Rabu, 16 Januari 2013

Ainun Habibie

Akhir-akhir ini lagi heboh banget film Ainun Habibi. Di mana-mana bahas film itu, dan aku jadi pengen ikutan bahas deh. Hmm, filmnya bagus sih. Tapi aku lagi gag pengen bahas filmnya, ataupun soundtracknya yang bagus banget . Aku juga gag pengen bahas dengan siapa aku nonton, dan dengan cara apa aku nontonnya. Aku pengen bahas dari sudut pandang yang berbeda. Aku ingin membahas, kenapa film itu bisa ada :)
Jadi kapan hari aku baca-baca, dan menemukan artikel tentang Pak Habibie.

"Waktu Ibu meninggal, hanya dalam waktu 7 atau 8 hari kemudian saya itu kejebak tengah malam jalan tanpa menggunakan sandal di dalam rumah seperti anak kecil nangis mencari ibunya. Dalam hal itu, tim dokter mengatakan, 'Pak Habibie itu namanya mengalami Psikosomatik malignant. Atau kalau tidak hati-hati dalam kesedihan ia bisa mengikuti jejak istrinya ke liang kubur'," Kata Habibie
Habibie pun mengatakan, "Kalau ingin menjadi sehat, ada 4 option yang diberikan. Pertama, masuk rumah sakit Psikiatri atau rumah sakit gila. Kedua, saya tinggal di rumah ada tim dokter datang. Ketiga, saya curhat. Curhat kepada kawan-kawan ibu, dokter, atau kawan-kawan saya yang dokter, atau siapa saja. Keempat, saya selesaikan sendiri di mana saya curhat kepada jiwa dan diri saya sendiri. Saya tulis, saya ambil option keempat".
“Film ini dibuat berdasarkan buku yang saya tulis. Alasan saya menulis buku karena saya harus keluar dari ‘black hole’ agar terhindar dari sesuatu yang tak boleh terjadi karena kesedihan. Setelah itu, saya pun bisa pindah ke dimensi baru,” kata Habibie.

Pak Habibie memilih opsi yang sangat tepat. Beliau memilih menulis untuk menyembuhkan sakitnya. Sekarang, tulisannya bisa bermanfaat banget buat banyak orang.
Terbukti, bahwa menulis itu menyembuhkan. Jadi kalau misalnya aku nulis tulisan sedih atau apapun, ya udah. Mending nikmati saja tulisanku, dan ambil hikmahnya. Menulis itu bisa menjadi bagian dari terapi kesedihan atau ungkapan isi hati, saat ada kalimat yang tak sanggup diungkapkan. Dari pada sedih dan nangis gag jelas. Kan lebih baik menulis. Bermanfaat, menghibur, menginspirasi, produktif dalam karya, bisa punya penggemar (aamiin), dan lain-lain.
Saya jadi ngefans sama Pak Habibie. Paling merinding waktu dengar beliau bilang, "Alasan saya menulis buku karena saya harus keluar dari ‘black hole’ agar terhindar dari sesuatu yang tak boleh terjadi karena kesedihan."
Berkat beliau, saya jadi nge-fans dan ada semangat lebih buat nulis. Yaaa, meskipun tulisanku belum se-fenomenal beliau, tapi percayaah akan keajaiban esok hari...

"Yang terpenting adalah bukan banyaknya kesedihan yang kita rasakan. Namun bagaimana kita mampu mengubah hal negatif menjadi positif."--Ravita's Quote :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar