"Kita nggak nyasar, kan?”
“Kalaupun iya, anggap saja
kita lagi jalan-jalan.”
Kalimat bodoh darimu manakah
yang tidak membuatku tenang?
“Kalau tiba-tiba kita nyasar
sampai Jepang, gimana?”
“Nanti aku ambilkan bunga sakura.”
Kalimat bodoh dariku manakah
yang tidak kau bahagiakan?
Bodoh.
Laju motor diiringi bunyi dari
mesin yang terlambat diservis. Begitupun punggungmu yang terus mengundang
kehangatan karena terlambat aku peluk.
Aku memutuskan turun
sebentar untuk menyelesaikan kebodohan ini. Setidaknya menghentikan motor ini
melakukan pelanggaran lalu lintas lebih banyak lagi.
Kali ini hanya tatapanmu
yang menemaniku berjalan. Telingamu berusaha mendengar dari jarak 5 meter. Kamu
hampir turun padahal aku sudah cukup. Aku berjalan kembali tetap ditemani
tatapanmu yang kali ini mengisyaratkan aku untuk lebih cepat.
Berlebihan.
“Kata Bapak tadi kita harus
putar balik dulu, terus perempatan belok kanan. Setelah ada pertokoan, lampu
lintas,…”
“Ya sudah kalau gitu kapan-kapan
saja ya, aku ambilkan bunga sakura.”
Hangat.
Kota Surabaya
Pertengahan tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar