Selasa, 15 April 2014

Sajak : Anggap Saja

Bila tidak mudah bagimu untuk mengartikan dan melakukan sesuatu pada serangkaian huruf yang terlanjur kamu baca, biarkan aku menyarankanmu untuk berpersepsi lebih sederhana.

Anggap saja aku menulis karena sedang tidak ingin lupa bagaimana cara menulis. Atau anggap saja, aku sedang ingin dipuji berkat tulisanku. Barangkali itu lebih mudah.

Perihal tulisanku yang menurutmu tentangmu, anggap saja aku terinspirasi. Anggap saja aku kehabisan ide, namun tetap ingin menulis.

Anggap saja aku tidak mencintaimu. Karena memang tidak mungkin bagi seorang perempuan mencintai lelaki yang bahkan sudah jauh pergi sebelum sempat datang.

Anggap saja aku tidak sedang menunggumu. Karena tidak mungkin menunggu tanpa diberi janji apapun.

Aku hanya ingin menulis kemudian orang membacanya. Sebab aku tidak ingin hanya menyimpan puisiku, kemudian tervisual menjadi mimpi burukku. Sebab seberapapun indah puisi tertulis. Kesemuanya hanya menguap tak berarti bila hanya terlipat di bawah bantal.

Anggap saja aku menulis. Hanya menulis. Dengan perasaan datar, tanpa rasa sedih ataupun suka cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar