Minggu, 22 Desember 2013

Kata #4

Ini bukan dongeng, atau fabel. Ini hanya sedikit cerita tentang lintah...

Semalam.., aku dan beberapa teman seperjuangan yang selalu mengaku "berani mati takut lapar" pergi ke pacet. Kita tracking, melewati dinginnya sawah yang penuh kabut. Sampai malam kita berada di sana.

Malamnya, kita juga tetap tracking. Dengan gerimis kecil-kecil, jalanan licin, jadi kita harus saling membantu satu sama lain dengan berpegangan tangan. Pada bagian ini, dalam hatiku bernyanyi (kemesraan ini, janganlah cepat berlalu~) *well* *skip*

Setelah selesai.., kita balik ke tempat awal. Lalu ada seorang teman yang heboh karena di kakinya ada lintah. Aku pun juga ikut teriak, heboh (tahu sendiri kan gimana aku). Dan aku baru tahu. Ternyata kalo habis ketempelan lintah, keluar darah lumayan banyak. Serem. Aku jadi parno. Alhasil aku ngecek kakiku, berharap nggak ada lintah di sana. Alhamdulillah. Tapi teman-temanku, kasian. Di badannya banyak banget lintah sampek berdarah-darah.

Aku masih ngeri dalam perjalanan pulang. Tapi di sisi lain, kenapa aku kasihan sama lintah, ya?

Di atas motor, sambil ngantuk, aku berpikir. Semisal aku dan teman-temanku tidak berada di sana, lintahnya makan apa. Lintah kan penghisap darah. Terus kalo nggak ada yang bisa dihisap, apa yang dilakukan oleh lintah?

Aku sedih. Tapi kalo darahku dihisap lintah, ya aku nggak mau.

Ah sudahlah. Kita memiliki hidup masing-masing, Aku dan lintah, ada baiknya tidak saling mencampuri urusan masing-masing.

Bye bye lintah. Jaga hidupmu baik-baik. Jangan mengganggu teman-temanku lagi, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar