Jumat, 01 April 2016

Aku dan Cerita yang Ingin Didengar

Pernah sekali aku menghubungimu - tentu saja setelah rasa rinduku sudah lama mendekam hebat - dengan tujuan mencari tahu kabarmu, kesibukanmu, kesehatanmu, dan sedikit jadwal kosong yang mungkin bisa kita gunakan. Tapi yang aku dapat hanya rasa bersalah karena telah menyita waktumu yang berujung pada sakit hati sendiri.

Aku bukan perempuan yang akan menyuruhmu memilih antara pekerjaan atau aku. Sebab aku jatuh cinta dengan lelaki super sibuk. Lelaki yang di dalam otaknya sudah tertanam tentang gambaran masa depan yang serba baik-baik saja. Lelaki yang memegang erat peribahasa "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian". Aku jatuh cinta. Jatuh cinta dengan lelaki yang berjuang keras bagaimana agar keluarganya nanti hidup dengan kenyamanan - meski di saat bersamaan, terus terang, aku mencemaskan masa muda yang kamu habiskan untuk masa depanmu.

Sebab bila aku memikirkan lelaki sepertimu yang terbiasa super sibuk, yang tidak menghabiskan waktu untuk basa-basi, apakah masih memerlukan aku di hidupnya? Teman bicara sepertiku, apakah masih dibutuhkan di kehidupan yang terlampau hening? Tanpa bermaksud merusak konsentrasimu, sungguh. Masih maukah mendengar tentang ceritaku? Cerita tentang pengikut instagramku yang tak kunjung bertambah, tentang jerawat yang semakin dahsyat bila aku memakai bedak agak tebal, dan tentang adegan-adegan di drama Korea yang entah kapan membuatku bosan. 

Kepadamu, dari aku dan ceritaku, apakah kamu mau mendengarnya? Hubungi aku segera setelah kamu membaca. Aku paham tentang batasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar