Selasa, 19 Juli 2011

Tragedi Jempol Berdarah... (Edisi Ke-3)

Sakitku belum sembuh, tapi datang pertanyaan yang justru melemahkanku...
"Rav, kamu gag malu ta?"
Kalo ditanya malu, aku pasti malu...
Siapa yang gag malu ke sekolah pake sandal?
Siapa yang gag malu dilihatin seakan akan kaki ku cacat?
Siapa yang gag malu ke rumah sakit dengan penyakit yang sama?
Gag akan ada orang yang ingin sepertiku...
Aku sendiri juga enggan punya jempol seperti ini...
Tapi Tuhan yang menghendaki aku seperti ini...
Tuhan yang mengizinkan kaki ku terinjak...
Aku mau gimana lagi?
Apakah aku harus menangis?
Tapi air mata tak akan menyembuhkan luka ku...
Apakah aku harus minta tanggung jawab ke dia?
Nggak mungkin, justru aku yang harus bertanggung jawab atas kesalahan dia...
Apa aku harus marah?
Marah ke siapa? Ke kamu?
Aku tau kamu nggak bisa apa2...
Apakah aku harus menyuruhmu untuk minta maaf ke aku?
Tapi kata maaf mu gag berfungsi apa2...
Tapi setidaknya, tanya ke aku...
Tentang kabarku, keadaanku, setidaknya merasa bersalah...
Masak kalah sama yang lain...
Yang tidak bersalah, tapi pengertian...
Bukankah kamu terkenal sebagai orang yang bijak?
"Tapi dia kan gag sengaja, Rav..."
Iya, gag sengaja...
Emang aku yang salah...
Seharusnya waktu itu aku gag maen sepak bola...
Ya, terus salahkan aku...
Berapa lama kalian mengenal ku?
Apakah susah untuk hanya sekedar mengerti aku?
Hanya mengerti, cukup!



Aku tak dapat melakukan apapun selain berobat, berdoa...
Bukankah Tuhan yang menyuruh kita untuk segera berobat saat sakit?
Aku harus mengalahkan segala ketakutan ku...
Ini adalah ujian kesabaran terbesar dihidupku...
Yang aku tau, Tuhan bersama orang yang sabar...
Tuhan tidak akan bersama orang yang lari dari tanggung jawab...


Surabaya, 26 Mei 2011
04:21 p.m
Buku Harian Ravita - Share Smiles to All

Tidak ada komentar:

Posting Komentar