Minggu, 03 Februari 2013

Dongeng Romantis Tentang Brutu Ayam

Ini tentang mitos yang sering aku dengar. Apa mitos ini juga ada di luar negeri? Entahlah. Tapi dalam pikiranku, ini hanya ada di sini. Sebuah mitos yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dunia medis, namun tetap saja aku percaya.
Well, sering aku mendengar larangan untuk tidak boleh makan brutu ayam, atau pantat ayam, atau ekor ayam. Alasannya, biar tidak gampang pikun/lupa. Dulu pertama aku dengar larangan itu waktu masih SD, waktu jaman aktif nya aku, dan selalu menanyakan hal baru dan apapun yang menurutku aneh. Aku sempat tanya ke Ibu, apa hubungannya pantat sama lupa?
Dan Ibuku, dengan bijaknya, berusaha sekuat tenaga agar aku percaya, mengatakan.
"Pantat ayam ada di belakang, dan itu berarti tentang penyesalan. Karena orang kalo menyesal, pasti selalu ingatnya belakangan. Dan penyesalan itu, salah satunya disebabkan karena lupa."
Entah jawaban itu nyambung atau tidak, tapi karena aku masuh kecil saat itu, jadi aku sudah sangat puas mendengar jawaban itu. Dan lebih tepatnya, aku takut makan brutu ayam. Takut tiba-tiba jadi pikun. Takut waktu bangun tidur, tiba-tiba nanya, "Aku ini siapa? Aku sekarang di mana?" Ya, aku tidak mau itu terjadi. Dan aku menjauhi brutu ayam, sejauh-jauhnya.
Entah benar tidaknya, namun itu hanyalah sebuah mitos yang didasari oleh kepercayaan turun-menurun. Yang akan terjadi, jika kita ikut percaya.

Tapi akhir-akhir ini.......
Pertanyaan bodoh menghantui pikiranku. Ada sebuah hasrat di mana aku ingin merasakan brutu ayam. Karena aku berfikir...
apakah jika aku makan brutu ayam, aku bisa lupa tentang kamu? Atau setidaknya, bisa lupa bahwa aku pernah mencintai kamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar