Kamis, 22 Mei 2014

Puisi yang Tidak Selesai

Kepada seseorang yang katanya tidak menginginkan aku berada di sampingnya
Mungkin besok pagi
Nyaliku seberani warna sepatumu
Kalau menanti sampai nanti adalah takdiku, semoga aku tidak mati menunggu pagi

Jadikanlah aku sederhana
Sesederhana bagaimana aku bisa menulis puisi lebih mudah setelah bertemu denganmu
Tapi aku takut
Aku takut nyaliku tidak akan pernah seberani warna sepatumu hingga pagi-pagi berikut

Aku menulis, bukan untuk melaporkan hal-hal menyedihkan
Atau membuatmu malu ditatap orang-orang
Aku menulis agar aku tahu betapa indahnya sedih bila diubah menjadi puisi
Kadang-kadang, perlu menjadi sedih sebelum tahu pasti tentang arti pergi

Di bait-bait terakhir
Aku seperti memiliki kewajiban untuk menyelesaikannya
Namun aku khawatir
Mengucapkan banyak doa yang salah


6 komentar:

  1. Bait ketiga, baris ketiga, aku suka kalimatnya. Keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Aku menulis agar aku tahu betapa indahnya sedih bila diubah menjadi puisi"
      Hehehe.
      Terima kasih banyak. Salam kenal. :))

      Hapus
  2. Puisi ini, puisi ini keren banget.
    Aku inginkan untuk membuat puisi seperti ini.
    Bisakah aku?
    Mungkinkah aku bisa sebaik dirimu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap orang bisa menulis puisi. Rajin-rajin saja.
      Terima kasih sebelumnya. :))

      Hapus
  3. puisinya bagu sekali dik....
    boleh nanyak nggak? sejak kapan adik nulis puisi??
    sudah pernah nyoba diikut lombakan belum??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Sejak 4 tahun yang lalu.
      Dulu sering. Tapi setahun terakhir ini sudah jarang soalnya lagi coba2 bikin buku. hehe...
      Salam kenal, Kak.
      Terima aksih sudah mampir. :))

      Hapus