Dan suatu hari, ada benjolan di kepalaku bagian belakang. Aku
gag tau kenapa ada benjolan di situ. Padahal aku gag pernah kebentur. Gag sakit
sih, cuman rasanya gag enak ajah. Awalnya aku cuek, tapi semakin hari benjolan
itu membesar dan rasa sakit mulai ada. Aku serch di internet tentang benjolan
di kepala. Dan banyak artikel mengerikan di sana tentang penyakit-penyakit gitu
deh… Sejujurnya, artikel itu membuat aku takut, dan kepalaku pusing. Aku juga takut
bilang ke Ibu tentang benjolan itu. Ya, aku takut di bawa Rumah Sakit. Dan, kenapa
tiba-tiba aku inget film “Surat Kecil untuk Tuhan”? Dan kenapa juga film itu
tayang difikiranku?
Lalu aku memutuskan untuk bertanya ke temen aku yang sekolah
kedokteran, yang dulu pernah praktek juga di rumah sakit, yang nge-tensi aku
waktu sakit asam lambung. Aku cerita tentang sakitku, dan Mas itu bilang mungkin
aku kecapekan. Ya, saat itu aku berdoa semoga aku hanya kecapekan. Dan yang
dikatakan artikel itu salah. Tetap positive thinking, Rav…
09 Agustus 2012, setelah 4 hari menderita dan mengabaikan
penyakit yang semakin besar dan semakin sakit itu, ternyata aku tidak tahan. Akhirnya
aku memutuskan untuk cerita ke ibu. Ibu mau membawa aku ke rumah sakit, setelah
buka puasa. Tuhan, kepalaku sakit banget. Tidur juga susah, sholat sambil
nangis. Dan jam 5 sore ayah pulang, tapi kata ayah sakitnya itu nggak apa-apa. Ayah
juga pernah sakit gitu waktu masih kecil. Dan kata ayah, besok pagi aja ke
dokternya. Jam 8 malam aku tidur, sambil nahan sakit tentunya. Setiap setengah
jam aku bangun, manggil ibuku. Ibuku datang, nidurin aku, sampai aku tidur. Dan
kejadian itu terjadi berulang-ulang. Ayah mau beli obat, fungsinya untuk
menahan rasa sakit, biar aku bisa tidur. Tapi aku gag mau minum obat. Biasalah,
cuman aku yang sakit, pengen sembuh tanpa minum obat. Aku melanjutkan tidur,
dan jam 1 malam aku nangis, manggil-manggil nama ayahku, sambil meresakan
kesakitan yang kebangetan itu. Dan akhirnya ayahku memutuskan untuk ke apotek
jam 1 malam. Ayahku bela-belain kayak gitu, biar aku bisa tidur. Terharu banget,
menyadari betapa ayahku menyayangiku. Tuhan, sayangilah kedua orang tuaku
seperti mereka menyayangiku. Aamiin. Lalu aku pun minum obat, setelah obat itu
dihancurkan di sendok dan diberi air. Minum obat itu perjuangan keras. Tapi ternyata
aku pun bisa tidur nyenyak tanpa merasakan sakit. Thanks, my excellent father
:*
Pagi tiba, dan aku ke dokter. Deg-degan banget. Oh ya, aku
gag dibolehin puasa dulu sama ibu. Sedih sih, gag bisa puasa (lagi) karena
sakit. Tapi gimana lagi? Aku uda nyampek di ruangan dokter. Aku diperiksa, dan
kata dokter, aku kena infeksi kelenjar rambut. Alhamdulillah. Tapi kata
dokternya, kalo obat uda sembuh tapi aku belum sakit, harus diperiksa lebih
lanjut.
Sampai rumah, aku buka internet dan search tentang infeksi
kelenjar rambut. Di situ ada artikel yang mengatakan kalau sakitnya tak sembuh
meski telah minum obat, maka harus di operasi, dan rambutnya digundul. Entahlah,
tapi lagi-lagi film “Surat Kecil untuk Tuhan” tayang difikiranku.
4 hari minum obat, benjolanku mengecil, dan sakitnya
berkurang. Alhamdulillah, waktu control, dokternya bilang aku uda sembuh.
Terima kasih Tuhan, atas kesembuhan ini. Maafkan aku yang
terkadang lupa menjaga kesehatan.
Untuk pembaca, baik pembaca rahasia ataupun tidak, jangan lupa jaga kesehatan juga yaa!!!
Untuk pembaca, baik pembaca rahasia ataupun tidak, jangan lupa jaga kesehatan juga yaa!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar