Rabu, 13 Agustus 2014

Be HAPPY!

be HAPPY!
Saat masih kecil, aku memiliki keinginan untuk melindungi orang lain, namun tidak bisa melakukannya. Atau terkadang, sama sekali tidak menyadari bahwa seseorang butuh dilindungi. Namun ketika sudah besar, ketika aku memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melindungi orang lain, aku terlalu banyak berpikir sebelum benar-benar memberikan perlindungan.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat sudah besar. Dan pilihan YA atau TIDAK selalu berebut untuk dipilih.

“Mendewasa dengan bijaksana.”
Apakah itu berarti tetap bahagia meski banyak yang menentang?
Atau menjaga perasaan orang lain meski terluka bisa disebut dewasa?
Apakah bekerja pagi sampai malam untuk suatu pihak tanpa peduli kesehatan juga bisa disebut dewasa?

Terus terang, aku canggung menemui diriku yang usianya berubah menjadi kepala dua hanya dengan tidur semalam. Seperti banyak yang bertanya, “Apa yang sudah kamu lakukan?” “Akan melakukan apalagi setelah ini?” “Sudah membahagiakan berapa orang?”. Kalau benar-benar ada yang bertanya, aku pasti gelagapan dengan penuh rasa bersalah.

Nyatanya, tumbuh besar dan harus dewasa, tidak semenggemaskan yang aku pikirkan saat masih kecil. Tapi apapun itu, bolehkan aku bahagia dengan apa yang aku lakukan? Dulu aku sempat bercita-cita untuk membahagiakan seluruh orang di dunia ini. Tapi aku sadar itu tidak mungkin. Karena aku akan tetap salah di salah satu mata bahkan saat aku berbuat baik.

Menjadi pemberani agar bisa melindungi orang lain.
Menulis tanpa mengusik kehidupan siapapun.
Menyayangi orang lain meskipun tak satupun yang memanggilnya sayang.
Tidak jadi pendendam meskipun mudah melakukannya.
Maafkan kesalahan orang lain meski seseorang tidak mudah meminta maaf.
Membantu orang lain meski pernah tidak terbantu.
Memberi kesempatan orang lain meski pernah mengemis agar diberi kesempatan.
Berbahagia.
Mendekati orang yang menjauh dan tidak punya teman karena orang seperti itu butuh lebih banyak pelukan.
Membantu orang yang dinilai jahat karena dia butuh lebih banyak kasih sayang.
Jangan memaksakan diri untuk membahagiakan semua orang. Nanti malah tidak bahagia.
Hidup dengan penuh kasih sayang.
Jangan lupa tersenyum!

Iya. Sebenarnya masih banyak lagi yang harus dilakukan. Tapi untuk saat ini, aku akan mendahulukan kebahagiaan. Aku akan belajar sambil berjalan.

Meski mudah marah, tapi aku tidak pernah sampai hati untuk membenci.
Selamat berusia dua puluh.
Bahagialah dengan mudah.

2 komentar: