Kamis, 16 Januari 2014

Kemudian Aku Yakin

"Bagaimana rasanya?"

"Beda. Aku tidak mengerti. Apa ini cinta?"

"Mengapa menanyaiku? Yang merasakan bukan aku."

"Atau mungkin aku sendiri yang lancang karena telah menyangkut-pautkan cinta yang padahal nafsu?"

"Aku tidak tahu harus memberitahumu, dan meyakinkanmu dengan cara apa lagi..."


Aku pernah bermimpi. Seandainya aku dan kamu mampu menjadi senyawa yang bila dipisah akan membuat dunia tak bersuara. Namun kata pernah, adalah sebuah kata yang cukup memberikan penjelasan bahwa kini tak ada lagi mimpi.Walaupun sisanya masih ada, tapi terus berkurang setiap harinya.

Sayang... (maaf aku memanggilmu sayang), semua ada masanya. Masa di mana aku benar-benar bertahan tanpa kepedulianmu, dan masa di mana aku harus menyelamatkan hatiku sendiri. Aku tidak membatasi perasaanku. Karena memang aku yang lebih dulu dibatasi oleh prinsip, kodrat, kelayakan, dan juga batas untuk menuju kediamanmu.

Aku hanya satu. Dari sekian banyaknya orang yang belum mengerti apa itu cinta. Sampai kemudian aku yakin, waktuku pergi telah tiba.

Sampai bertemu di lain cerita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar