Rabu, 02 April 2014

Tempat Duduk Baris Dua

"Berapa banyak lagi perasaan yang kau hindari? Bertambah berapa lagi jumlah hati yang berusaha kau lindungi?"

"Aku hanya tak bisa berbuat semauku. Meski seharusnya aku sempurnakan bait sumbang pada puisiku."

Perempuan itu baru datang. Mengambil tempat duduk favoritnya; tempat duduk baris dua. Namun dia terkejut sebab ada laki-laki yang lebih dulu menempatinya. Masih tersisa 3 kursi di sebelah kanan laki-laki itu. Perempuan itu sempat bingung harus duduk di sebelah mana. Di samping persis laki-laki itu, atau memberi selisih satu bangku.

"Entah sejak kapan, berada di sampingmu - yang dulu sempat aku impikan, membuat tidak nyaman untuk sekarang ini."

Sekarang resmi ada bangku kosong di tempat duduk baris dua; di antara perempuan dan laki-laki itu.

"Bila jeda membuat kita lebih nyaman. Membuat paru-paru kita lebih leluasa menyerap oksigen. Membuat orang-orang tidak semakin sering berpersepsi. Biarlah aku yang merelakan diri untuk memberi jeda sendiri. Meski harus kosong dan terlihat mencurigakan."

Keganjilan ini akhirnya berakhir. Mungkin 1 jam, mungkin 2 jam. Perempuan itu tak lagi peduli. Sebab baginya, melihat laki-laki itu serius menulis, sudah sangat cukup untuk keadaan seperti ini.

Maaf, aku tak sekuat yang seharusnya
Maaf, aku tak setahan banting yang kau lihat
Aku lemah bila dicibir
Aku takut bila seseorang menjahatiku kemudian aku membalasnya

Sekarang aku menangis
Tidak menangis sebab tidak bisa duduk di sampingmu siang itu
Tidak menangis sebab tidak bisa menjadi orang pertama yang membaca tulisanmu
Tapi menangis sebab seharusnya kita bisa bersikap wajar di hadapan orang

Aku tidak bisa menghiburmu yang baru saja kehilangan sesuatu
Aku tidak bisa membantumu yang sedang menutupi sesuatu
Meski begitu, aku tetap ada walau tak harus terekam oleh matamu
Semoga cukup

Seperti malam sebelumnya, perempuan itu masih saja terjaga untuk memikirkan banyak hal.


Surabaya, 02 April 2014

Ravita
[Perempuan bermuka dua yang sudah yakin mencintaimu]

4 komentar:

  1. Keren, ga tau harus ngomong apa. Tapi ini keren. Jadi pengen bikin yang kayak gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Ayo, bikin ajah. Jangan lupa dishare.
      Salam kenal. :)

      Hapus
  2. keren banget, curahan hati nih kelihatannya :D
    mampir juga di blog gue ya http://didiefasolasidoo.blogspot.com/
    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah mampir. blogmu juga bagus lho.
      salam kenal juga :))

      Hapus