Rabu, 01 Januari 2014

Selamat Berganti

"Di sini ramai. Di sana apa kabar?" Aku mengirimimu pesan singkat. Berusaha memberitahumu bahwa aku baik-baik saja - meski merayakan malam pergantian tahun bersamamu, melalui perantara.

"Sama. Di sini juga," katamu. Entah bagaimana ekspresimu saat membalas pesanku. Hanya mampu kuterka bahwa rasa kita sekarang sama. Seharusnya begitu.

"Mau berbagi resolusi untuk tahun baru?" aku berusaha memperpanjang obrolan.

"Boleh. Kamu duluan."

Kita bergantian menyebutkan mimpi-mimpi kita. Setiap mimpi yang kau sebutkan, selalu aku doakan agar cepat terkabul. Bahkan aku tak peduli tentang mimpiku sendiri. Sebab yang aku pikirkan, bahwa saat mimpimu tercapai, sama saja mimpiku yang tercapai.

Dari dulu sampai sekarang. Harusnya aku sudah sadar bahwa kita tidak benar-benar bersama. Jauh atau dekat tubuh kita. Artinya tetap sama. Kita jauh. Bukan apa-apa.

Bila tahun lalu kita bisa bercanda kecil walau lewat perantara alat komunikasi. Hari ini aku hanya membaca-baca percakapan kita yang dulu. Sambil membayangkan bahwa tahun ini kita melakukannya lagi.

Kamu berubah. Atau aku yang selalu berharap lebih atas dirimu?
Yang jelas aku tetap sama. Tetap menunggumu dan menyambutmu dengan tangan terbuka bila kau datang.
Bila tahun lalu kita bisa bercanda bersama. Tahun ini, siapa yang menemanimu? Keluarga, teman, atau seseorangmu? Siapapun itu, yang jelas tak ada lagi aku di sana. Kau pasti tahu itu.

Selamat tahun baru, untuk kamu yang masih jauh. Aku merindu. Boleh kamu mengirimiku pesan? Sebab tak mungkin aku memulainya lagi.

 
"Bila hariku berganti tanpa kamu di sisi. Biarkan aku hanya berlari ke belakang untuk menemui kamu yang dulu.Walau berupa bayangan."


#MengenangKamuSetahunLalu #FlashFiction #NulisBuku #MenulisMaraton #30Menit #BismillahSukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar