Kamis, 24 Oktober 2013

Sepele

... maaf, tak sengaja kubuka halaman terlarang itu lagi.

Tak ada yang kumulai. Semua terjadi begitu saja, tanpa sadar. Ingin diam, namun rasa keinginan lebih selalu datang bersamaan dengan sifat manusiawiku. Buku terlanjur kubuka. Dan aku tersenyum tanpa dituntun. Kau, jangan memberi penawaran apapun lagi, ya. Aku kepayahan menutup bukunya.

... maaf, aku lari untuk menjadi penipu

Sedih-bahagia dapat ditentukan dengan siapa kita bersama seseorang. Seharusnya, bersama seseorang yang kita harapkan keberadaannya, dapat membuatku membaik. Namun saat itu, mungkin aku sedang kalut. Jadi aku tidak sedang ingin dilihat. Dan juga, bukan kehadiranku yang ditunggu. Jadi aku pergi saja. Sambil memasang mimik tak suka, padahal ingin. Sepatu merah di depan perpustakaan. Terima kasih telah menyambutku, hingga aku tak jadi masuk.

... maaf, aku ingin tuli sebentar

Kau tahu bagaimana rasanya mendengarmu bercerita tentang seseorang yang selain aku? Aku senang melihatmu tertawa, antusias. Tapi tidak untuk kali ini. Jangan bicara lagi. Aku sudah menutup telingaku, tapi mengapa tetap kedengaran.

... maaf, aku membesar-besarkan hal sepele

Tapi bukan itu masalahnya. Aku hanya kecewa sebab selalu merasa bahwa ini hanya ada di pihakku. Kau tidak pernah merasa terjadi apa-apa. Akupun menunjukkan seolah tak ada apa-apa. Tapi setelah aku keluar lingkaran - semua memanas - sendiri - masih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar