Minggu, 05 Mei 2013

Di Suatu Senja, Pada Waktu yang Salah

Senja saat itu pasti akan terasa sangat indah bila aku tidak menghancurkannya sendiri. Aku terlalu memusatkan pandanganku pada satu orang yang bahkan tidak pernah berpikir bahwa "aku ada". Iya. Aku selalu begitu. Terlalu menyempurnakannya. Melihatnya hingga larut, lalu mengalihkan pandangan bila dia tak sengaja menangkap mataku.

Saat itu aku sedang melihat dia yang sedang berdiri sambil sibuk dengan sesuatu yang sedang di tangannya. Aku bisa tersenyum kecil, dan jantungku bergejolak, hanya dengan memandang punggungnya.
Hingga tidak sengaja, aku melihat arah pandangan matanya yang tiba-tiba saja berpindah. Mungkin saat itu, baginya ada yang lebih menarik dari apa yang saat itu sedang dia genggam. Pandangannya pindah ke suatu sumber suara. Aku tidak tau apa yang sedang ada di dalam hatinya saat melihat seseorang itu. Namun aku begitu detail melihat expresinya yang saat itu sedang... bahagia. Entah sebahagia apa, namun expresi setiap orang yang sedang jatuh cinta, kurang lebih sama.

Aku yang beberapa menit lalu sangat bahagia, berubah drastis menjadi... bingung. Iya. Aku bingung. Mengapa aku masih saja mau bertahan dalam bahagia yang tidak nyata. Dia hanyalah sebuah mimpi. Dan sebuah mimpi, tidak akan pernah memimpikan sang pemimpi.

Seandainya aku tidak selama itu melihatmu
Seandainya aku tidak menangkap matamu yang melihat ke arahnya
Atau...
Seandainya aku memiliki upaya untuk bisa menjadi yang kau lihat


Aku melihatmu begitu tulus.
Kau melihanya, entah setulus apa.
Bukan salahmu.
Pun dari awal aku sudah tau konsekuensi jatuh cinta sendirian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar