Jumat, 25 Mei 2012

Jika Berkeluarga Nanti, Ingatlah ini!

Mungkin terlalu jauh membicarakan ini. Tapi baca sajalah, aku yakin kalian pasti membutuhkannya.
Ini terinspirasi dari teman sekelasku. Awalnya gini...
Waktu itu ada pesta ulang tahun dadakan di rumah. Terlalu mewah bilang pesta. ya, anggap saja syukuran sederhana. Sangat sederhana. Sebenarnya gag kepikiran bikin ultah sweet seventeen. Tapi temenku maksa aku. Jadinya aku maksa ibuku deh...
Di syukuran itu, yang datang banyak banget, hampir sekelas. Padahal acaranya mendadak banget. Waktu itu lagi bulan puasa, jadi kita buka puasa di rumahku. Ibuku aja baru belanja ke pasar jam 9 pagi, setelah dapet sms dari aku.
Tapi aku seneng, temanku baik-baik.
Terus sekitar 2 minggu setelah syukuran, temenku ada yang sms, kurang lebih gini:
Dia : Rav, aku seneng datang di acara ulang tahunmu.
Aku : Terima kasih. Aku juga seneng kok, dateng di pesta ultahmu yang jauh lebih mewah itu.
Dia : Enggak Rav, aku lebih suka pestamu. Waktu aku di ultahmu, sebenernya aku pengen nangis. Soalnya aku iri lihat keluargamu yang rukun-rukun.
Aku : Gag boleh gitu! Di pestamu ada kue tart dari keluargamu, kamu juga pake baju bagus. Harusnya kamu bersyukur. Aku aja cuman pake baju biasa. Kue tart pun aku dapet dari temen-temen.
Dia : Enggak Rav, tapi acaramu lebih meriah...

Aku merinding baca sms itu. Antara seneng dan sedih. Seneng karena aku beruntung memiliki keluarga yang rukun. Sedih karena berpikir, "Kenapa dia tidak merasa sebahagia aku? Bukankah pesta ulang tahunnya jauh lebih serba ada dari pada aku?"
Aku semakin dewasa untuk berpikir. Terbukti bahwa kasih sayang orang tua jauh lebih dibutuhkan dari pada harta yang se-melimpah apapun.
Kasih sayang orang tua yang diberikan kepadaku, jauh lebih berharga dari pada kue tart, ataupun baju yang mewah itu. Ya, aku selalu bersyukur dengan apapun yang ada padaku. Terutama kasih sayang dari orang tua yang selalu tumbuh tanpa aku menagihnya.

Jadi, jika kita berkeluarga nanti, ingatlah ini!
1. Jika sudah berkeluarga nanti, berikan kasih sayang setulusnya untuk anakmu. Ingat, setulus mungkin. Tanpa kau ketahui, anakmu pasti mengerti mana yang tulus dan tidak.
2. Dengarkan apapun yang diinginkannya, tapi jangan semua kau turuti. Karena jika kau menuruti semua keinginannya, dia akan tumbuh sebagai anak yang "ngelamak."
3. Berikan apapun yang bisa kau berikan. Jangan membuatnya mengemis kepada orang lain.
4. Bagaimanapun juga, kasih sayang tulus orang tua tak akan mampu terbeli. Jadi, jangan terlalu sibuk bekerja. Meskipun nantinya anakmu bisa minum susu setiap hari, tapi ingatlah! Anakmu juga bisa haus kasih sayang.
5. Jadilah tempat curhat yang baik. Jangan sampai nanti anakmu curhat ke temannya, lalu rahasianya terbongkar. Kalau cuman terbongkar sih, it's ok lah! Kalau nanti anakmu ditusuk dari belakang sama temennya sendiri? Kan kasihan. (Kalau yang ini, aku lagi curhat beneran)
6. Dukungan dan motivasi. Selain kasih sayang, dukungan dan motivasi sangat diperlukan. Meskipun saat ini banyak berkeliaran mario teguh-mario teguh di luar sana. Tapi anakmu pasti membutuhkan dukungan dan motivasi dari orang tuanya sendiri.
7. Kalaupun nantinya Tuhan belum mengizinkanmu untuk karya harta, maka kau sendiri yang harus membuat hati anakmu menjadi lebih kaya.
8. Sayangilah anakmu. Mencium keningnya sebelum berangkat sekolah, baik juga dilakukan. Aku hanya khawatir jika nantinya anakmu minta dicum sama pacarnya sebelum waktunya. karena, sebagian besar anak yang pacaran sebelum waktunya, atau anak yang men-JABLAY kepada pacarnya, adalah anak yang haus kasih sayang orang tua. Jadi, secara tidak langsung, kau menjual anakmu sendiri.
9. Ajari dia untuk bersyukur. Tidak ada kehidupan yang sempurna. Tapi bersyukur membuat kita merasa.sempurna.

Jika berkeluarga nanti, aku harus mengingat kata-kataku. Mungkin saat ini kau menganggap ini tidak penting. Tapi nanti, kau pasti membutuhkannya.
Terima kasih, semoga menginspirasi.
This is it... Ravita Pinky Ways.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar