Kepada seseorang yang katanya tidak menginginkan aku berada di sampingnya
Mungkin besok pagi
Nyaliku seberani warna sepatumu
Kalau menanti sampai nanti adalah takdiku, semoga aku tidak mati menunggu pagi
Jadikanlah aku sederhana
Sesederhana bagaimana aku bisa menulis puisi lebih mudah setelah bertemu denganmu
Tapi aku takut
Aku takut nyaliku tidak akan pernah seberani warna sepatumu hingga pagi-pagi berikut
Aku menulis, bukan untuk melaporkan hal-hal menyedihkan
Atau membuatmu malu ditatap orang-orang
Aku menulis agar aku tahu betapa indahnya sedih bila diubah menjadi puisi
Kadang-kadang, perlu menjadi sedih sebelum tahu pasti tentang arti pergi
Di bait-bait terakhir
Aku seperti memiliki kewajiban untuk menyelesaikannya
Namun aku khawatir
Mengucapkan banyak doa yang salah
Bait ketiga, baris ketiga, aku suka kalimatnya. Keren!
BalasHapus"Aku menulis agar aku tahu betapa indahnya sedih bila diubah menjadi puisi"
HapusHehehe.
Terima kasih banyak. Salam kenal. :))
Puisi ini, puisi ini keren banget.
BalasHapusAku inginkan untuk membuat puisi seperti ini.
Bisakah aku?
Mungkinkah aku bisa sebaik dirimu?
Setiap orang bisa menulis puisi. Rajin-rajin saja.
HapusTerima kasih sebelumnya. :))
puisinya bagu sekali dik....
BalasHapusboleh nanyak nggak? sejak kapan adik nulis puisi??
sudah pernah nyoba diikut lombakan belum??
Terima kasih.
HapusSejak 4 tahun yang lalu.
Dulu sering. Tapi setahun terakhir ini sudah jarang soalnya lagi coba2 bikin buku. hehe...
Salam kenal, Kak.
Terima aksih sudah mampir. :))