Sabtu, 22 Desember 2012

Antara Cinta dan Buah Salak

Setiap makan buah salak, tanganku selalu berdarah. Sebenarnya yang menyebabkan berdarah bukan karena makannya. Tapi karena proses mengupasnya. Sebelum mendapatkan cita rasa buah salak yang lezat, kita harus rela berdarah terlebih dahulu dalam prosesnya. Bukankah memang seperti itu alur kehidupan?
Meski tau akan berdarah, aku tidak ingin meminta tolong siapapun untuk mengupasnya. Dan tak ingin menggunakan alat apapun. Karena aku ingin bisa sendiri. Aku ingin belajar sendiri, tanpa ingin siapapun menggantikannya. Meski tau lagi-lagi berdarah, namun aku yakin suatu saat nanti, aku bisa menikmati buah salak tanpa harus berdarah...

Sama seperti mencintai...
Meski tau bahwa mencintaimu sudah pasti berdarah lebih dulu, bahkan mungkin sampai bernanah. Namun aku tetap ingin meneruskan, dan tak ingin siapapun menggantikan posisiku. Biarkan proses ini membuatku berdarah. Bukankah berdarah hanya terletak pada prosesnya? Jika cinta sudah kugenggam, maka luka akan menjadi langka, bahkan mustahil terjadi.
Karena suatu saat nanti, aku yakin, di saat aku benar-benar sudah belajar. aku tak akan menemukan luka yang membuatku berdarah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar