Senin, 01 Juni 2015

Suatu Juni

Sebelum ada puisi-puisi dan lagu tentang bulan Juni, aku adalah salah satu perempuan yang berhitung
Perihal kepasrahan sampai ingatan yang tak tahu malu
Sebelum ada tanggal sakral bagi dua orang yang bahagia, aku adalah perempuan yang mempersiapkan hadiah
Membuat mereka bahagia mendengarkan doa dan nyanyianku

Aku rindu memberi ucapan tanpa kepayahan menembus dinding
Aku lupa cara bersalaman tanpa peduli dibunuh tatapan
Menjadi orang paling bahagia di bulan Juni, ingin kujaga sampai habis
Namun aku bukan orang yang bisa pura-pura tidak tahu

Terkadang aku membenci ingatanku yang mendadak berfungsi pada suatu yang tidak perlu diingat
Bulan Juni seharusnya tidak membuatku terlihat semakin bodoh
Menandai sebuah hari dan siap menyalahkan diri
Melupakan hari lain dengan menyangkal setiap air mata

Aku ingin tidak lagi berusaha memberikan senyum terbaik, atau menahan senyum terbahak-bahak
Bukankah senyum adalah ekspresi normal yang tidak untuk dibuat atau ditahan?
Begitupun bulan Juni yang kuharap dapat berjalan semestinya
Seperti saat puisi dan lagu belum diciptakan

Surabaya, 01 Juni 2015
Di atas bantal oranye pemberian seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar