semua orang punya kekurangan. tapi aku berharap kekuranganmu bukan sombong.
yaa, tapi aku tetep dukung afgan kok. sampai kapanpun, sampai tak ada bukti nyata bahwa kamu benar-benar sombong.

Jumat, 20 April 2012

Konser Valentine Afgan di Surabaya

12 February 2012
Afgan konser di Surabaya. Di sana juga ada Andien, Panji (stand up comedy) dan satu lagi namanya lupa. Karena ada Afgan, jadi aku ngebet banget pengen nonton. Tapi sayang, tiketnya mahal. Mahal banget. Apalagi saat itu lagi repot-repotnya aku ngurusin ujian praktek. Jadi nggak ada cara buat nabung.
Tapi karena alhamdulillah aku punya akal meskipun akal bulus, jadi aku punya ide untuk ketemu Afgan TANPA DUIT.

Aku akhirnya nelpon Mas Umam, wartawan salah satu TV yang ada di Surabaya. Aku berharap dia bisa nyariin aku tiket gratisan atau apapun yang bisa membuat aku masuk ke konser itu. Dan, dia mau bantuin aku. Rencananya, aku mau ke sana dengan menyamar menjadi wartawan.

Waktu tiba, jam 7 malam aku berangkat ke Grand City. Berharap bisa wawancara dan foto dengan idola yang selalu aku banggakan itu. Dengan rasa gugup aku berangkat. Sampai sana, temen wartawanku baik banget. Dia langsung ngasih aku kamera buat ngeliput Afgan nanti. Tapi meskipun aku pernah jadi wartawan sekolah (wawancara kepala sekolah), tapi kali ini rasanya beda. Gugup dramatis.

Selain ngasih kamera, aku juga dikasih ID card yang bertuliskan PERS. Dan ini yang bikin aku bisa masuk ke konser yang megah itu dengan GRATIS. Lalu aku menyimpulkan. "Harga tiket 150ribu, akan menjadi gratis jika kita adalah wartawan."

Tapi ternyata...
Aku dikecewakan. Afgannya nggak mau diwawancara. Entah apa alasannya, namun itu sangat membuatku kecewa. Tujuanku ke sini cuman pengen ketemu Afgan. Dan buat apa kalau cuman nonton Afgan tanpa bisa ketemu Afgan? Buat apa nonton konsernya Afgan kalau cuman ngambil gambarnya, tapi nggak bisa ngobrol, wawancara, megang Afgan, ataupun foto bareng?
Aku juga sungkan sama Mas Umam. Pasti dia juga kecewa banget karena nggak bisa mempertemukan aku dengan Afgan. Padahal dia susah payah bantuin aku. Padahal untuk mendapatkan kartu pers itu susahnya minta ampun. Maaf ya Mas, Maaf.
Tapi yasudahlah. Suatu hari nanti, aku pasti bisa ketemu Afgan. Tentunya dengan caraku sendiri, dan dengan cara yang berbeda. Aamiin.
Dan hari itu adalah pertama kalinya nonton Afgan, meskipun dengan hati yang dongkol karena nggak bisa ketemu. :'(
Sabar Rav, nanti pasti ketemu kok. aamiin aamiin.........

Kamis, 19 April 2012

Inspirasiku

Kau lah inspirasiku
Melihatmu dari jauh
Sudah memberiku inspirasi
Mendengar suaramu meski tak secara langsung
Sudah memberiku inspirasi
Menyimak cerita mereka tentangmu
Sudah memberiku inspirasi
Tak dapat kubayangkan jika tanpamu
Terlalu banyak yang telah ku dapatkan darimu
Hingga membuatku hampir tak bisa hidup tanpamu
Meski terkadang luka yang kau beri
Kau masih inspirasiku
Meski kecewa yang sering ku dapat
Kau tetap inspirasiku
Meski keburukan dalam dirimu mulai keluar
Kau selalu menjadi inspirasiku
Kau bagaikan racun bagiku
Yang bisa membuatku lebih baik
Atau bahkan jauh lebih buruk
Sekarang, nanti, dan mungkin selamanya...
Kau masih tetap selalu menjadi inspirasiku
Sampai kapanpun
Sampai tak ada yang bisa kau lakukan untuk membuatku
terinspirasi...

Sabtu, 14 April 2012

Andai Penulis Menjadi Satu

Dia juga penulis.
Juga? mengapa aku menulis "juga"? yaa, anggap saja aku sudah menjadi penulis.
Dia yang aku maksud adalah seseorang, yang... belum bisa kusebutkan namanya. Namun aku selalu berharap bisa menyebut namanya secara langsung. Tanpa merasa canggung.
Dia. Bukan penulis novel, atau penulis asli. Yang pergi ke cafe, membawa laptop, dan terlihat sibuk. Bukan, dia bukan seperti itu. Hmm, agak rumit menjelaskan profesinya. Namun tidak serumit saat aku menebak isi hatinya. Well, dia tidak mengaku bahwa dia penulis. Seperti yang biasa aku lakukan. Padahal secara teknik, dia adalah penulis. Karena pekerjaannya, berkumpul dengan kertas, pena, dan... lingkungan.
Oke. Tidak begitu penting memikirkan apa profesinya saat ini. Tapi sekarang aku memikirkan, bagaimana jika penulis dipersatukan. Penulis pacaran sama penulis. Atau penulis menikah sama penulis.
Mari dibayangkan...
dari awal kenalan, pdkt, pacaran, menikah, bulan madu, punya anak, sampai tamat. nulisssss... terus.
Tiap tahun nerbitin buku bareng. Woww, that's so cool!!!
Kalo lagi bertengkar, pasti perang puisi. Haha...
Dikit-dikit nulis. Gila!!! Produktif banget.
apa lagi kalo keluarganya lebay. Kemana-mana bawa spidol, nyoret-nyoret di tembok.
Ini "Keluarga Sastra" atau "Keluarga Norak"??? Memang sulit dibedakan.
It's oke!!!
Aku hanya membayangkan betapa indahnya hidupku nantinya. Betapa bahagianya, hidup dengan puisi-puisi cinta. Dikelilingi syair-syair puitis. Merasa menjadi keluarga paling beruntung.
Berakhir tidaknya aku dan kamu. Aku selalu berharap yang terbaik.

Minggu, 08 April 2012

Sabtu, 07 April 2012

God, only God...
No promise, but always keep his promises...

Nungguin Yaaa???

Udah seminggu gag nge-blog. Apakah ada yang menunggu postinganku???
Jika iya, terima kasih dan maaf. Jika tidak, aku berharap kalian menungguku.
Seminggu ini aku gag nge-blog. Karena aku ingin menyepesialkan hariku untuk UNAS.
Kalau ada yang nungguin postinganku, harap bersabarlah. Haha...
(sok punya penggemar)
Bukan bukan. Bukan sok punya penggemar. Tapi aku emang pengen punya penggemar. Aku ingin setiap tulisanku dinanti oleh pembaca.
Pasti aku makin semangat nulis.
Eh, tapi kemarin ada yang bilang ke aku gini, "Tulisanmu bagus-bagus. Hampir tiap hari lho, aku buka blog mu"
Woww, speechless banget. Sumpah meen, aku terharu waktu ada yang bilang gitu. Gag nyangka juga, ada yang mau baca tulisanku. Aku kira, blog ini gag ada pengunjungnya. Aku kira cuman aku yang membaca blog ku.
Terima kasih, untuk kalian yang telah menyempatkan membaca.
Entah pembaca secara terang-terangan, ataupun sembunyi-sembunyi.
Aku tetap senang kalian membaca tulisanku.
Aku sempet mikir, apakah aku tetap menulis meski tak ada yang membaca tulisanku? Apakah semangatku akan terus ada meskipun tak ada yang berminat terhadap tulisanku?
Entahlah, tapi diawal aku menulis, aku hanya menulis untuk diriku sendiri.
Dan tak pernah ku sangka bahwa kalian (pembaca) lah, yang membuatku ingin menulis lagi, dan lagi...
Kalian membuatku semangat. :')
Kalian membuat percaya diriku bangkit.
Kalian membuat aku percaya bahwa dukungan, ada di manapun
Terima kasih...
Aku mencintai semua orang. Terlebih kepada mereka yang juga mencintaiku... :')