#Flashback
Surabaya, 13 Agustus 1994. Hari di mana aku terlahir di
bumi, setelah hampir 10 bulan berada di dalam kandungan. Entahlah, tapi saat
itu aku memang membuat ibuku resah karena tidak ada tanda-tanda bahwa aku ingin
keluar dari perut ibuku. Sampai-sampai catatan control kehamilan telah habis,
dan tak ada lagi tempat untuk mencatat. Dan akhirnya ibu memutuskan untuk
meminum obat perangsang dari dokter yang berfungsi untuk agar aku cepat keluar.
Hari telah tiba. Saat itu ibu, ayah, dan Mas Arik yang baru
berumur 2 tahun berada di rumah. Dan bersama-sama mengantar ibu ke rumah sakit
(RSI). Kita berangkat naik kendaraan yang telah dijanjikan tetanggaku beberapa
bulan sebelum aku dipaksa keluar dari perut ibuku.
Ibu telah berada di ruangan dan siap untuk melahirkan.
Dannnn… proses keluarnya aku sangat cepat, dan tidak terlalu sakit kata ibu.
Ibuku juga nggak pake dijahit itunya (ngomongin melahirkan, jadi ngeri
sendiri).
Aku sering mendengar cerita ibuku tentang aku. Walaupun
diulang-ulang, tapi aku gag pernah bosen. Yang paling aku inget, ibu pernah
bilang gini, “Kamu penakut sejak di dalam kandungan. Buktinya, mau keluar dari
perut ibu ajah lama, karna takut menghadapi dunia yang keras.” Ya, aku
membayangkan, betapa jengkelnya mengandung bayi selama 10 bulan. Tapi
setidaknya, aku tidak merepotkan dan tidak terlalu menyakiti saat aku
dikeluarkan?.
Aku biasa bercanda
sama ibuku, “Buk, harusnya ibu nahan aku diperut selama 4 hari lagi. Biar aku
lahir tepat hari kemerdekaan.” Ibu jawab, setengah jengkel, “10 bulan di perut
masih kurang???”
Weel, 18 tahun telah aku lalui. Banyak yang telah aku
terima, dan entah berapa banyak yang telah aku berikan. Terima kasih Tuhan,
diusia yang ke 18 ini, setidaknya aku ada perkembangan yang lebih baik.
Prestasi-prestasi itu, tak mungkin aku dapat tanpa campur tangan-Mu. Engkau juga
begitu baik kepada keluargaku. Hadiah-hadiah yang Kau beri,
kebahagiaan-kebahagiaan itu, terima kasih. Semoga diusia ini, aku semakin
dewasa, berkembang, produktif, semakin cantik hatinya, imannya, rejekinya,
parasnya, tidak pernah lupa menjaga kesehatan, dan yang paling penting, semakin
mampu untuk berbagi kebahagiaan untuk banyak orang. Aamiin… :’D
Terima kasih juga untuk semuanya, yang telah
hadir dalam hidupku, yang tidak pernah bosan membantuku. Untuk keluarga,
teman-teman, Afgan, readers, dan semuanya, kalian semangatku. Semoga kita bisa
bersama-sama mencapai kebahagiaan yaa… Aamiin…
:’D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar