Sabtu, 20 Oktober 2012

Belum Sekarang, Sabar...

"Seharusnya, tanggal 20 Oktober 2012 itu, menjadi awal pertemuan kita. Ya, kalau saja kau tak menjadi bintang tamu di private wedding."
Tanggal 9 Oktober 2012, aku mendapat kabar bahwa Afgan akan ke Surabaya tanggal 20 Oktober. Aku bahagia, pasti. Tapi kebahagiaanku belum total begitu aku tau bahwa Afgan menghadiri private wedding. Yang namanya private, pasti tertutup. Terutama tertutup untuk Afganisme, mungkin.
Apapun tentang Afgan, aku tak mungkin menyerah begitu saja. Aku terus mencari info, di mana Afgan akan menjadi bintang tamu. Sebenarnya aku cuman butuh info lokasi tepatnya. Kalau aku sudah tau lokasinya, pasti aku bisa ketemu deh. Aku ada temen EO, wartawan, bahkan ketua Afganisme itu, temenku meeennn.... Apalagi itu acara private. Kalau saja aku berhasil masuk di acara itu, pasti aku akan memiliki Afgan seutuhnya. Tanpa harus berbagi, bahkan berebut dengan Afganisme lainnya. Tapi sayangnya, aku tidak mengerti Afgan di mana. Aku sudah mencari info. Menghubungi Tante Lola (mamanya Afgan), managernya Afgan, sopirnya Afgan, admin2, tapi gag ada yang mau ngasih tau. Rahasia katanya. Tapi ada juga yang bener-bener gag ngerti Afgan di mana.
Iya, iya, aku tau itu private wedding. Tapi kan... namanya usaha. #maksa
"Afgan... Apa kau tak mendengar jeritan hatiku? Tidakkah kau menyadari selama apa aku menunggumu? Kita berada di kota yang sama, dan radarku tak mampu menjangkaumu. Hatiku menangis, sedangkan hatimu tak merasa. MIRIS." #@L4Y
Intinya, hari itu aku gagal (lagi) bertemu Afgan. Tapi setidaknya, aku ada usaha.
Padahal aku berharap hari itu aku bisa ngasih hadiah buat Afgan yang sudah aku siapin sejak bulan February lalu. Tapi ya mau gimana lagi? Tuhan menundanya, dengan alasan yang aku belum mengerti.
Rencana Tuhan pasti indah. Akan ada saatnya nanti, aku pasti bertemu Afgan. Bertemu, bukan sekedar menonton konsernya maksudku.
Entahlah.., tapi aku juga tidak begitu mengerti sedalam apa rasaku ini. Namun yang perlu kalian tau, aku menulis ini sambil menangis.
Aku suka Afgan, dan Tuhan pasti lebih memahami arti "suka" itu. Aku tidak diam, aku tidak pasrah.
Dan Tuhan pasti membayar semua ketulusanku, air mataku, perjuanganku, dan doa-doaku selama ini. Semoga. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar