Sabtu, 29 Desember 2012

Antara Perasaan dan Imajinasi

Aku telah memutuskan untuk bercerita lagi tentangnya. Aku tau hatiku akan tersayat jika aku bercerita. Namun akan semakin tersayat jika aku memendamnya sendirian.
Aku masih di tempat yang sama. Ada kamu juga di sini, di hati dan pikiranku, enggan pergi.
Kali ini aku merasa, ada rasa yang sama di sana. Namun kenyataannya, aku tidak tahu. Karena belum ada yang memulai bicara.
Sejenak aku berfikir lagi. Mencoba untuk menyadarkan diri sendiri, atau semacam mengontrol diri yang sempat menaruh harapan lebih.
Dan aku tidak tau, aku berhasil atau tidak. Namun yang aku tau, aku tetap merasa hal yang sama.
Aku tak ingin berandai-andai. Namun jika rasa terlanjur ada, bahkan orang terhebat pun tak akan mungkin mampu menguasai. Sehebat apapun orang hebat berbohong, rasa tetaplah ada, dan tak mungkin mampu diminta pergi.
Aku, bisa saja berbohong kepada semua orang atas apa yang ada. Namun untuk cinta, aku membuat pengecualian.
Tentang imajinasi. Aku tidak tau apa dia berfungsi di saat-saat seperti ini. Namun sepertinya, perasaan sungguh menguat. Aku tidak ingin menggunakan imajinasiku kali ini. Aku ingin merasakannya saja.
Dan semoga, imajinasiku benar-benar tidak ikut campur. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar